Sekelompok wanita di Belanda memperingati Hari Ibu yang jatuh pada 12 Mei dengan melakukan aksi jalan sebagai dukungan kepada para ibu Palestina di Gaza.

Wanita-wanita tersebut berkumpul di Lapangan Binnenrotte pada Minggu sambil membentangkan spanduk bertuliskan "Ibu-ibu menentang genosida", berjalan beriringan melewati pusat kota dan berkumpul di depan patung Ibu dan Anak sambil membawa boneka bayi yang dibungkus kain kafan berdarah.

Beberapa ibu melakukan aksi demo di depan kedai McDonalds, Starbucks dan Burger King, menyoroti penderitaan para ibu di Gaza.

Baca juga: Korea Utara dukung resolusi PBB berikan "hak dan keistimewaan" untuk Palestina
Baca juga: China dukung PBB peninjauan ulang Palestina, desak AS tidak hadang proses

Mereka menyerukan slogan melawan Israel termasuk "Stop membunuh para ibu" dan Ibu-ibu menentang bom."

Momen emosional terjadi setelah melakukan aksi jalan, dimana para peserta menceritakan penderitaan anak-anak dan ibu-ibu di Gaza.
Juru bicara aksi menyoroti hak para ibu dan anak-anak di Palestina untuk merayakan Hari Ibu, menekankan bahwa mereka tidak bisa melakukannya.

Seorang ibu asal Belanda Shirley Stout ikut dalam aksi tersebut menyertakan bayinya dan mengungkapkan solidaritasnya terhadap para ibu di Palestina.

Baca juga: Erdogan: Turki dukung Palestina dengan berikan lebih dari 45 ribu ton bantuan kemanusiaan

“Setiap hari, setiap jam, setidaknya dua ibu meninggal di sana. Anak-anak meninggal dan menjadi yatim piatu. Mereka kehilangan rumah dan keamanan. Bagaimana kita bisa merayakan (Hari Ibu) di sini sementara para ibu berdiri di sana sambil menggendong anak-anak mereka yang meninggal?” kata Stout.

Dia juga menekankan kewajiban untuk bersuara menentang genosida dan memboikot pihak-pihak yang mendanai genosida tersebut.

"Kita semua manusia, kita semua Palestina, dan mereka adalah anak-anak kita," sebut Stout, menggarisbawahi perlunya setiap orang untuk bersuara.

"Mereka semua ibu kita. Ini masa depan kita. Ini masa depannya (putri Stout). Ini untuk anak-anak kita. Semua anak-anak berhak hidup bebas dan bukan di bawah penjajahan," tambahnya.

Sumber: Anadolu

Pewarta: Yoanita Hastryka Djohan

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024