Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) RI menggelar webinar dengan tema bijak berinteraksi di media sosial yang diikuti oleh puluhan ribu pelajar tingkat SD hingga SMP se-Kota Sukabumi, Jabar pada Selasa.
"Kegiatan yang digelar di Gedung Harsa Sukabumi ini merupakan kerja sama antara Kemenkominfo RI dengan Dinas Pendidikan Kota Sukabumi ini tidak hanya dihadiri oleh puluhan ribu pelajar, tetapi juga para orang tua murid," kata Penjabat Wali Kota Sukabumi Kusmana Hartadji di Sukabumi.
Menurut Kusmana, kegiatan yang dilaksanakan oleh Kemenkominfo RI ini untuk meningkatkan pemahaman para pelajar dan orang tua murid mengenai hal-hal positif dalam berinteraksi di media sosial.
Seperti diketahui, perkembangan dunia digital tidak hanya berdampak positif, tetapi juga banyak negatifnya seperti penyalahgunaan medial sosial untuk menyebar konten kekerasan, pornografi maupun porno aksi, perundungan dan lain sebagainya.
Baca juga: Kemenkominfo-DPR RI suarakan nilai Pancasila dalam keluarga di media digital
Tentunya ini harus mendapatkan perhatian, jangan sampai para pelajar di Sukabumi "teracuni" oleh konten-konten negatif yang banyak ditemukan di media sosial serta peran orang tua pun sangat penting dalam membatasi anaknya bermain di dunia maya.
Kegiatan berbasis daring untuk segmen komunitas yang digelar selama empat jam dari pukul 08.00-12.00 WIB fokus terhadap materi terkait etika, cakap digital, aman serta etika digital.
"Kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka meningkatkan tingkat Literasi Digital 50 juta masyarakat Indonesia pada 2024 menuju Indonesia makin cakap digital," tambahnya.
Adapun narasumber pada webinar ini antara lain Co Founder dan Direktur PT Paberik Soera Rakjat La Rane Hafied dan Ananda Saadatul Maulidia selaku dosen dan Relawan Mafindo. Para narasumber pun memaparkan terkait dunia digital antara lain literasi digital.
Baca juga: Kemenkominfo generasi muda akan jadi tulang punggung Indonesia Emas 2045
Berdasarkan hasil survei, Indeks Literasi Digital Nasional pada 2022 naik sebesar 0,05 poin menjadi 3,54 dari capaian indeks di 2021. Ada tiga pilar yang meningkat yakni digital skill naik sebesar 0,08 poin, digital ethics naik sebesar 0,15 poin dan digital safety) naik 0,02 poin.
Sementara, digital culture menurun sebesar 0,06 poin. Pola pada pilar ini tidak mengalami perubahan dari tahun sebelumnya, secara umum urutan pada tiap indikator memiliki urutan yang sama walaupun terdapat kecenderungan penurunan pada tiap indikator
Seperti penyesuaian cara berkomunikasi agar kedua pihak tidak tersinggung mengalami penurunan dari 3,82 pada 2021 menjadi 3,81 di 2022. Sedangkan indikator dengan nilai indeks terendah cenderung mengalami kenaikan, seperti kebiasaan mencari tahu apakah informasi yang ditemukan di website benar atau salah naik dari 3,05 di 2021 menjadi 3,25 pada 2022.
Baca juga: Kemenkominfo luncurkan buku elektronik Pemiludamaipedia untuk pemahaman terkait Pemilu 2024
"Paparan materi dalam pelaksanaan kegiatan ini sendiri ialah merespon perkembangan dunia digital di era globalisasi ini kita harus memiliki etiket yang cakap dalam dunia digital serta berpikir ulang ketika akan berkomentar di media sosial," La Rane.
Selain itu, dalam penggunaan internet harus memiliki manajemen waktu dengan prinsip waktu adalah uang dan pedang, karena bisa jadi bermanfaat atau justru bisa membunuh. Keamanan digital salah satu hal yang perlu dilindungi seperti dengan menggunakan kata sandi yang sulit dan susah di tebak oleh orang lain.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024