Bekasi (Antara Megapolitan) - Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengintensifkan kegiatan evaluasi izin sejumlah proyek pembangunan yang terkait dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal).
"Hal ini dilakukan guna mengantisipasi keberadaan proyek pembangunan yang hanya mengakibatkan kerusakan terhadap lingkungan di sekitarnya," katanya di Bekasi, Jumat.
Menurut dia, evaluasi tersebut dilakukan dengan mendatangi sejumlah lokasi di Kecamatan Bekasi Selatan yang terkait dengan upaya penanggulangan banjir di area Galaxy.
Lokasi pertama yang didatangi Rahmat adalah saluran menuju Kali Bekasi di depan Perumahan Pondok Mitra Lestari.
Di lokasi ini, Rahmat yang melakukan peninjauan dengan didampingi sejumlah jajarannya mengecek kondisi saluran yang menampung air buangan dari area Galaxy menuju Kali Bekasi.
Rombongan selanjutnya bergerak menuju proyek kolam retensi baru yang tengah dalam pengerjaan pengembang Grand Galaxy City.
Saat memantau tandon seluas 1.800 meter persegi yang belum rampung dikerjakan itu, Rahmat mengkritisi fisik tandon yang dibangun lebih tinggi daripada permukaan jalan dengan kedalaman yang hanya berkisar 1,5 meter.
"Percuma kalau buat tandon seperti ini, hanya buang-buang uang saja. Sebab air pasti tidak akan mengalir ke kolam penampungan kalau posisinya lebih tinggi begini," katanya.
Rahmat menginstruksikan agar kedalaman polder tersebut dibuat lebih ditambah berikut luasan lahannya serta keberadaannya dibuat lebih rendah dari permukaan jalan.
"Dengan demikian air bisa mengalir, keberadaan tandon ini pun bisa menjadi solusi efektif kondisi banjir di wilayah sekitar sini," katanya.
Dari lokasi tersebut, rombongan kemudian bergerak menuju lokasi pembangunan apartemen Grand Kamala Lagoon.
Proyek tersebut dituding warga Perumahan Taman Cikas punya andil penting mengakibatkan perumahan setempat kerap dilanda banjir.
"Harus kami akui dampak banjir belakangan ini memang lebih besar daripada sebelumnya. Tingginya curah hujan yang ekstrim membuat berbagai solusi seperti pembuatan tandon menjadi tidak efektif karena keterbatasan daya tampung," katanya.
Rahmat mengatakan, keinginan pemerintah daerah untuk pengentasan banjir di area Galaxy ialah dengan membuat tandon berkapasitas tampung hingga 200.000 meter kubik.
Akan tetapi yang bisa terealisasi baru berkisar 128.000 meter kubik dikarenakan keterbatasan anggaran.
"Karena belum seimbang antara kapasitas tampung dengan volume air hujan yang tercurah, makanya banjir masih membayangi," katanya.
Melalui agenda pantauan keliling itu pula, Rahmat ingin mengetahui secara detail kebutuhan tandon yang ideal menampung curah hujan.
Solusi peningkatan tandonnya bisa dengan menambah kedalaman, memperluas, atau bahkan membuat tandon tambahan di lokasi baru.
(ADV/Humas Pemkot Bekasi).
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017
"Hal ini dilakukan guna mengantisipasi keberadaan proyek pembangunan yang hanya mengakibatkan kerusakan terhadap lingkungan di sekitarnya," katanya di Bekasi, Jumat.
Menurut dia, evaluasi tersebut dilakukan dengan mendatangi sejumlah lokasi di Kecamatan Bekasi Selatan yang terkait dengan upaya penanggulangan banjir di area Galaxy.
Lokasi pertama yang didatangi Rahmat adalah saluran menuju Kali Bekasi di depan Perumahan Pondok Mitra Lestari.
Di lokasi ini, Rahmat yang melakukan peninjauan dengan didampingi sejumlah jajarannya mengecek kondisi saluran yang menampung air buangan dari area Galaxy menuju Kali Bekasi.
Rombongan selanjutnya bergerak menuju proyek kolam retensi baru yang tengah dalam pengerjaan pengembang Grand Galaxy City.
Saat memantau tandon seluas 1.800 meter persegi yang belum rampung dikerjakan itu, Rahmat mengkritisi fisik tandon yang dibangun lebih tinggi daripada permukaan jalan dengan kedalaman yang hanya berkisar 1,5 meter.
"Percuma kalau buat tandon seperti ini, hanya buang-buang uang saja. Sebab air pasti tidak akan mengalir ke kolam penampungan kalau posisinya lebih tinggi begini," katanya.
Rahmat menginstruksikan agar kedalaman polder tersebut dibuat lebih ditambah berikut luasan lahannya serta keberadaannya dibuat lebih rendah dari permukaan jalan.
"Dengan demikian air bisa mengalir, keberadaan tandon ini pun bisa menjadi solusi efektif kondisi banjir di wilayah sekitar sini," katanya.
Dari lokasi tersebut, rombongan kemudian bergerak menuju lokasi pembangunan apartemen Grand Kamala Lagoon.
Proyek tersebut dituding warga Perumahan Taman Cikas punya andil penting mengakibatkan perumahan setempat kerap dilanda banjir.
"Harus kami akui dampak banjir belakangan ini memang lebih besar daripada sebelumnya. Tingginya curah hujan yang ekstrim membuat berbagai solusi seperti pembuatan tandon menjadi tidak efektif karena keterbatasan daya tampung," katanya.
Rahmat mengatakan, keinginan pemerintah daerah untuk pengentasan banjir di area Galaxy ialah dengan membuat tandon berkapasitas tampung hingga 200.000 meter kubik.
Akan tetapi yang bisa terealisasi baru berkisar 128.000 meter kubik dikarenakan keterbatasan anggaran.
"Karena belum seimbang antara kapasitas tampung dengan volume air hujan yang tercurah, makanya banjir masih membayangi," katanya.
Melalui agenda pantauan keliling itu pula, Rahmat ingin mengetahui secara detail kebutuhan tandon yang ideal menampung curah hujan.
Solusi peningkatan tandonnya bisa dengan menambah kedalaman, memperluas, atau bahkan membuat tandon tambahan di lokasi baru.
(ADV/Humas Pemkot Bekasi).
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017