Jakarta (Antara Megapolitan) - Pengamat Pariwisata dari Universitas Pancasila, Fahrurozy Darmawan mengatakan daya saing sektor pariwisata Indonesia masih perlu ditingkatkan.

"Saya mencatat masih ada pekerjaan rumah pemerintah dalam meningkatkan daya saing pariwisata," kata Fahrurozy disela-sela Seminar "Dinamika Pariwisata Internasional dan Peran Masyarakat" di Fakultas Pariwisata Universitas Pancasila Jakarta, Selasa.

Indonesia menempatkan diri di posisi ke-42 berdasarkan The Travel and Tourism Competitiveness Indeks, The Travel and Tourism Competitiveness Indeks, dengan catatan kita masih di bawah negara Singapura (13), Malaysia (26) dan Thailand (34).

Dalam laporan tersebut bidang kesehatan dan kebersihan, SDM, infrastruktur teknologi informasi komunikasi, keberlanjutan lingkungan dan infrastruktur pelayanan pariwisata masih dinilai sangat rendah oleh World Economic Forum.

"Kemajuan daya saing pariwisata Indonesia banyak disumbang beberapa faktor. Di antaranya peningkatan anggaran Kementerian Pariwisata yang besar dari tahun ke tahun, serta pembangunan infrastruktur yang massif pada era Presiden Joko Widodo," katanya.

World Economic Forum merilis The Travel and Tourism Competitiveness Indeks dan menempatkan Indonesia pada tahun ini masuk 50 besar dunia. Dengan peringkat daya saing di 50 besar diharapkan Indonesia meningkatkan kunjungan wisatawan asing dan meningkatkan devisa dari sektor pariwisata.

Menurut Fahrurozy, beberapa poin kuat yang meningkatkan daya saing seperti yang disebutkan pada laporan dua tahunan ini adalah sumber daya alam, harga yang kompetitif, prioritas pemerintah di sektor pariwisata, dan kebijakan visa yang mempermudah wisatawan asing untuk masuk ke Indonesia. Bahkan Laporan ini mencatat Indonesia adalah negara ke-2 terkuat di kebijakan Visa.

Pemerintah, lanjut dia, juga dinilai penting untuk mengatasi persoalan keberlanjutan lingkungan yang masih rendah dari laporan tersebut. Pemerintah harus segera berbenah untuk meningkatkannya.

Sebab, kata dia, salah satu daya tarik terbesar Indonesia adalah alam, hal ini terlihat dari nilai daya saingnya yang cukup besar, jadi jangan sampai modal ini berkurang daya saingnya ataupun sampai rusak.

"Momen peningkatan indeks daya saing pariwisata global ini harus menjadi bahan evaluasi bagi kita semua untuk terus berbenah demi peningkatan kesejahteraan seluruh masyarakat," ujarnya.

Pewarta: Feru Lantara

Editor : Feru Lantara


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017