Rektor Universitas Islam Makassar Muammar mengatakan bahwa Indonesia harus terhindar dari perpecahan di tengah masyarakat setelah Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

"Kebetulan sekali kita saat ini berada pada bulan Syakban. Bulan ke-8 tahun Hijriah ini berakar dari kata sya'bun berarti bangsa. Jadi, bisa dimaknai bahwa kekuatan suatu negara itu terletak pada persaudaraan serta kebangsaannya," kata Muammar dalam keterangan diterima di Jakarta, Rabu.

Menurut dia, persatuan tersebut hanya bisa terjadi di bawah naungan sosok pemimpin yang kuat. Pemimpin tersebut harus dapat memberikan pengaruh kepada masyarakat. Dengan demikian, masyarakat akan bersatu mendukung sosok pemimpin yang terpilih tersebut.

"Negara yang memiliki hampir 300 juta jiwa penduduk seperti ini tentu perlu ada pemimpin yang kuat melalui proses yang demokratis," ujarnya.

Proses demokrasi dalam melahirkan seorang pemimpin, lanjut dia, harus jauh dari unsur politik identitas.

Menurut dia, politik identitas hanya akan memicu perpecahan dan keberpihakan yang tidak sehat di antara masyarakat.

Oleh karena itu, masyarakat harus diedukasi terkait dengan politik identitas demi mencegah adanya perpecahan.

"Dengan begitu, publik makin tercerahkan dengan edukasi yang baik, sesuai dengan nilai-nilai yang ada pada agama, dan makin dewasa dalam melihat hubungan agama dengan politik," kata dia.

Peserta Pemilu 2024 terdiri atas 18 partai politik nasional, yakni (sesuai dengan nomor urut) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Gerindra, PDI Perjuangan, Partai Golkar, Partai NasDem, Partai Buruh, dan Partai Gelora Indonesia.

Pewarta: Walda Marison

Editor : Feru Lantara


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024