Puncak, selama ini dikenal sebagai salah satu kawasan wisata arus utama (mainstream) di wilayah selatan Kabupaten Bogor, Jawa Barat, dengan ciri khas berhawa sejuk.
Posisi geografis Puncak sendiri berada di wilayah dua daerah, yakni memanjang dari Kabupaten Bogor hingga Kabupaten Cianjur.
Meski dikenal secara nasional hingga mancanegara dengan ciri berhawa dingin sehingga menjadi tujuan utama kunjungan wisatawan nusantara dan mancanegara, namun masalah utama yang bisa disebut sebagai hambatan adalah kemacetan arus lalu-lintasnya.
Laporan media massa, khususnya televisi secara langsung dari kawasan Puncak, baik pada waktu-waktu khusus seperti liburan hari besar nasional maupun akhir pekan, sudah menjadi hal lazim dengan mengabarkan kondisi kemacetan.
"Justru kalau ada laporan media massa bahwa Puncak tidak macet, itu baru berita," seloroh Arbas, wartawan sebuah radio yang sering melaporkan perkembangan Puncak pada hari libur maupun akhir pekan.
Alhasil, meski mempunyai daya tarik dengan bertebarannya kawasan wisata, dengan beragam bentuk, namun Puncak yang selalu diwarnai dengan kemacetan arus lalu-lintas masih tetap menjadi pilihan wisatawan untuk berlibur.
Namun, bagi masyarakat yang sudah jenuh bahkan mulai terganggu dengan kemacetan Puncak sebenarnya cukup banyak pilihan alternatif untuk berlibur, termasuk dengan suasana hawa sejuk yang mengiringnya.
"Kawasan timur Kabupaten Bogor punya daya tarik wisata yang sebenarnya tidak kalah dari Puncak, dan itu bisa menjadi pilihan bagi masyarakat untuk datang dan berkunjung," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Bogor Drs Rahmat Surjana, M.Si, ketika memberikan paparan kepada wartawan pada kegiatan mengenali daerah wisata.
Data Jawa Barat Dalam Angka dari Pusdalitbang Pemprov Jabar (2016) mencatat pada 2015, gabungan kunjungan wisatawan mancanegara dan nusantara mencapai angka 4.158.825 orang, dengan rincian 139.826
orang asing, dan sebanyak 4.018.999 wisatawan dalam negeri.
"Kini, angkanya sudah menembus 8,7 juta orang," kata Rahmat Surjana.
Disbudpar menggagas program mengenali daerah wisata di sejumlah kawasan timur Kabupaten Bogor 2017 dengan melibatkan media massa, baik media umum serta kalangan "blogger".
Kunjungan dilakukan pada Selasa (7/3) hingga Rabu (8/3).
Objek wisata yang dikunjungi adalah Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Pancar di Kampung Ciburial, Desa Karang Tengah-Sentul, Kecamatan Babakan Madang, dan Hotel Lor In yang menyatu dengan sirkuit
Sentul.
Kemudian, wahana petualangan air "Water Kingdom" Mekarsari di Jalan Raya Cileungsi-Jonggol Km3, Kecamatan Cileungsi, Wana Wisata "Curug" (air terjun) Cipamingkis, di Desa Warga Jaya, Kecamatan Sukamakmur, dan wana wisata penangkaran rusa di Cariu.
Harmoni alam
TWA Gunung Pancar yang berfungsi sebagai hutan wisata berada di bawah pengelolaan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Wilayah I Provinsi Jawa Barat.
Guna meningkatkan pemanfaatan potensi kawasan TWA untuk kegiatan kepariwisataan dan rekreasi, pemerintah dapat memberikan hak pengusahaan pariwisata alam dalam bentuk Izin Pemanfaatan Pariwisata Alam (IPPA) dengan mengikutsertakan rakyat.
Hak pengusahaan pariwisata alam itu dapat dilakukan oleh koperasi, BUMN, perusahaan swasta dan perorangan.
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 54/Kpts-II/93 tanggal 8 Februari 1993 telah diberikan hak pengusahaan pariwisata alam berupa IPPA kepada perusahaan swasta nasional PT Wana
Wisata Indah (WWI) dalam rangka pengembangan kepariwisataan yang berwawasan lingkungan serta peningkatan kesejahteraan masyarakat.
"Kami diberikan hak pengusahaan pariwisata alam di Gunung Pancar seluas 447,5 hektare," kata Humas PT WWI Bayu Anwar Permana.
Pihaknya mengusung konsep harmoni alam dalam mengelola TWA itu.
Sejumlah fasilitas yang ditawarkan adalah layanan berkemah di lokasi dengan kesejukan alam, udara bersih, segar dan hijau hutan pinus khas Gunung Pancar, yang dihiasi hamparan batu alam.
Jenis perkemahan yang ada adalah "Super Camp" di beberapa lokasi, yakni di Bukit Batu Hijau yang berkapasitas 400 orang.
Kemudian, Bukit Batu Gade berkapasitas 350 orang, Lembah Hijau (150 orang), serta Lembah Pakis dan Bukit Batu Pandan dengan kapasitas 100 orang.
Selain TWA Gunung Pancar, dari kawasan Sentul juga dilengkapi dengan hotel Lor In, yang disebut General Manager (GM)-nya Heri Haryosa sebagai "hunian pertama di dunia", yang berhadapan dengan sirkuit balap.
"Kami minta doa dan dukungan masyarakat agar sirkuit Sentul bisa menjadi tempat penyelenggaraan balap sekaliber MotoGP sehingga kepariwisataan di Kabupaten Bogor, termasuk fasilitas hunian akan makin dikenal dunia," katanya.
Kemenpora dalam laman resminya pada Mei 2016 menyatakan bahwa akhirnya Presiden Joko Widodo, menetapkan Sirkuit Sentul yang akan menjadi tuan rumah pada balapan 2017 dengan catatan tidak boleh
membebani dana APBN, baik untuk renovasi maupun pembangunan insfrastruktur di lingkungan sekitar.
Terluas di Asia
Dari kawasan timur Kabupaten Bogor, tujuan wisata lain yang sedang dan terus berkembang adalah "Water Kingdom Mekarsari, sebuah wahana petualangan air, yang terletak di Mekarsari, Kabupaten Cileungsi.
"Sejak dibuka pada 12 Desember 2012 dengan luas area 5,6 hektare, wahana ini adalah yang terluas di Asia," kata Direktur Penjualan dan Pemasaran "Water Kingdom Mekarsari" S Widi Karyaningsih.
Konsep wahana itu menggabungkan prinsip bermain (play), pendidikan jasmani (physical education), olahraga (sport), rekreasi (recreation) dan ritme gerak manusia dalam zona kenyamanan (leisure).
Klaim terluas di Asia, menurut dia, karena di wahana tersebut juga terdapat danau, yang belum ada pada arena sejenis.
Sebanyak 12 wahana dan permainan yang disediakan di antaranya "Boomerang Slide", dengan panjang luncuran 118 meter dan tinggi menara 16 meter yang memacu adrenalin.
Kemudian, "Raft Slide" terpanjang di Indonesia, yang memiliki panjang luncuran 229 meter dan luncuran tanpa atap (open slide) 116 meter, dan menara peluncur setinggi 10,5 meter.
Sedangkan "Racer Slide" dengan panjang luncuran 50 meter dan tinggi menara 8,3 meter disediakan untuk keluarga yang ingin adu balap.
"Kami juga menyediakan fasilitas untuk bermain air bagi balita atau yang belum bisa berenang dengan aman dan nyaman," kata Widi Karyaningsih, dan menyebutkan di antaranya adalah "Kiddy Pool", Toddler Pool", dan "Octopus Splash Pool".
Curug Cipamingkis
Tidak kalah menarik dari objek wisata lain dari kawasan timur Bogor lainnya, adalah "Curug Cipamingkis".
Curug itu, merupakan area wisata yang dikelola oleh Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bogor bersama Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) setempat.
"Kami berkolaborasi dengan LMDH 'Puncak Mandiri' untuk pengelolaan wana wisatanya," kata Asisten Perhutani Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (Asper-BKPH) BKPH Bogor, yang mencakup Cipamingkis, Iyus Rusliana.
Ia merujuk empat pada Peraturan Pemerintah (PP) No 38 tahun 2007 tentang pembagian urusan pemerintah antara pemerintah pusat, pemerintah daerah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota.
Di antara isi PP itu yakni berupa pemberian izin usaha pemanfaatan kawasan hutan dan jasa lingkungan skala kabupaten/kota kecuali pada kawasan hutan negara pada wilayah kerja Perum Perhutani dengan konsep Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM).
PHBM bertujuan untuk meningkatkan peran dan tanggung jawab Perum Perhutani, masyarakat desa hutan dan pihak yang berkepentingan terhadap keberlanjutan fungsi dan manfaat sumber daya hutan, melalui pengelolaan sumberdaya hutan dengan model kemitraan.
Iyus menjelaskan wana wisata Curug Cipamingkis adalah air terjun yang indah dengan fenomena alam yang asri dan menyejukkan.
Beberapa fasilitas yang disediakan adalah "Jembatan Cinta", dan "Perahu Asmara", yang sering dipakai untuk swafoto, kolam dan taman Bratayudha, rumah pohon, area perkemahan "Camping Ground" untuk menginap, dan "Stones Garden".
Lokasinya berada di wilayah Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Cipamingkis BKPH Bogor, Perum Perhutani KPH Bogor.
Luas pengelolaan 16,50 ha dan akses menuju lokasi bisa menggunakan kendaraan roda empat dan sepeda motor.
Jalur yang bisa ditempuh, yakni bisa melalui: Cibinong-Sentul-Babakan Madang-Sukamakmur (40 km), kemudian
Bekasi-Jonggol-Sukamakmur (50 km), dan Cianjur-Cipanas-Hanjawar-Loji-Sukamakmur (17,5 km).
Penangkaran rusa
Di kawasan timur, masih ada satu lagi objek wisata lain, yakni penangkaran rusa di kawasan Cariu.
Walaupun dulu dikenal lokasinya masuk wilayah Kecamatan Cariu, namun kini berada di Desa Buanajaya, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Bogor, yang tidak jauh dari perbatasan dengan Kabupaten Cianjur.
Pengelolanya adalah Perum Perhutani Wilayah III Jabar, dengan luas lebih kurang 10 ha, termasuk di dalamnya dua ha lahan khusus bagi penanaman rumput untuk pakan satwa itu.
Populasi saat dibuka pada 1993 mencapai 100-an ekor, dengan jenis rusa Timor (Cervus timorenses), rusa bawean (Axis kuhli), dan rusa totol (Axis axis), namun saat ini hanya sekitar belasan.
Daya tarik di kawasan ini, rusa yang ada jinak sehingga masyarakat pengunjung sudah biasa berinteraksi.
"Pengunjung bisa memegang, memberi makan, dan juga dapat diajak swafoto," kata Ajum, salah satu pemandu dari pihak pengelola.
Untuk menuju lokasi penangkaran, memang sedikit membutuhkan nyali, karena harus melewati jembatan gantung sepanjang 16,6 meter yang hanya dapat menampung 10 orang maksimal ketika dilintasi yang terbuat dari bambu dan tergantug pada kawat baja yang melintasi Sungai Cibeet.
Di atas sungai yang merupakan bagian Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung itu bertebaran batu-batu alam ukuran besar, di sela-sela derasnya air.
Menurut Kasie Kerja Sama Disbudpar Kabupaten Bogor Reni Jumhartini, gagasan mengangkat potensi tujuan wisata dengan menggandeng media massa itu diharapkan semakin membuat Kabupaten Bogor dikenal, baik nasional maupun internasional.
"Tahun 2016 sudah kita mulai dengan mengangkat kawasan barat, dan kini di kawasan timur. Mudah-mudahan dengan ekspose positif, kepariwisataan di Kabupaten Bogor semakin maju lagi," katanya.
Jadi, kini wisatawan sudah punya cukup banyak pilihan untuk mengunjungi keindahan alam di Kabupaten Bogor, yang tidak harus di Puncak, dan wilayah timur adalah alternatifnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017
Posisi geografis Puncak sendiri berada di wilayah dua daerah, yakni memanjang dari Kabupaten Bogor hingga Kabupaten Cianjur.
Meski dikenal secara nasional hingga mancanegara dengan ciri berhawa dingin sehingga menjadi tujuan utama kunjungan wisatawan nusantara dan mancanegara, namun masalah utama yang bisa disebut sebagai hambatan adalah kemacetan arus lalu-lintasnya.
Laporan media massa, khususnya televisi secara langsung dari kawasan Puncak, baik pada waktu-waktu khusus seperti liburan hari besar nasional maupun akhir pekan, sudah menjadi hal lazim dengan mengabarkan kondisi kemacetan.
"Justru kalau ada laporan media massa bahwa Puncak tidak macet, itu baru berita," seloroh Arbas, wartawan sebuah radio yang sering melaporkan perkembangan Puncak pada hari libur maupun akhir pekan.
Alhasil, meski mempunyai daya tarik dengan bertebarannya kawasan wisata, dengan beragam bentuk, namun Puncak yang selalu diwarnai dengan kemacetan arus lalu-lintas masih tetap menjadi pilihan wisatawan untuk berlibur.
Namun, bagi masyarakat yang sudah jenuh bahkan mulai terganggu dengan kemacetan Puncak sebenarnya cukup banyak pilihan alternatif untuk berlibur, termasuk dengan suasana hawa sejuk yang mengiringnya.
"Kawasan timur Kabupaten Bogor punya daya tarik wisata yang sebenarnya tidak kalah dari Puncak, dan itu bisa menjadi pilihan bagi masyarakat untuk datang dan berkunjung," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Bogor Drs Rahmat Surjana, M.Si, ketika memberikan paparan kepada wartawan pada kegiatan mengenali daerah wisata.
Data Jawa Barat Dalam Angka dari Pusdalitbang Pemprov Jabar (2016) mencatat pada 2015, gabungan kunjungan wisatawan mancanegara dan nusantara mencapai angka 4.158.825 orang, dengan rincian 139.826
orang asing, dan sebanyak 4.018.999 wisatawan dalam negeri.
"Kini, angkanya sudah menembus 8,7 juta orang," kata Rahmat Surjana.
Disbudpar menggagas program mengenali daerah wisata di sejumlah kawasan timur Kabupaten Bogor 2017 dengan melibatkan media massa, baik media umum serta kalangan "blogger".
Kunjungan dilakukan pada Selasa (7/3) hingga Rabu (8/3).
Objek wisata yang dikunjungi adalah Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Pancar di Kampung Ciburial, Desa Karang Tengah-Sentul, Kecamatan Babakan Madang, dan Hotel Lor In yang menyatu dengan sirkuit
Sentul.
Kemudian, wahana petualangan air "Water Kingdom" Mekarsari di Jalan Raya Cileungsi-Jonggol Km3, Kecamatan Cileungsi, Wana Wisata "Curug" (air terjun) Cipamingkis, di Desa Warga Jaya, Kecamatan Sukamakmur, dan wana wisata penangkaran rusa di Cariu.
Harmoni alam
TWA Gunung Pancar yang berfungsi sebagai hutan wisata berada di bawah pengelolaan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Wilayah I Provinsi Jawa Barat.
Guna meningkatkan pemanfaatan potensi kawasan TWA untuk kegiatan kepariwisataan dan rekreasi, pemerintah dapat memberikan hak pengusahaan pariwisata alam dalam bentuk Izin Pemanfaatan Pariwisata Alam (IPPA) dengan mengikutsertakan rakyat.
Hak pengusahaan pariwisata alam itu dapat dilakukan oleh koperasi, BUMN, perusahaan swasta dan perorangan.
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 54/Kpts-II/93 tanggal 8 Februari 1993 telah diberikan hak pengusahaan pariwisata alam berupa IPPA kepada perusahaan swasta nasional PT Wana
Wisata Indah (WWI) dalam rangka pengembangan kepariwisataan yang berwawasan lingkungan serta peningkatan kesejahteraan masyarakat.
"Kami diberikan hak pengusahaan pariwisata alam di Gunung Pancar seluas 447,5 hektare," kata Humas PT WWI Bayu Anwar Permana.
Pihaknya mengusung konsep harmoni alam dalam mengelola TWA itu.
Sejumlah fasilitas yang ditawarkan adalah layanan berkemah di lokasi dengan kesejukan alam, udara bersih, segar dan hijau hutan pinus khas Gunung Pancar, yang dihiasi hamparan batu alam.
Jenis perkemahan yang ada adalah "Super Camp" di beberapa lokasi, yakni di Bukit Batu Hijau yang berkapasitas 400 orang.
Kemudian, Bukit Batu Gade berkapasitas 350 orang, Lembah Hijau (150 orang), serta Lembah Pakis dan Bukit Batu Pandan dengan kapasitas 100 orang.
Selain TWA Gunung Pancar, dari kawasan Sentul juga dilengkapi dengan hotel Lor In, yang disebut General Manager (GM)-nya Heri Haryosa sebagai "hunian pertama di dunia", yang berhadapan dengan sirkuit balap.
"Kami minta doa dan dukungan masyarakat agar sirkuit Sentul bisa menjadi tempat penyelenggaraan balap sekaliber MotoGP sehingga kepariwisataan di Kabupaten Bogor, termasuk fasilitas hunian akan makin dikenal dunia," katanya.
Kemenpora dalam laman resminya pada Mei 2016 menyatakan bahwa akhirnya Presiden Joko Widodo, menetapkan Sirkuit Sentul yang akan menjadi tuan rumah pada balapan 2017 dengan catatan tidak boleh
membebani dana APBN, baik untuk renovasi maupun pembangunan insfrastruktur di lingkungan sekitar.
Terluas di Asia
Dari kawasan timur Kabupaten Bogor, tujuan wisata lain yang sedang dan terus berkembang adalah "Water Kingdom Mekarsari, sebuah wahana petualangan air, yang terletak di Mekarsari, Kabupaten Cileungsi.
"Sejak dibuka pada 12 Desember 2012 dengan luas area 5,6 hektare, wahana ini adalah yang terluas di Asia," kata Direktur Penjualan dan Pemasaran "Water Kingdom Mekarsari" S Widi Karyaningsih.
Konsep wahana itu menggabungkan prinsip bermain (play), pendidikan jasmani (physical education), olahraga (sport), rekreasi (recreation) dan ritme gerak manusia dalam zona kenyamanan (leisure).
Klaim terluas di Asia, menurut dia, karena di wahana tersebut juga terdapat danau, yang belum ada pada arena sejenis.
Sebanyak 12 wahana dan permainan yang disediakan di antaranya "Boomerang Slide", dengan panjang luncuran 118 meter dan tinggi menara 16 meter yang memacu adrenalin.
Kemudian, "Raft Slide" terpanjang di Indonesia, yang memiliki panjang luncuran 229 meter dan luncuran tanpa atap (open slide) 116 meter, dan menara peluncur setinggi 10,5 meter.
Sedangkan "Racer Slide" dengan panjang luncuran 50 meter dan tinggi menara 8,3 meter disediakan untuk keluarga yang ingin adu balap.
"Kami juga menyediakan fasilitas untuk bermain air bagi balita atau yang belum bisa berenang dengan aman dan nyaman," kata Widi Karyaningsih, dan menyebutkan di antaranya adalah "Kiddy Pool", Toddler Pool", dan "Octopus Splash Pool".
Curug Cipamingkis
Tidak kalah menarik dari objek wisata lain dari kawasan timur Bogor lainnya, adalah "Curug Cipamingkis".
Curug itu, merupakan area wisata yang dikelola oleh Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bogor bersama Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) setempat.
"Kami berkolaborasi dengan LMDH 'Puncak Mandiri' untuk pengelolaan wana wisatanya," kata Asisten Perhutani Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (Asper-BKPH) BKPH Bogor, yang mencakup Cipamingkis, Iyus Rusliana.
Ia merujuk empat pada Peraturan Pemerintah (PP) No 38 tahun 2007 tentang pembagian urusan pemerintah antara pemerintah pusat, pemerintah daerah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota.
Di antara isi PP itu yakni berupa pemberian izin usaha pemanfaatan kawasan hutan dan jasa lingkungan skala kabupaten/kota kecuali pada kawasan hutan negara pada wilayah kerja Perum Perhutani dengan konsep Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM).
PHBM bertujuan untuk meningkatkan peran dan tanggung jawab Perum Perhutani, masyarakat desa hutan dan pihak yang berkepentingan terhadap keberlanjutan fungsi dan manfaat sumber daya hutan, melalui pengelolaan sumberdaya hutan dengan model kemitraan.
Iyus menjelaskan wana wisata Curug Cipamingkis adalah air terjun yang indah dengan fenomena alam yang asri dan menyejukkan.
Beberapa fasilitas yang disediakan adalah "Jembatan Cinta", dan "Perahu Asmara", yang sering dipakai untuk swafoto, kolam dan taman Bratayudha, rumah pohon, area perkemahan "Camping Ground" untuk menginap, dan "Stones Garden".
Lokasinya berada di wilayah Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Cipamingkis BKPH Bogor, Perum Perhutani KPH Bogor.
Luas pengelolaan 16,50 ha dan akses menuju lokasi bisa menggunakan kendaraan roda empat dan sepeda motor.
Jalur yang bisa ditempuh, yakni bisa melalui: Cibinong-Sentul-Babakan Madang-Sukamakmur (40 km), kemudian
Bekasi-Jonggol-Sukamakmur (50 km), dan Cianjur-Cipanas-Hanjawar-Loji-Sukamakmur (17,5 km).
Penangkaran rusa
Di kawasan timur, masih ada satu lagi objek wisata lain, yakni penangkaran rusa di kawasan Cariu.
Walaupun dulu dikenal lokasinya masuk wilayah Kecamatan Cariu, namun kini berada di Desa Buanajaya, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Bogor, yang tidak jauh dari perbatasan dengan Kabupaten Cianjur.
Pengelolanya adalah Perum Perhutani Wilayah III Jabar, dengan luas lebih kurang 10 ha, termasuk di dalamnya dua ha lahan khusus bagi penanaman rumput untuk pakan satwa itu.
Populasi saat dibuka pada 1993 mencapai 100-an ekor, dengan jenis rusa Timor (Cervus timorenses), rusa bawean (Axis kuhli), dan rusa totol (Axis axis), namun saat ini hanya sekitar belasan.
Daya tarik di kawasan ini, rusa yang ada jinak sehingga masyarakat pengunjung sudah biasa berinteraksi.
"Pengunjung bisa memegang, memberi makan, dan juga dapat diajak swafoto," kata Ajum, salah satu pemandu dari pihak pengelola.
Untuk menuju lokasi penangkaran, memang sedikit membutuhkan nyali, karena harus melewati jembatan gantung sepanjang 16,6 meter yang hanya dapat menampung 10 orang maksimal ketika dilintasi yang terbuat dari bambu dan tergantug pada kawat baja yang melintasi Sungai Cibeet.
Di atas sungai yang merupakan bagian Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung itu bertebaran batu-batu alam ukuran besar, di sela-sela derasnya air.
Menurut Kasie Kerja Sama Disbudpar Kabupaten Bogor Reni Jumhartini, gagasan mengangkat potensi tujuan wisata dengan menggandeng media massa itu diharapkan semakin membuat Kabupaten Bogor dikenal, baik nasional maupun internasional.
"Tahun 2016 sudah kita mulai dengan mengangkat kawasan barat, dan kini di kawasan timur. Mudah-mudahan dengan ekspose positif, kepariwisataan di Kabupaten Bogor semakin maju lagi," katanya.
Jadi, kini wisatawan sudah punya cukup banyak pilihan untuk mengunjungi keindahan alam di Kabupaten Bogor, yang tidak harus di Puncak, dan wilayah timur adalah alternatifnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017