Perusahaan transportasi luar angkasa SpaceX pada Kamis sukses melakukan peluncuran untuk mengirim satelit milik NASA senilai hampir 1 miliar dolar (sekitar Rp15,6 triliun) ke orbit untuk memonitor kesehatan Bumi, dari laut hingga atmosfernya.
Selain itu, NASA atau badan penerbangan dan antariksa Amerika Serikat itu juga menyebut bahwa satelit tersebut akan dapat menyediakan data penting untuk membantu memerangi perubahan iklim.
Satelit yang bernama PACE itu telah diluncurkan dengan roket Falcon 9 milik SpaceX, setelah beberapa kali peluncurannya terancam batal dalam berbagai kesempatan sebelumnya.
Baca juga: NASA siap luncurkan roket dari Australia utara untuk studi ilmiah
Setelah mencapai orbit yang tepat, PACE akan memulai pengamatannya di atas Stasiun Luar Angkasa Internasional.
Satelit itu akan mengumpulkan data tentang aerosol dan awan, memindai Bumi setiap dua hari untuk menganalisis komposisi kimia, pergerakan dan interaksinya.
Misi PACE NASA bertujuan untuk mengeksplorasi lingkungan di Bumi dengan mempelajari kesehatan laut, kondisi atmosfer, dan ekosistem.
Baca juga: NASA luncurkan teleskop James Webb untuk meneliti pembentukan bumi
Proyek itu akan memantau plankton, aerosol, awan, dan kondisi lautan untuk memahami lebih baik interaksi dan pengaruhnya terhadap iklim planet dan kesehatannya secara keseluruhan.
Para ilmuwan menyatakan bahwa data PACE akan memberikan wawasan penting mengenai dampak aerosol pada pembentukan awan dan membedakan berbagai jenis awan.
Memahami faktor-faktor tersebut sangat penting untuk menafsirkan perubahan iklim dan perubahan kualitas udara, demikian NASA.
Baca juga: NASA akan daratkan robot penjelajah es di Kutub Selatan Bulan
Selain itu, data dari polarimeter PACE akan menyempurnakan model iklim dengan memberikan informasi atmosfer yang lebih akurat, menggantikan model perkiraan yang ada saat ini dengan pengukuran langsung.
Data polarimetri baru tersebut juga akan memberikan wawasan real time (waktu nyata) atau langsung mengenai polusi udara.
Sumber: Anadolu
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024
Selain itu, NASA atau badan penerbangan dan antariksa Amerika Serikat itu juga menyebut bahwa satelit tersebut akan dapat menyediakan data penting untuk membantu memerangi perubahan iklim.
Satelit yang bernama PACE itu telah diluncurkan dengan roket Falcon 9 milik SpaceX, setelah beberapa kali peluncurannya terancam batal dalam berbagai kesempatan sebelumnya.
Baca juga: NASA siap luncurkan roket dari Australia utara untuk studi ilmiah
Setelah mencapai orbit yang tepat, PACE akan memulai pengamatannya di atas Stasiun Luar Angkasa Internasional.
Satelit itu akan mengumpulkan data tentang aerosol dan awan, memindai Bumi setiap dua hari untuk menganalisis komposisi kimia, pergerakan dan interaksinya.
Misi PACE NASA bertujuan untuk mengeksplorasi lingkungan di Bumi dengan mempelajari kesehatan laut, kondisi atmosfer, dan ekosistem.
Baca juga: NASA luncurkan teleskop James Webb untuk meneliti pembentukan bumi
Proyek itu akan memantau plankton, aerosol, awan, dan kondisi lautan untuk memahami lebih baik interaksi dan pengaruhnya terhadap iklim planet dan kesehatannya secara keseluruhan.
Para ilmuwan menyatakan bahwa data PACE akan memberikan wawasan penting mengenai dampak aerosol pada pembentukan awan dan membedakan berbagai jenis awan.
Memahami faktor-faktor tersebut sangat penting untuk menafsirkan perubahan iklim dan perubahan kualitas udara, demikian NASA.
Baca juga: NASA akan daratkan robot penjelajah es di Kutub Selatan Bulan
Selain itu, data dari polarimeter PACE akan menyempurnakan model iklim dengan memberikan informasi atmosfer yang lebih akurat, menggantikan model perkiraan yang ada saat ini dengan pengukuran langsung.
Data polarimetri baru tersebut juga akan memberikan wawasan real time (waktu nyata) atau langsung mengenai polusi udara.
Sumber: Anadolu
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024