Sigi, Sulteng, (Antara Megapolitan) - Sedikitnya 5.500 mangkok sayur kelor tersaji di atas meja pada Festival Sayur Kelor yang digelar masyarakat Desa Lolu, Kecamatan Biromaru, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Minggu.

Festival unik yang baru pertama kali digelar untuk memeringati HUT ke-55 desa tersebut tidak sekadar menyosialikasikan kelor sebagai lauk bergizi bagi warga di lembah Palu, tetapi juga mengandung nilai historis.

"Jumlahnya pun cukup melimpah karena kelor tumbuh subur di lembah Palu," ujar Kepala Desa Lolu Himran Latjedi saat memberi sambutan pada pembukaan festival yang dihadiri oleh Wabup Sigi Paulina dan Asisten I Pemprov Sulteng Hidayat Lamakarate itu.

Himran mengatakan pihaknya sangat berkeinginan menjadikan sayur kelor sebagai ikon kuliner di desanya. Karena itu festival tersebut digelar bukan untuk sekali ini saja, melainkan juga diharap pada momen-momen penting mendatang dan di tingkat pemerintahan yang lebih tinggi.

"Di tingkat desa saja festival seperti ini bisa digelar, masa di tingkat yang lebih tinggi seperti kabupaten atau provinsi tidak bisa dilaksanakan,¿ujar Karomu, salah seorang warga yang ikut hadir dalam festival yang digelar di lapangan Desa Lolu.

Wakil Bupati Paulina mengaku sangat mengapresiasi adanya festival sayur kelor itu. Menurutnya, festival itu setidaknya mencoba mengangkat kekhasan budaya local, terutama kulner khas.

"Kalau ada lombanya ini festival, secara pribadi saya ingin turut berpartisipasi dengan member hadiah bagi pemenangnya. Ini penting, karena siapa tahu dengan kegiatan ini nama Kabupaten Sigi bisa lebih terangkat lagi,¿ sebut Paulina.

Apresiasi seperti itu juga dikemukakan Asisten I Bidang Pemerintahan Pemprov Sulteng Hidayat Lamakarate bahwa festival itu sangat sejalan dengan keinginan pemerintah Suleng untuk menjadikan kelor sebagai salah satu kuliner khas Sulteng.

Ia mengungkapkan, beberapa waktu lalu, Pemprov Sulteng bahkan menggelar kegiatan pemecahan rekor Muri dengan membuat sekitar 250 makanan yang bebahan dasar dari kelor.

Tak hanya itu, katanya, Gubernur Sulteng telah mengajukan proposal untuk mematenkan kelor sebagai makanan khas Sulteng.

Meskipun sempat diguyur hujan, suasana festival berlangsung cukup semarak. Sedikitnya ada 19 RW dan RT yang mengambil bagian dalam festival tersebut dengan menyediakan sayur kelor untuk disantap bersama.

Keseluruhan sayur kelor yang tersaji itu berjumlah sedikitnya 5.500 mangkok. Jumlahitu sesuai dengan semangat HUT desa tersebut yang memasuki usia ke-55 tahun.

Pewarta: Rolex Malaha

Editor : Andi Firdaus


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017