Cikarang, Bekasi (Antara Megapolitan) - Anggota Komisi III DPR RI, Daeng Muhammad meminta aparat kepolisian mengusut tuntas pembangunan gedung SMA Negeri 1 Muaragembong yang roboh pada Selasa (28/2).

"Bangunan sekolah yang roboh ini baru diperbaharui pada 2014, dan seharusnya dapat bertahan selama 20 tahun. Tetapi karena kontruksi bangunan diduga asal-asalan membuat sekolah tersebut roboh," katanya.

Selain itu katanya juga meminta dinas terkait maupun pemborong yang membangun gedung sekolah tersebut agar bisa bertanggungjawab atas peristiwa tersebut.

Dari data yang telah diidentifikasi korban sebelumnya berjumlah 20 orang menjadi 28 jiwa yang tertimpa bangunan atap berbahan baja ringan dan genteng.

Namun 26 korban saat terjadi atap roboh sudah dilakukan antisipasi dini dengan membawa ke puskesmas terdekat agar mendapatkan perawatan.

Sedangkan dua orang diantaranya harus dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Bekasi karena mengalami luka parah.

Ia menambahkan dalam kejadian ini seharusnya Pemerintah Provinsi Jawa Barat segera turun untuk melakukan pemantauan dan menyambangi korban sekolah atap roboh.

Dikarenakan dalam penanganannya sudah menjadi kewenangan pemerintah provinsi dan bukan daerah.

"Itu cukup disayangkan, seharusnya pemerintah cepat mengambil keputusan guna memberikan solusi terbaik," katanya.

Sementara itu Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, H. Daris menyatakan turut berduka atas musibah ambruknya atap bangunan SMA Negeri 1 Muaragembong yang mengakibatkan puluhan siswa kelas X terluka.

Seharusnya kejadian itu tidak perlu terjadi, dan harus diusut tuntas agar pelaku jera. Ini juga dapat menjadikan pembelajaran bagi dinas setempat dalam melakukan pengawasan setiap pembangunan.

"Belum lagi di kita masalah kurang ruang kelas baru, kurang bangku sekolah dan juga PPDB online yang selalu menjadi masalah," katanya.

Pewarta: Mayolus Fajar D

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017