Bekasi (Antara Megapolitan) - Wakil Wali Kota Bekasi, Jawa Barat, Ahmad Syaikhu mengatakan tanggung jawab perbaikan jembatan Kali Bekasi di Jalan Cipendawa, Kecamatan Rawalumbu, ada pada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

"Kami sudah melaporkan kejadian ini kepada Kemen PUPR melalui Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane (BBWSCC) sebagai pihak yang bertanggung jawab terhadap Daerah Aliran Sungai (DAS) Kali Bekasi," katanya di Bekasi, Selada.

Hal itu dikatakannya saat melakukan inspeksi ke lokasi kejadian bersama dengan jajaran Dinas Pekerjaan Umum Kota Bekasi serta petugas kelurahan dan kecamatan setempat.

Menurut dia, selama proses perbaikan berlangsung, pihaknya telah menutup akses Jalan Cipendawa untuk jalur yang mengarah ke Pondokgede Permai dan sekitarnya karena dianggap rawan terjadi longsor susulan.

"Akses jalannya kami tutup sementara karena masih rawan. Kami berkoordinasi dengan kepolisian," katanya.

Jalan Cipendawa yang berlokasi di Kelurahan Bojong Rawalumbu, Kecamatan Rawalumbu, Kota Bekasi, mengalami longsor di bagian beton pembatas jalan dengan Kali Bekasi hingga bergeser sekitar 2 meter dari badan jalan dengan kedalaman 1 meter pada Senin (27/2) pukul 21.30 WIB.

Pergeseran tanah itu membuat beton pembatas jembatan sepanjang 5 meter itu miring dan nyaris ambruk ke sungai.

Kejadian itu tidak menganggu arus lalu lintas kendaraan di jalur penghubung Kecamatan Jatiasih dan Kecamatan Rawalumbu itu karena kendaraan masih bisa dialihkan melalui jalur di sebelahnya.

Penutupan jalan di lokasi kejadian nampak berlaku sepanjang 100 meter untuk arah Rawalumbu menuju Jatiasih dengan pemasangan garis polisi.

Syaikhu mengatakan kejadian itu murni akibat faktor alam saat Tinggi Muka Air (TMA) Kali Bekasi mencapai puncaknya pada Senin (27/2) setinggi 600 centimeter hingga merusak pondasi jalan dan terjadi longsor.

Wakil Ketua Satgas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bekasi Karsono mengatakan kerusakan jembatan itu berawal dari adanya keretakan material bangunan yang sempat terdeteksi pihaknya beberapa pekan lalu.

"Jembatan Cipendawa ini sempat tergenang air hujan selama tiga hari, lama-lama semakin parah," katanya.

Pada Senin (27/2), pihaknya menyusuri pergeseran beton pembatas jembatan sepanjang beberapa centimeter dan dilaporkan kepada Dinas PUPR setempat.

"Kami sudah sampaikan kepada Dinas PUPR bahwa jembatan ini sudah siaga 1, tapi belum terlalu direspons," katanya.

Baru sekitar pukul 21.30 WIB pergeseran semakin bertambah dan nyaris ambruk ke sungai.

Pihaknya memastikan tidak ada korban dalam kejadian itu, namun lalu lintas jalan terpaksa dibatasi hingga waktu yang belum ditentukan.

Pewarta: Andi Firdaus

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017