Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama bersama DPR RI menyuarakan nilai-nilai Pancasila dalam keluarga di media digital melalui seminar daring, Rabu.

Seminar Literasi Digital bertajuk “Menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam keluarga di media digital” ini merupakan inisiasi yang didukung oleh Kementerian Kominfo terhadap Program Literasi Digital yang melibatkan berbagai elemen masyarakat, dengan memiliki beberapa tujuan.

Anggota Komisi I DPR RI Mohammad Idham Samawi mengatakan, bahwa Indonesia merupakan negara yang besar yang disatukan oleh ratusan suku dan ribuan pulau. Sejak 17 Agustus 1945 hingga kini bertahan merupakan dorongan semangat juang persatuan yang juga tercakup di Pancasila.

Menurut dia, Indonesia merupakan negara hebat dengan bertahannya selama 78 tahun wilayahnya masih utuh dari Sabang hingga Merauke. Kehebatan ini yang tidak dimiliki negara lain walaupun Indonesia dulu pernah menjadi negara kerajaan, namun dipersatukan oleh nilai-nilai Pancasila. 

“Pancasila berasal dari tanah air dan digali dari nilai-nilai luhur bangsa. Kita sebagai masyarakat harus bangga dan memperkokoh persatuan untuk meningkatkan rasa cinta kita terhadap tanah air. Hal ini juga harus diterapkan dalam kehidupan di media digital,” ujarnya.

Ia mengatakan bahwa sebagaimana yang telah diketahui bersama, dampak pandemi dan pesatnya teknologi telah mengubah cara kita beraktivitas dan bekerja.

Kehadiran teknologi sebagai bagian dari kehidupan masyarakat inilah yang semakin mempertegaskan kita sedang menghadapi era disrupsi teknologi. 

“Untuk menghadapi hal tersebut, kita semua harus mempercepat kerjasama kita dalam mewujudkan agenda transformasi digital Indonesia. Bersama-sama wujudkan cita-cita bangsa Indonesia dengan menjadikan masyarakat madani berbasis teknologi,” ujar dia.

“Kemampuan yang kita miliki serta keunggulan yang terus dijaga akan membawa bangsa Indonesia menjadi bangsa yang hebat dan besar, serta menjadi unggul dalam segi sumber daya manusia,” imbuhnya.

Ketua Komisi B DPRD DIY Andriana Wulandari mengatakan, ada 4 kata kunci yang dijelaskan yaitu dampak positif dan negatif dari penggunaan media digital dalam kehidupan sehari-hari, kemudian dampak negatif dari media digital yang tidak terkontrol dalam keluarga, selanjutnya bagaimana menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam keluarga melalui media digital, serta peran parlemen atau Dewan Perwakilan Rakyat.

“Terkait dampak negatif dari Media Digital yaitu Muncul sifat sifat individualis, tidak peduli terhadap keadaan sosial dan hanya peduli untuk membanggakan pola hidup kebebasan, hedonisme, memiliki visi yang tidak realistis dan terlalu idealistis, yang penting bisa gaya,” jelas dia.

Dia menambahkan, untuk menangkal dampak negatif tersebut, keluarga memiliki peran penting untuk mendorong ke arah yang lebih baik. Keluarga yang secara harfiah memiliki fungsi dan tanggung jawab masing-masing pada anggota keluarganya menjadi terganggu akibat adanya penggunaan media digital yang berlebihan pada penggunanya, misalnya penggunaan gadget. 

“Adanya perbedaan dan perubahan komunikasi dan kontak sosial yang terjadi di dalam keluarga sebelum dan sesudah penggunaan gadget yang berlebihan pada anggota keluarga dapat mempengaruhi pola interaksi sosial dalam keluarga secara menyeluruh,” bebernya.

Terakhir, Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia Prof. Dr. Cecep Darmawan mengatakan, keluarga harus turut terlibat pada penggunaan digital. Pada dasarnya media digital berfungsi sebagai alat untuk memberi informasi, kemudian sarana penghibur dan mendidik, terakhir adalah kesadaran bahwa seseorang harus membentuk opini public.

“Terdapat urgensi dari pembentukan profil keluarga Pancasilais. Upaya pembentukan profil keluarga yang berbasis pada nilai-nilai Pancasila merupakan wujud idealisasi kehidupan keluarga Indonesia,” ujarnya.

Menurut dia, adanya problematika yang dihadapi oleh keluarga di Indonesia saat ini seperti kehidupan keluarga yang semakin individualistik, meningkatnya perilaku konsumtif atau hedonisme di keluarga, lunturnya budaya musyawarah dan gotong royong dalam keluarga, maraknya kasus perceraian dan kekerasan di keluarga, bahkan masuknya pemahaman radikalisme dan terorisme di kalangan keluarga. Secara filosofis pun, profil keluarga Pancasilais merupakan perwujudan nilai-nilai karakter yang diturunkan dari setiap sila-sila Pancasila. 

“Dengan demikian, profil keluarga Pancasilais dapat dimaknai sebagai wujud keluarga Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkemanusiaan yang adil dan beradab, menjunjung tinggi persatuan Indonesia, menjalankan demokrasi hikmah kebijaksanaan, dan berkeadilan sosial,” tutupnya.
 

Pewarta: ANTARA

Editor : M Fikri Setiawan


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024