Yogyakarta (Antara Megapolitan) -  Gagasan pengembangan wisata malam di kawasan Pantai Parangtritis harus dibahas secara selektif dengan tetap berpijak pada koridor budaya Yogyakarta, kata peneliti senior Pusat Studi Pariwisata Universitas Gadjah Mada Janianton Damanik.

"Bisa menjadi alternatif meningkatkan daya tarik dan lama kunjungan wisata, namun harus selektif," kata Janianton di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Selasa.

MenurutJanianton, gagasan Dinas Pariwisata Bantul untuk menjadikan kawasan relokasi Mancingan XI, Parangtritis, menjadi obyek wisata malam patut diapresiasi sebagai terobosan meningkatkan lama tinggal wisatawan (length of stay/LOS) di Yogyakarta yang rata-rata masih rendah.

Dengan adanya wisata malam di kawasan Pantai Parangtritis, menurut dia, dapat menjadi sarana untuk meningkatkan ragam atraksi wisata di Yogyakarta yang dinilainya masih homogen.

"Karena atraksi wisata memang cukup efektif untuk menjadi Yogyakarta tidak sekadar sebagai 'destinasi long weekend', " kata dia.

Hingga saat ini LOS di Yogyakarta berkisar satu hingga dua hari. Jauh dari Bali yang rata-rata memiliki LOS wisatawan hingga empat hari. "Dibandingkan lama tinggal wisatawan di Bali jelas masih jauh," kata dia.

Namun demikian, menurut Janianton, jika gagasan untuk menghidupkan wisata malam di Pantai Parangtritis direalisasikan sebaiknya tidak perlu mengacu dengan model pengembangan wisata di Legian, Kuta, Bali.  Sebab di Bali cenderung memiliki budaya yang terbuka, sedangkan Yogyakarta memiliki budaya yang tertutup.

Pengembangan inovasi serta kreativitas untuk menunjang ragam destinasi serta atraksi wisata di Yogyakarta, menurut dia, cukup mengacu pada potensi alam serta budaya yang dimiliki Yogyakarta.

"Harus tetap disesuaikan dengan kultur yang dimiliki Yogyakarta, jangan sampai keluar koridor, karena yang bisa kita jual selama ini justru budayanya," kata dia.

Sebelumnya, Sekretaris Dispar Bantul Jati Bayu Broto mengatakan gagasan wisata malam di kawasan Pantai Parangtritis sisi barat itu untuk memberikan alternatif bagi wisatawan pantai yang kehabisan waktu saat berkunjung ke pantai andalan Bantul yang selalu penuh pada hari libur itu.

Apalagi, kata dia, sejauh ini di wilayah relokasi Parangtritis belum dioptimalkan sebagai kawasan pariwisata, padahal dia melihat kawasan yang terdapat beberapa fasilitas seperti kios relokasi dan lahan parkir punya potensi dikembangkan.

"Makanya kalau libur sekolah dan libur tertentu bagaimana bisa hidupkan wisata malam di sana. Saya melihat peluang wisata malam sangat terbuka di kawasan relokasi, hanya selama ini potensi itu belum ditangkap pemerintah daerah," katanya. (Ant).

Pewarta: Luqman Hakim

Editor : M. Tohamaksun


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017