Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), menyatakan waktu penyelenggaraan tradisi Bau Nyale (menangkap cacing laut) di Pantai Seger, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, diputuskan berlangsung pada 29 Februari hingga 1 Maret 2024.

"Hari Bau Nyale jatuh pada 29 Februari dan 1 Maret 2024. Ini hasil Sangkep Warige (penentuan waktu Bau Nyale)," kata budayawan Lombok Tengah Lalu Agus Faturahman saat acara Sangkep Warige di Desa Wisata Ende, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah, NTB, Minggu.

Ia mengatakan sebelum sidang besar itu, telah dilakukan sidang kecil yang dihadirkan pemangku adat dari delapan penjuru mata angin, tokoh agama, dan tokoh pemuda atau perwakilan masing-masing wilayah.

"Sidang kecil itu untuk menghimpun pendapat para tokoh. Keputusan ini diambil berdasarkan hati nurani untuk kebersamaan masyarakat Sasak," katanya.

Baca juga: Hidangan unik nyale khas Lombok, hanya ada di bulan Februari

Sementara itu, Wakil Bupati Kabupaten Lombok Tengah HM Nursiah mengatakan Sangkep Warige Bau Nyale telah dilaksanakan dan diputuskan pada tanggal 20 bulan 10 penanggalan sasak yang bertepatan dengan 29 Februari dan 1 Maret 2024.

"Hasil Sangkep Warige menjadi dasar pemerintah daerah melanjutkan kegiatan penyambutan Bau Nyale 2024," katanya.

Ia menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada para pemangku adat dan tokoh agama maupun tokoh pemuda yang telah melaksanakan Sangkep Warige tersebut berdasarkan hasil kajian tanda-tanda alam, sehingga terjadi perbedaan pendapat dalam waktu penentuan puncak Bau Nyale.

"Allhamdulillah hasilnya telah diputuskan. Pemerintah daerah tetap mendukung keputusan tersebut," katanya.

Baca juga: Lombok tawarkan festival Bau Nyale yang hanya ada setahun sekali di bulan Februari

Hal itu akan menjadi dasar program yang akan dilaksanakan dalam rangka ajang Bau Nyale 2024. Bau Nyale ini diharapkan bisa memberikan dampak bagi pertumbuhan ekonomi dan peningkatan pariwisata di Lombok Tengah.

"Program kegiatan Bau Nyale akan disesuaikan, sehingga bisa memberikan dampak positif bagi masyarakat," katanya.

Ia juga mengingatkan kepada masyarakat untuk sama-sama menjaga lingkungan dan kebersihan air laut yang menjadi tempat lokasi Bau Nyale, sehingga nyale tetap keluar pada tanggal 20 bulan 10 penanggalan Sasak.

"Kelestarian lingkungan ini menjadi tanggung jawab kita semua. Mari kita jaga bersama untuk kelestarian lingkungan," katanya.

Baca juga: Meramu Festival Bau Nyale 2023 jadi wisata mendunia

Dalam tradisi Bau Nyale itu, ribuan warga dari berbagai daerah turun langsung ke laut untuk memburu cacing laut yang dipercaya merupakan jelmaan Putri Mandalika, karena memiliki jiwa yang bersih dan rela berkorban untuk kesejahteraan masyarakat.

Sang Putri Mandalika memilih terjun ke laut tempat di Pantai Seger, ketika para raja ingin menjadikannya sebagai istri. Namun, ia tidak bisa memilih salah satu dari raja-raja tersebut.

Untuk mencegah pertumpahan darah, Sang Putri terjun ke laut dan ia akan kembali dalam bentuk cacing laut pada tanggal 20 bulan 10 penanggalan Sasak.

Tradisi Bau Nyale diselenggarakan sekitar bulan Februari untuk nyale awal dan Maret untuk nyale akhir di Pantai Seger atau disepanjang pantai selatan Lombok Tengah.

Pewarta: Akhyar Rosidi

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024