Purwakarta (Antara Megapolitan) - Pengelolaan sungai atau sumber daya air secara terpadu di tingkat Asia perlu diwujudkan, sehingga perlu dilakukan General Meeting antarbadan pengelola sungai di Asia.

"Untuk mewujudkan pengelolaan sumber daya air secara terpadu itu, perlu sharing pengalaman antarbadan pengelola sungai di Asia," kata Direktur Bina Penatagunaan Sumber Daya Air Ditjen Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Agus Suprapto di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Rabu.

Ia mengatakan, saat ini sudah terbentuk Network of Asia River Basin Organization (NARBO), jaringan kerja sama antarbadan pengelola sungai (River Basin Organization) di Asia.

Melalui jaringan tersebut lanjut dia, badan pengelola sungai dari berbagai negara di Asia bisa saling tukar pengalaman dan saling belajar. Sehingga jika dianggap bagus, bisa diterapkan di negaranya masing-masing.

"Jadi NARBO ini sebuah jejaring saja, masing-masing member bisa saling belajar dan tukar pengalaman dalam melakukan pengelolaan sungai," kata dia.

Saat ini digelar General Meeting NARBO ke-6 yang berlangsung selama tiga hari, yakni 22-24 Februari di Purwakarta dan Jakarta.

Pada hari pertama, sebanyak 72 delegasi dari anggota NARBO melakukan kunjungan ke Waduk Jatiluhur, Purwakarta. Dalam kunjungan itu, para delegasi melakukan penanaman pohon sekaligus meninjau perkembangan hutan NARBO di sekitar Waduk Jatiluhur.

Direktur Utama Perum Jasa Tirta Djoko Saputro mengatakan, di Indonesia, NARBO dipercayakan kepada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang selanjutnya mengelola hutan NARBO di sekitar Waduk Jatiluhur.

"Pengelolaan hutan NARBO terus dilakukan sejak digagas pada 2006," katanya.

Hutan NARBO itu sendiri diakuinya wujud dari komitmen konservasi lingkungan yang dilakukan Perum Jasa Tirta II Jatiluhur.

Pewarta: M. Ali Khumaini

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017