Purwakarta (Antara Megapolitan) - Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi memaparkan tentang pendidikan vokasional yang telah diterapkan di daerahnya kepada para guru di Kabupaten Cirebon dari Keluarga Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) seetempat.

"Seorang anak (pelajar) harus berpikir bagaimana susahnya orang tua mencari uang, itu bisa teraplikasikan melalui pendidikan vokasional," katanya, saat menjadi pembicara dalam Pembinaan Keagamaan Keluarga Besar PGRI Kabupaten Cirebon, Cirebon, Selasa.

Ia mengatakan, salah satu yang menjadi program unggulan bidang pendidikan di Purwakarta ialah pendidikan vokasional yang telah diberlakukan sejak 2016.

Kebijakan pendidikan vokasional tersebut dinilai sudah berhasil mendidik karakter pelajar. Sehingga pelajar mampu berpikir bukan saja akademis, melainkan juga berpikir aplikatif.

Sebab dengan pemberlakukan kebijakan tersebut, sisi akademik pelajar dapat terlatih di dalam kelas. Sedangkan sisi aplikatifnya dapat terlatih saat pelajar tersebut ikut serta membantu pekerjaan orang tuanya.

"Anak harus berpikir bagaimana susahnya orang tua mencari uang, sehingga mereka punya motivasi untuk menjadi lebih baik dari orang tuanya. Kalau hari ini mereka adalah anak sopir angkot maka kelak minimal mereka harus mampu menjadi juragan angkot," kata dia.

Dalam kesempatan itu, Dedi juga menceritakan terkait pendidikan vokasional yang dialami putranya.

Ia mengatakan, putra keduanya, Yudhistira Manunggaling Rahmaning Hurip harus memeriksa agenda kegiatan bupati setiap Selasa pekan pertama dan ketiga dalam setiap bulannya. Sebab program pendidikan vokasional diberlakukan dua kali dalam sebulan.

"Kata siapa jadi anak bupati itu enak? Anak saya harus mengetahui dan menyiapkan agenda saya setiap program vokasional berlangsung. Dia harus menyiapkan air mandi dan membersihkan sepatu, dia pun harus ikut kegiatan dengan saya," katanya.

Bupati mengakui, pada awal pemberlakuannya, program tersebut sempat mendapatkan protes dari masyarakat. Tapi kini justru masyarakat mengapresiasinya, karena dinilai mampu membentuk karakter pelajar. Bahkan, Kementerian Pendidikan saat ini menjadikan Purwakarta sebagai rujukan pendidikan karakter nasional.

Selain program unggulan tersebut, Dedi juga menyampaikan beberapa program pendidikan yang unik lain, seperti Pendidikan Ideologi Kebangsaan yang melibatkan Polisi dan TNI serta Pendidikan Baca Tulis Al Qur`an yang disertai dengan pendalaman kitab kuning bagi pelajar muslim dan kitab lain sesuai dengan agama dan keyakinan yang dianut oleh pelajar di Purwakarta.

Pewarta: M. Ali Khumaini

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017