Sukabumi, 9/9 (ANTARA) - Alat pembangkit listrik tenaga panas bumi di PT Chevron Geothermal Salak milik PT Indonesia Power mati saat terjadi gempa yang berkekuatan 4,8 Skala Richter yang berpusat di 31 km Barat Daya, Kabupaten Bogor.

"Alat pembangkit listrik di unit satu dan dua sempat terganggu bahkan mati saat gempa yang terjadi pada Minggu pagi, yang mengakibatkan produksi listrik terganggu," kata Manager Humas PT CGS, Ida Bagus kepada ANTARA, Minggu.

Namun, alat pembangkit listrik yang berada di unit satu dan dua yang sempat mati saat ini sudah kembali beroperasi dan memproduksi listrik secara normal. Tetapi, menurut Bagus, pihaknya masih bersiaga dan memantau perkembangan khawatir terjadi gempa susulan yang bisa menyebabkan terganggunya produski listrik.

"Pasca bencana gempa ini sangat mengganggu produksi listrik di CGS, tetapi setelah diperbaiki oleh para teknisi kami, alat pembangkit listrik yang sempat mati bisa kembali beroperasi, tapi kami masih khawatir jika terjadi gempa susulan dan bisa saja mengganggu sistem pengoperasian untuk memproduksi listrik," tambahnya.

Dikatakannya, walaupun sempat memadamkan alat pembangkit listrik di unit satu dan dua, tetapi tidak ada laporan adanya kerusakan bangunan baik bangunan biasa seperti mes pegawai atau tempat istirahat, kantor dan lain-lain. Selain itu, bangunan penting lain pun tidak mengalami kerusakan.

"Tidak ada bangunan yang rusak maupun peralatan lainnya yang rusak akibat gempa ini, tetapi kami masih memeriksa khawatir ada alat yang rusak yang bisa menggangu produksi listrik," kata Bagus.
 


Aditya

 

Pewarta:

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2012