Bogor (Antara Megapolitan) - Kementerian Pertanian melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) melatih 35 orang calon pelatih atau Penatar dari Akademi TNI tentang ketahanan pangan untuk wilayah perbatasan.

"Sesuai target Menteri Pertanian menjadikan daerah perbatasan sebagai lumbung pangan, dengan adanya Akademi TNI terlibat dalam pangan khusus menjadi sangat positif," kata Plh Kepala Badan PPSDMP Momon Rusmono, dalam siaran pers BPPSDMP yang diterima Antara di Bogor, Sabtu.

Momon menyebutkan, beberapa daerah perbatasan yang ditunjuk sebagai lumbung pangan seperti Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Nusa Tenggara Timur, Papua dan Kepulauan Riau.

Menurutnya, dengan menjadikan daerah perbatasan tersebut sebagai lumbung pangan maka daerah-daerah terluar bisa melakukan ekspor ke negara tetangga yang berdekatan.

"Akademi TNI dapat menggerakkan petani di daerah perbatasan agar lebih produktif dan meningkatkan produksinya," kata Momon.

Kepala Pusat Pendidikan Pertanian BPPSDMP Gunawan Yulianto mengharapkan pelatihan melalui TOT (training of trainer) dapat memberikan pemanfaatkan yang sama terhadap materi pembekalan ketahanan pangan kepada peserta TOT.

Selain itu, lanjutnya, Akademi TNI akan menyusun bahan ajar atau materi pembekalan ketahanan pangan di wilayah perbatasan, tertinggal, terluar dan kawasan pertanian.

"Kita akan sinkronkan rancangan program TNI di bidang ketahanan pangan dengan program pembangunan lumbung pangan di daerah perbatasan, tertinggal, dan pulau terluar yang telah dicanangkan Menteri Pertanian," katanya.

Pelatihan untuk 35 peserta calon pelatih/penatar di lingkungan akademi TNI dan dosen dari Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Kementerian Pertanian berlangsung selama tiga hari 13-15 Februari 2017 lalu.

Komandan Jenderal Akademi TNI Letjen TNI Bayu Purwiyono menjelaskan, bahwa kerjasama pelatihan bertujuan untuk menyiapkan tenaga-tenaga pelatih/penatar baik dari lingkungan akademi TNI maupun dari STPP Kementerian Pertanian agar mampu memahami tentang pembangunan ketahanan pangan terutama pengembangan komoditas pangan.

"Setelah selesai mengikuti TOT, mereka siap memberikan pembekalan kepada para taruna yang akan mengikuti Latihan Integrasi Taruna Werda (Latsitarda)," katanya.

Ia menjelaskan, Latsitarda diikuti oleh mahasiswa lainnya seperti IPDN, STPP dan perguruan tinggi lainnya.

"Sebelum mereka berangkat latihan, kami akan memberikan pembekalan kepada mereka tentang ketahanan pangan," katanya.

Menurutnya, pembekalan yang diberikan merupakan sarana komunikasi taruna dengan masyarakat di lokasi latihan. Ilmu mengenai ketahanan pangan belum didapatkan oleh taruna.

"Di akademi TNI juga tidak diajarkan. Oleh sebab itu, kerjasama dengan Kementan, sangat membantu para taruna yang akan mengikuti Latsitarda," kata Bayu.

Ia menambahkan, tarunan yang ikut pelatihan sudah siap, jika latihan ini dilaksanakan di wilayah perbatasan, daerah tertinggal ataupun terluar.

"Kerjasama pelatihan BPPSDMP dan akademi TNI juga merupakan implementasi dari kerjasama (MoU) antara Panglima TNI dengan Menteri Pertanian dalam rangka mensukseskan program swasembada pangan nasional," kata Bayu.

Pewarta: Laily Rahmawati

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017