Manajemen Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Subang, Jawa Barat, meningkatkan fasilitas kesehatan guna memperkuat pelayanan dengan menghadirkan alat kesehatan canggih berupa alat pemecah batu ginjal tanpa operasi.
"Kami terus meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Ya salah satunya dengan menambah fasilitas kesehatan di RSUD," kata Direktur Utama RSUD Subang, Ahmad Nasuhi, di Subang, Sabtu.
Ia mengatakan bahwa saat ini RSUD Subang memiliki dua alat kesehatan baru yang cukup canggih.
Dua alat kesehatan ini ialah extracorporeal shock wave lithotrispy (ESWL) atau alat pemecah batu ginjal tanpa operasi serta layanan bronchoscopy untuk mengetahui kondisi saluran pernapasan dan paru.
Nasuhi menyampaikan, ESWL merupakan sebuah alat yang canggih dengan teknologi tinggi untuk tindakan pemecahan batu ginjal dengan gelombang kejut tanpa luka operasi.
Alat ESWL yang memakai mesin berteknologi tinggi ini dibeli dari Jerman dengan harga sekitar Rp7,2 miliar. Alat ini dibeli dengan biaya yang besar dan tidak menggunakan dana APBD Subang.
“Kami membeli alat kesehatan ESWL ini dengan dana kas RSUD. Sebab, keuangan RSUD Suabng saat ini sudah SILPA,” katanya.
Sedangkan bronkoskopi merupakan alat kesehatan untuk tindakan medis yang bertujuan untuk melakukan visualisasi trakea dan bronkus, melalui bronkoskop, yang berfungsi dalam prosedur diagnostik dan terapi penyakit paru. Dalam perkembangannya, bronkoskop dibagi atas bronkoskop rigid dan bronkoskop fleksibel.
“Bronkoskopi ini kami beli dengan harga Rp2,6 miliar. Dananya berasal dari DBHCHT (Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau) yang merupakan bagi hasil dari pemerintah pusat.
Selain memiliki dua alat canggih tersebut, kini RSUD Subang juga telah memiliki ruang tunggu khusus untuk keluarga pasien. Hal tersebut menjadi komitmen manajemen untuk terus meningkatkan pelayanan.
Bupati Subang Ruhimat menyampaikan terima kasih atas komitmen RSUD yang terus meningkatkan pelayanan.
Menurut dia, keinginan dan harapan masyarakat Subang dalam hal pelayanan kesehatan yang baik, saat ini sudah mulai terjawab satu per satu.
“Kalau ada warga yang bertanya RSUD Subang memiliki alat pemecah batu ginjal tidak? Jawabannya sudah punya. Saya bangga dengan manajemen RSUD Subang yang mampu membeli alat atau mesin ESWL dengan harga Rp7,2 miliar dengan uang kas sendiri, tanpa bantuan pemerintah. RSUD Subang juga sudah memiliki bronkoskopi untuk diagnostik dan terapi penyakit paru, yang dibeli dengan harga Rp2,6 miliar,” kata bupati.
Ia menilai bahwa kini RSUD Subang telah mampu memanusiakan para pasien dan keluarga yang menunggunya. Hal itu dilakukan dengan membangun ruang tunggu khusus keluarga pasien. Sehingga keluarga pasien tidak lagi berada di tempat sembarangan seperti di emperan, di jalan dan lorong sekitar RSUD Subang.
“Setelah saya resmikan ruang tunggu ini, saya tidak ingin lagi melihat keluarga pasien berada di lorong, berada di emperan atau di parkiran. Gunakan ruang tunggu ini dengan baik,” katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023
"Kami terus meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Ya salah satunya dengan menambah fasilitas kesehatan di RSUD," kata Direktur Utama RSUD Subang, Ahmad Nasuhi, di Subang, Sabtu.
Ia mengatakan bahwa saat ini RSUD Subang memiliki dua alat kesehatan baru yang cukup canggih.
Dua alat kesehatan ini ialah extracorporeal shock wave lithotrispy (ESWL) atau alat pemecah batu ginjal tanpa operasi serta layanan bronchoscopy untuk mengetahui kondisi saluran pernapasan dan paru.
Nasuhi menyampaikan, ESWL merupakan sebuah alat yang canggih dengan teknologi tinggi untuk tindakan pemecahan batu ginjal dengan gelombang kejut tanpa luka operasi.
Alat ESWL yang memakai mesin berteknologi tinggi ini dibeli dari Jerman dengan harga sekitar Rp7,2 miliar. Alat ini dibeli dengan biaya yang besar dan tidak menggunakan dana APBD Subang.
“Kami membeli alat kesehatan ESWL ini dengan dana kas RSUD. Sebab, keuangan RSUD Suabng saat ini sudah SILPA,” katanya.
Sedangkan bronkoskopi merupakan alat kesehatan untuk tindakan medis yang bertujuan untuk melakukan visualisasi trakea dan bronkus, melalui bronkoskop, yang berfungsi dalam prosedur diagnostik dan terapi penyakit paru. Dalam perkembangannya, bronkoskop dibagi atas bronkoskop rigid dan bronkoskop fleksibel.
“Bronkoskopi ini kami beli dengan harga Rp2,6 miliar. Dananya berasal dari DBHCHT (Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau) yang merupakan bagi hasil dari pemerintah pusat.
Selain memiliki dua alat canggih tersebut, kini RSUD Subang juga telah memiliki ruang tunggu khusus untuk keluarga pasien. Hal tersebut menjadi komitmen manajemen untuk terus meningkatkan pelayanan.
Bupati Subang Ruhimat menyampaikan terima kasih atas komitmen RSUD yang terus meningkatkan pelayanan.
Menurut dia, keinginan dan harapan masyarakat Subang dalam hal pelayanan kesehatan yang baik, saat ini sudah mulai terjawab satu per satu.
“Kalau ada warga yang bertanya RSUD Subang memiliki alat pemecah batu ginjal tidak? Jawabannya sudah punya. Saya bangga dengan manajemen RSUD Subang yang mampu membeli alat atau mesin ESWL dengan harga Rp7,2 miliar dengan uang kas sendiri, tanpa bantuan pemerintah. RSUD Subang juga sudah memiliki bronkoskopi untuk diagnostik dan terapi penyakit paru, yang dibeli dengan harga Rp2,6 miliar,” kata bupati.
Ia menilai bahwa kini RSUD Subang telah mampu memanusiakan para pasien dan keluarga yang menunggunya. Hal itu dilakukan dengan membangun ruang tunggu khusus keluarga pasien. Sehingga keluarga pasien tidak lagi berada di tempat sembarangan seperti di emperan, di jalan dan lorong sekitar RSUD Subang.
“Setelah saya resmikan ruang tunggu ini, saya tidak ingin lagi melihat keluarga pasien berada di lorong, berada di emperan atau di parkiran. Gunakan ruang tunggu ini dengan baik,” katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023