Kementerian Perindustrian (Kemenperin) bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan kementerian terkait memetakan hutan sosial untuk dimanfaatkan menjadi kebun kakao dalam rangka meningkatkan produksi coklat lokal merespons peningkatan permintaan internasional.
"Kami bekerja sama dengan KLHK, terkait bagaimana kita memanfaatkan hutan sosial, kemudian dengan Perhutani, dengan Kemendes untuk di tanah tanah transmigrasi," kata Direktur Industri Minuman, Hasil Tembakau dan Bahan Penyegar Kemenparin Edy Sutopo saat diskusi dalam acara kongkow sobat industri dengan tema "mengenal manisnya coklat lokal" di Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu.
Selain hutan sosial, kata Edy, lahan bekas tambang juga berpotensi dikembangkan menjadi kebun kakao dalam upaya penghijauan kembali.
Baca juga: KLHK beri Kabupaten Bogor 183 hektare areal perhutanan sosial
Baca juga: Kawasan perhutanan sosial di Karawang dijadikan tempat buang limbah B3
"Ini barangkali satu potensi yang tadinya belum terpikirkan. Jadi ini kira-kira upaya yang kita lakukan. Kita mencoba membentuk korporasi korporasi, kemitraan antara industri sebagai offtaker, sebagai investor juga," katanya.
Edy menyampaikan Kemenperin pun melibatkan kelompok-kelompok masyarakat, kemudian pemilik lahan, Perhutani, KLHK, transmigran dan para pihak terkait pertambangan untuk melakukan terobosan kemitraan dengan target luas lahan untuk kebun kakao minimal 300 hektare.
Menurut Edy, kolaborasi pemerintah, industri, kelompok masyarakat dan pendamping, lembaga kemasyarakatan yang ikut mendampingi kemitraan ini akan mendorong petani menjaga keberlanjutan tanaman kakao Indonesia.
"Kemudian kita perlu SDM yang kompeten untuk pelatihan. Nanti kita lakukan bimtek dan sertifikasi," katanya.
Baca juga: Paguyuban LMDH Jabar minta KLHK matangkan kembali konsep perhutanan sosial
Tidak sampai di kerja sama lahan, kata Edy, Kemenperin juga mengoptimalkan kerja sama teknologi promosi dan menyiapkan program restrukturisasi yang akan diluncurkan mulai tahun 2024.
Para investor yang melakukan modernisasi mesin diberikan bantuan oleh pemerintah sampai dengan 30 persen.
"Saya kira yang kita butuhkan bagaimana kita membranding. Kita punya potensi , karena berdasarkan informasi dari pakar, Indonesia itu memiliki sekitar 600 varian plavor Indonesia. Sehingga ini bisa kita mainkan. Ketika ini jadi fokus pengembangan kita, kita akan mendorong para enterpreneur terutama generasi muda, yang memiliki inovasi, kita dorong," kata Edy.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023