Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Indonesia (UI) Prof. Dede Djuhana, M.Si., Ph.D. dikukuhkan sebagai Guru Besar Tetap dalam Bidang Ilmu Material FMIPA UI.
Prosesi pengukuhan yang ditayangkan secara langsung melalui kanal Youtube UI dan UI Teve tersebut dipimpin langsung oleh Rektor UI, Prof. Ari Kuncoro, S.E., M.A., Ph.D.
Dalam orasi ilmiah yang berjudul “Aplikasi Simulasi Micromagnetic pada Penelitian Struktur dan Dinamika Domain Material Feromagnetik”, Prof. Dede menyebut bahwa devais penyimpan data telah menjadi kebutuhan penting untuk tujuan dokumentasi di era digital saat ini.
"Devais penyimpan data tipe hard-disk drive (HDD) adalah jenis penyimpan data yang populer di masyarakat karena memiliki harga terjangkau, kapasitas besar, dan cukup awet dalam jangka waktu tertentu," kata Prof. Dede Djuhana dalam keterangannya, Kamis.
Baca juga: Dosen FMIPA UI sarankan masyarakat tanam pohon hias atasi cuaca ekstrem
Secara umum, penyimpan data tipe HDD masih tetap digemari meski saat ini telah banyak penggunaan tipe solid-state drive (SSD) sebagai penyimpan data.
Prof. Dede melihat adanya tantangan dalam proses perekaman media magnetik atau magnetic recording di masa mendatang. Tantangan tersebut berupa writability, signal-to-noise, dan thermal stability.
Selain itu, perekaman media magnetik dengan menggunakan teknologi konvensional memiliki batas kapasitas, yakni rata-rata sebesar 1 Tb/in2.
Untuk meningkatkan kapasitas perekaman magnetik, inovasi baru dapat diciptakan dengan menggunakan patterned-media, assisted-thermal atau solid state. Kerapatan kapasitas besar dari perekaman media magnetik dapat diperoleh melalui pengurangan ukuran grain.
Baca juga: FMIPA UI gelar Biology Summer School 2023
Namun, pengurangan ukuran ini akan berdampak pada magnetisasi grain menjadi tidak stabil atau dikenal sebagai super paramagnetic limit (SPM).
Magnetisasi grain begitu mudah berubah dari satu keadaan ke keadaan lain karena pengaruh temperatur.
Transisi waktu magnetisasi grain pada daerah SPM dikenal sebagai Néel relaxation time. Artinya, jika mampu mengontrol kondisi magnetisasi terhadap fluktuasi termal pada grain, kestabilan magnetisasi pada daerah SPM dapat diperoleh.
“Pada tahun 2008, grup peneliti dari IBM Almaden, USA yang dipimpin oleh Stuart Parkin mempublikasikan sebuah devais perekaman magnetik bernama Racetrack memory (RM).
Devais RM berupa solid-state memory, non-volatile, dan menjadi alternatif pengganti peran SSD di masa mendatang. Kemampuan mengontrol efek Walker breakdown dan Joule heating menjadi tantangan pengembangan devais agar struktur domain stabil,” ujar Prof. Dede.
Baca juga: Tiga program studi FMIPA UI jalani visitasi internasional dari ASIIN
Menurutnya, salah satu tool penting dalam penelitian struktur domain magnet adalah simulasi micromagnetic. Micromagnetic adalah bidang kemagnetan yang mempelajari struktur dinamika domain magnet dengan pendekatan Continuum untuk menjelaskan sifat dan dinamika struktur domain magnet.
Dalam dua dekade terakhir, hasil simulasi micromagnetic banyak membantu peneliti dalam analisis struktur domain feromagnetik.
Oleh karena itu, dalam penelitiannya, Prof. Dede melakukan simulasi micromagnetic dengan menggunakan beberapa model, yakni model bola, model nanowire lurus, dan nanowire notch, untuk mengamati struktur dan dinamika domain magnetik material feromagnetik.
Simulasi pada kondisi ground state memberikan informasi transisi struktur domain dari single-domain (SD) menjadi multi-domain (MD) dari profil energi sistem, seperti energi demagnetisasi dan exchange.
Penelitian Prof. Dede tentang aplikasi simulasi micromagnetic tersebut merupakan satu dari sekian banyak penelitian yang dilakukannya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023
Prosesi pengukuhan yang ditayangkan secara langsung melalui kanal Youtube UI dan UI Teve tersebut dipimpin langsung oleh Rektor UI, Prof. Ari Kuncoro, S.E., M.A., Ph.D.
Dalam orasi ilmiah yang berjudul “Aplikasi Simulasi Micromagnetic pada Penelitian Struktur dan Dinamika Domain Material Feromagnetik”, Prof. Dede menyebut bahwa devais penyimpan data telah menjadi kebutuhan penting untuk tujuan dokumentasi di era digital saat ini.
"Devais penyimpan data tipe hard-disk drive (HDD) adalah jenis penyimpan data yang populer di masyarakat karena memiliki harga terjangkau, kapasitas besar, dan cukup awet dalam jangka waktu tertentu," kata Prof. Dede Djuhana dalam keterangannya, Kamis.
Baca juga: Dosen FMIPA UI sarankan masyarakat tanam pohon hias atasi cuaca ekstrem
Secara umum, penyimpan data tipe HDD masih tetap digemari meski saat ini telah banyak penggunaan tipe solid-state drive (SSD) sebagai penyimpan data.
Prof. Dede melihat adanya tantangan dalam proses perekaman media magnetik atau magnetic recording di masa mendatang. Tantangan tersebut berupa writability, signal-to-noise, dan thermal stability.
Selain itu, perekaman media magnetik dengan menggunakan teknologi konvensional memiliki batas kapasitas, yakni rata-rata sebesar 1 Tb/in2.
Untuk meningkatkan kapasitas perekaman magnetik, inovasi baru dapat diciptakan dengan menggunakan patterned-media, assisted-thermal atau solid state. Kerapatan kapasitas besar dari perekaman media magnetik dapat diperoleh melalui pengurangan ukuran grain.
Baca juga: FMIPA UI gelar Biology Summer School 2023
Namun, pengurangan ukuran ini akan berdampak pada magnetisasi grain menjadi tidak stabil atau dikenal sebagai super paramagnetic limit (SPM).
Magnetisasi grain begitu mudah berubah dari satu keadaan ke keadaan lain karena pengaruh temperatur.
Transisi waktu magnetisasi grain pada daerah SPM dikenal sebagai Néel relaxation time. Artinya, jika mampu mengontrol kondisi magnetisasi terhadap fluktuasi termal pada grain, kestabilan magnetisasi pada daerah SPM dapat diperoleh.
“Pada tahun 2008, grup peneliti dari IBM Almaden, USA yang dipimpin oleh Stuart Parkin mempublikasikan sebuah devais perekaman magnetik bernama Racetrack memory (RM).
Devais RM berupa solid-state memory, non-volatile, dan menjadi alternatif pengganti peran SSD di masa mendatang. Kemampuan mengontrol efek Walker breakdown dan Joule heating menjadi tantangan pengembangan devais agar struktur domain stabil,” ujar Prof. Dede.
Baca juga: Tiga program studi FMIPA UI jalani visitasi internasional dari ASIIN
Menurutnya, salah satu tool penting dalam penelitian struktur domain magnet adalah simulasi micromagnetic. Micromagnetic adalah bidang kemagnetan yang mempelajari struktur dinamika domain magnet dengan pendekatan Continuum untuk menjelaskan sifat dan dinamika struktur domain magnet.
Dalam dua dekade terakhir, hasil simulasi micromagnetic banyak membantu peneliti dalam analisis struktur domain feromagnetik.
Oleh karena itu, dalam penelitiannya, Prof. Dede melakukan simulasi micromagnetic dengan menggunakan beberapa model, yakni model bola, model nanowire lurus, dan nanowire notch, untuk mengamati struktur dan dinamika domain magnetik material feromagnetik.
Simulasi pada kondisi ground state memberikan informasi transisi struktur domain dari single-domain (SD) menjadi multi-domain (MD) dari profil energi sistem, seperti energi demagnetisasi dan exchange.
Penelitian Prof. Dede tentang aplikasi simulasi micromagnetic tersebut merupakan satu dari sekian banyak penelitian yang dilakukannya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023