Purwakarta (Antara Megapolitan) - Pemerintah Kabupaten Purwakarta, Jabar, menyajikan sistem digital di Museum Bale Panyawangan Nusantara agar pengunjung tidak jenuh saat mengunjungi museum tersebut.

"Sengaja kami sajikan museum sistem digital agar nuansanya berbeda. Tidak memberi kesan membosankan kepada pengunjung, anak-anak kita juga bisa lebih tertarik untuk belajar sejarah," kata bupati setempat Dedi Mulyadi, di Purwakarta, Senin.

Museum dengan sistem digital itu berlokasi di jalan KK Singawinata. Para pengunjung tidak dipungut biaya sepeser pun.

Setiap pengunjung disambut oleh pemandu yang berpakaian khas Sunda dengan salam sunda "Sampurasun", sebagai bagian dari pemeliharaan kebudayaan nusantara.

Suguhan pertama museum yang disebut oleh Menteri Pariwisata Arief Yahya sebagai "little Indonesia" ialah lambang setiap provinsi dan ragam salam sapa yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia melalui tampilan digital.

Kemudian video pembentukan bumi dapat dinikmati oleh pengunjung dalam format tiga dimensi.

Memasuki museum lebih dalam, pengunjung akan mendapatkan informasi sejarah peristiwa masa lalu di setiap selasar yang dilaluinya. Uniknya, tampilan di selasar tersebut disesuaikan dengan alur peristiwa dalam setiap periodisasi sejarah.

Kepala Dinas Kearsipan Purwakarta Nina Meinawati mengatakan, di museum yang akan segera diresmikan itu juga terdapat sejarah bahari nusantara, alat musik dari berbagai daerah, dan tak ketinggalan motif batik mulai dari Sabang sampai Merauke.

"Tersedia juga kereta kencana yang bisa ditunggangi oleh para pengunjung museum itu," kata dia.

Sebelumnya, Pemkab Purwakarta juga telah meresmikan Museum Bale Panyawangan Tatar Sunda, berisi tentang sejarah Tatar Sunda dan Purwakarta dari masa ke masa.

Pewarta: M. Ali Khumaini

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017