Karawang (Antara Megapolitan) - Para petani di Desa Mekarjaya Kabupaten Karawang, Jawa Barat, kewalahan menangani serangan organisme pengganggu tanaman atau hama jenis ulat pada tanaman padi mereka.

"Selama ini upaya pengendaliannya hanya dengan menggunakan obat pestisida. Kami sudah banyak mengeluarkan biaya untuk membeli obat pestisida, tapi hama ulat itu tetap saja menempel di tanaman kami," kata Asnawi, seorang petani Desa Mekarjaya, Karawang, Minggu.

Ia mengatakan, areal sawah di sekitar Desa Mekarjaya umumnya terkena serangan hama ulat itu. Diperkirakan terdapat 200 hektare sawah yang terkena hama ulat.

Tanaman padi yang terkena serangan hama ulat rata-rata berumur 2 bulan. Dari sekitar 50 hektare areal sawah di sekitar desa itu, 80 persen di antaranya terserang hama ulat tersebut.

"Hama ulat ini memakan daun tanaman sampai akhirnya batang tanaman padi membusuk. Di desa ini ada sekitar 200 hektar sawah yang terserang hama," kata Asnawi.

Seorang petani setempat lainnya, Rohadi mengaku sudah beberapa kali mencoba-coba metode pengendalian hama ulat yang menyerang areal sawahnya.

Tidak hanya menggunakan obat pestisida, dirinya juga sudah mencoba menggunakan pestisida dicampur oli untuk membasmi hama ulat tersebut. Tetapi tetap saja tidak ada perubahannya.

Serangan hama ulat itu diakuinya menambah biaya produksi para petani.

Rohadi mengaku menggarap areal sawah sekitar lima hektare dan kini harus mengeluarkan uang hingga Rp40 juta, yang di antaranya untuk mengatasi serangan hama ulat. Padahal di saat normal, hanya mengeluarkan biaya produksi sekitar Rp25-30 juta.

Sementara itu, informasi yang berhasil dihimpun, meski para petani kewalahan mengatasi serangan hama ulat, belum ada petugas penyuluh pertanian yang memberikan saran atau masukan kepada para petani untuk mengatasi hama tersebut.

Pewarta: M. Ali Khumaini

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017