Kementerian Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui SEAMEO QITEP in Language (SEAQIL) mendukung kemampuan berbahasa Indonesia generasi muda agar mampu memanfaatkan potensi di era digital terutama dalam memproduksi konten yang berkualitas dan bernilai tinggi.

“Memproduksi konten berkualitas di era digital perlu didukung kemampuan ketrampilan talenta bahasa yang baik,” Deputi Direktur Administrasi SEAQIL dan Penanggung Jawab Kegiatan Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) Angkatan 5 Misbah Fikrianto di Jakarta, Selasa.

Misbah menegaskan kemampuan berbahasa Indonesia yang baik dan benar dalam rangka memanfaatkan potensi era digital ini terutama harus dikuasai oleh para generasi muda.

Baca juga: VILTA kirim guru bantu Bahasa Indonesia di Australia

Hal itu lantaran generasi muda merupakan generasi yang paling banyak mengonsumsi hingga memproduksi konten-konten digital sehingga mereka harus mengetahui etika termasuk dalam menggunakan bahasa Indonesia di dalam konten.

“Generasi muda harus meningkatkan kemampuan bahasa karena akan menjadi bekal kompetensi yang cakap. Kelak menjadi SDM yang unggul dan memiliki daya saing yang tinggi,” kata Misbah.

Dosen Pembimbing Program MSIB Angkatan 5 SEAQIL Nuning Yudhi Prasetyani menuturkan kemampuan talenta bahasa dapat meningkatkan kreativitas generasi muda untuk melahirkan konten berkualitas di era digital.

Kemampuan bahasa yang baik dapat dimanfaatkan bukan hanya sekadar membuat konten, namun juga bisa mengkurasi berbagai konten yang dikonsumsi sehingga generasi muda mampu memilah konten yang baik atau yang tidak.

Baca juga: Zoom Inc luncurkan dukungan Bahasa Indonesia pada aplikasinya

“Ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan literasi khususnya dalam mengonsumsi dan memproduksi konten di era digital tanpa mengesampingkan pentingnya etika,” ujar Nuning.

Plt. Direktur SEAQIL R. Dian Muniroh menambahkan, melalui SDM yang paham berbahasa Indonesia dengan baik dan benar ini diharapkan dapat memberi banyak dampak positif bagi masyarakat luas.

Dampak tersebut di antaranya generasi muda dapat membangun persatuan dan menghormati perbedaan melalui konten digital yang mereka buat.

Generasi muda juga dapat menggunakan kekuatan teknologi dan media sosial untuk mengadvokasi perubahan sosial serta memanfaatkan teknologi untuk berbagi pengetahuan dengan memahami etika dan literasi digital.

Baca juga: Peminat lomba pidato Bahasa Indonesia tinggi meski digelar secara virtual

Dengan adanya dampak tersebut maka para generasi muda dipercaya akan mampu menjadi agen perubahan yang bertanggung jawab dalam memanfaatkan teknologi untuk kemajuan sosial dan masyarakat.

“Mereka bisa menghormati perbedaan, serta memberikan inspirasi dan memotivasi untuk terus mengembangkan diri dalam menghadapi era digital yang terus berkembang,” ujar Dian.*

Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023