Bandarlampung (Antara Megapolitan) - Pemerintah Provinsi Lampung akan menjadikan pengelolaan Daerah sekitar penemuan kapal sebagai destinasi bertaraf internasional.

Hal ini disampaikan oleh Kepala BAPPEDA Provinsi Lampung Taufik Hidayat saat memimpin Rapat bersama Tim Penemu Kapal Krakatau, di Ruang Rapat Sekretaris Daerah Provinsi Lampung, di Bandarlampug, Kamis (5/1/2017).

Karo Humas dan Protokol Pemprov Lampung Bayana menjelaskan, dalam paparannya Kepala Bappeda menyampaikan dengan penemuan ini dapat menjadikan hasil penelitian sebagai aset yang mampu dimanfaatkan bersama bagi masyarakat Lampung.

Hal ini akan menjadi nilai tambah bagi wisatawan asing dan domestik saat Provinsi Lampung menggelar Festival Krakatau sebagai agenda tahunan Pemprov.

Heri Suliyanto, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan setempat menambahkan, agar penelitian ini mampu terlaksana dengan cepat dibutuhkan kerja sama lintas sektoral, seperti koordinasi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan serta dinas terkait.

Sementara Choiria Pandarita, selaku Kepala Dinas Pariwisata daerah itu menambahkan, sudah tiga tahun mendapat penghargaan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan 11 item warisan budaya tak benda.

Harta Karun

Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, Rahmad selaku bagian Tim Humas menyampaikan, tim penemu kapal Krakatau dimulai sejak 2012. Penemuan kapal ini berada di tengah laut, dan tak jauh dengan harta karun.

"Penelitian ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat akan dampak dari letusan Krakatau itu lebih dahsyat. Seperti laut terbelah,  tsunami, serta ketinggian laut yang berbeda dari biasanya," jelasnya.

Pada saat itu, krakatau itu dahsyat, dan menjadi satu peringatan. Bukan berhenti di tahun 1883, tetapi masih ada anak Krakatau yang mungkin akan lebih dahsyat dari karakatau.

Hadi Subroto, selaku inisiator penemuan menambahkan, penelitian ini diawali dengan suatu riset ilmiah di Bukit Kepayang yang berjarak 3,8 Km dari Gunung Krakatau.

Adapun riset ini menerapkan metode ilmiah melalui tahapan demi tahapan. Mulanya difokuskan pada proses ledakan Krakatau, serta memfokuskan dampak efek ledakan. Seperti tsunami dan wedus gembel.
Serta Wilayah mana di pulau Sumatera atau Jawa yang daerahnya mengalami kerusakan parah.

Dalam letusan itu, menciptakan dua bencana, yaitu tsunami dengan ketinggian 120 meter, dan wedus gembel yang dapat menerobos lautan sampai memapar di Bakauheni.

Meneliti dimana batu-batu dari laut naik ke daratan. Hal ini menunjukkan bahwa letusan tersebut sangat dahsyat. Banyak sekali batu-batu karang laut sampai ke puncak bukit Kepayang dan sekitarnya. Di Bukit Kepayang juga diduga terdapat kapal yang merupakan dampak Gunung Krakatau yang tertimbun oleh longsor.

Tim juga melakukan uji geolistrik bekerja sama dengan pihak Universitas Lapung (Unila), di atas titik yang diduga di bawahnya terdapat kapal. Dan dari uji ini menghasilkan bentuk anomali berbentuk lambung kapal.

Kepala Biro Humas dan Protokol Bayana menambahkan, diduga Kapal yang tertimbun merupakan kapal uap yang berasal dari Eropa.

"Rapat ini juga diikuti oleh tim dari penemu kapal Krakatau," kata Bayana. (Rls)

Pewarta: Humas Pemprov Lampung

Editor : M. Tohamaksun


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017