Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi mencatat dalam dua hari yakni Sabtu, (21/10) dan Minggu, (22/10) bencana angin puting beliung merusak puluhan rumah dan menumbangkan sejumlah pohon besar di empat kecamatan di Kabupaten Sukabumi, Jabar.

"Cuaca ekstrem yang terjadi dalam dua hari di akhir ini pekan ini memicu terjadinya bencana angin puting beliung yang melanda empat kecamatan yakni Kecamatan Jampangtengah, Cireunghas, Nagrak dan Gunungguruh," kata Humas BPBD Kabupaten Sukabumi Sandra Fitria di Sukabumi, Minggu.

Menurut Sandra, bencana angin puting beliung tersebut paling parah terjadi di Kecamatan Cireunghas pada Sabtu. Akibat kejadian ini di Desa Cipurut sebanyak 58 rumah rusak dengan rincian 56 unit rusak ringan dan dua unit rusak sedang.

Baca juga: Angin puting beliung landa Kabupaten Sukabumi
Baca juga: Angin kencang sebabkan kerusakan bangunan di wilayah Sukabumi

Masih di Kecamatan Cireunghas tepatnya di Desa Cireunghas sebanyak 13 unit rumah rusak dengan rincian 12 rusak ringan dan satu rusak ringan, Kemudian di Desa Tegalpanjang satu unit rumah rusak ringan.

Selanjutnya, di Kampung Cipeusing, RT 001/005, Desa/Kecamatan Jampangtengah bencana angin puting beliung tersebut menumbangkan dua pohon besar dan menimpa rumah warga yang mengakibatkan rumah tersebut mengalami rusak sedang pada bagian atap.

Bencana serupa pun terjadi di Kampung Gunungguruh, RT 01, RW 01, Desa Cibentang, Kecamatan Gunungguruh yang mengakibatkan dua rumah rusak akibat terdampak pohon tumbang yang tersapu angin kencang serta satu rumah rusak pada bagian kanopi akibat diterjang angin.

Baca juga: Angin kencang dan hujan deras terjang Palabuhanratu Sukabumi satu rumah ambruk

Kemudian di Kampung Cibodas, RT 01, RW 10, Desa Cisarua, Kecamatan Nagrak angin puting beliung menumbangkan pohon jenjeng sehingga batangnya menimpa satu rumah pada bagian atapnya.

"Untuk bencana angin puting beliung di Kecamatan Cireunghas dan Jampangtengah terjadi pada Sabtu, sementara pada Minggu bencana serupa melanda Kecamatan Gunungguruh dan Nagrak," tambahnya.

Sandra meskipun tidak ada korban jiwa, namun warga diimbau untuk tetap waspada karena bencana serupa berpotensi terjadi kembali. Sebab pada peralihan musim dari kemarau ke hujan biasanya terjadi cuaca ekstrem seperti hujan deras disertai angin kencang dan petir sehingga bisa memicu terjadinya bencana hidrometeorologi.

Pewarta: Aditia Aulia Rohman

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023