Depok, 31/8 (ANTARA) - Ekonom UI Rizal Edi Halim mengatakan pemerintah perlu mempercepat akselerasi pembangunan karena kinerja ekonomi yang baik.

"Akselerasi pembangunan sekarang dilakukan atau tidak sama sekali," kata Rizal di Depok, Jumat.

Ia mengatakan potret kinerja ekonomi nasional yang bagus saat ini merupakan peluang emas bagi upaya kebangkitan ekonomi nasional ke depan.

"Momentum dan kesempatan ini tidak hanya perlu dimaksimalkan tetapi berpotensi untuk dipercepat dengan beberapa catatan penting," katanya.

Menurut dia pertama pembangunan perlu disebar ke wilayah-wilayah selain pulau jawa untuk menyeimbangkan permbangunan menuju pembangunan berkeadilan.

Pembangunan ini meliputi pembangunan inftasruktur, penyaluran investasi baik Penanaman Modal Asing (PMA) maupun Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), dan mengembangkan sentra-sentra usaha yang berbasis kompetensi.

Kedua lanjut Rizal industrialisasi perlu digerakkan agar kapasitas produksi dapat menjadi engine bagi pertumbuhan ekonomi mengingat permintaan domestik cukup tinggi. Hal ini dapat menghindarkan Indonesia dari impor yang beberapa waktu ini meningkat tajam.

Selanjutnya ketiga adalah industrialisasi perlu didukung oleh SDM yang handal dan mumpuni sehingga produktivitas industri dapat mencapai hasil yang optimal.

Keempat, pemanfaatan teknologi perlu dioptimalkan sebagai pelumas bagi upaya pengembangan produk dan inovasi. Pemanfaatan teknologi ini juga didorong oleh keinginan untuk dapat membebaskan diri dari ekonomi biaya tinggi dan prinsip good and clean government.

Dan yang terakhir sebagai pendukung upaya di atas adalah stabilisasi politik dan keamanan nasional. Stabilisasi politik merupakan syarat keberhasilan pembangunan dan upaya memanfaatkan momentum emas kebangkitan ekonomi nasional.

"Kesadaran kolektif perlu dimunculkan untuk mencapai cita-cita kemerdekaan dan mewujudkan wajah baru Indonesia menjelang 100 tahun kemerdekaan Indonesia," ujarnya.

Rizal menjelaskan kinerja investasi sepanjang semester 1-2012 menunjukkan kinerja yang positif. Derasnya arus investasi dalam semester 1-2012 khususnya investasi asing merupakan imbas dari krisis global dimana Indonesia menjadi pilihan tujuan investasi dengan kondisi ekonomi yang relatif stabil.

"Capaian ini 24 persen lebih tinggi dari capaian tahun lalu periode yang sama dan 8 persen lebih tinggi dati realisasi triwulan 1-2012," katanya.  

Dengan demikian perkembangan realisasi investasi selama semester 1-2012 sudah mencapai Rp148,1 triliun dengan PMDN sevesar Rp40,5 triliun (naik 22,7 persen dari  periode yang sama tahun sebelumnya) dan PMA sebesar Rp107,6 triliun atau naik sekitar 30,4 persen dari periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Realisasi ini ekuivalen dengan 52 persen dari target 2012 sebesar Rp76,7 triliun (PMDN) dan Rp206,8 triliun (PMA). Hal ini dikonfirmasi oleh masuknya Indonesia dalam MIST (Meksiko-Indonesia-South Korea-Turkey) kekuatan baru ekonomi dunia yang mirip perkembangan BRIC  di awal 2000-an.

MIST merupakan 4 dari 11 negara yang tergabung dalam Goldman Sach N-11 equity fund.

MIST diprediksi akan menjadi target-target investasi para pemilik modal dalam beberapa tahun ke depan karena pertimbangan stabilitas dan fundamental ekonomi yang relatif stabil dan bergerak positif dalam beberapa tahun ini.

Feru Lantara

Pewarta:

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2012