Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebutkan realisasi Program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) berbahan pangan lokal per 25 September 2023 mencapai 93,3 persen dari 389 daerah yang mengikuti program tersebut.
"Dari 389 kabupaten/kota yang dapat (ikut dalam Program PMT, red.), sekitar 93 persen sudah mulai melaksanakan," ujar Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kemenkes Lovely Daisy di Jakarta, Jumat.
Ia mengatakan PMT lokal yang mulai dilaksanakan pada Mei 2023 tersebut, menyasar 6.325 puskesmas tersebar di 389 kabupaten dan kota.
Baca juga: Baznas beri PMT 200 penderita TBC di Kota Tangerang
Berdasarkan akumulasi puskesmas yang mendapatkan alokasi dana program ini, 70,4 persen sudah melaksanakan pemberian PMT lokal kepada masyarakat.
Ia mengatakan alokasi dana yang didapatkan setiap puskesmas berbeda-beda, tergantung jumlah sasaran masyarakat dalam cakupan wilayah kerja setiap puskesmas.
"Beragam, tergantung jumlah sasaran, ada yang Rp1 miliar, ada ratusan juta, setiap kabupaten/kota berbeda-beda alokasinya, sesuai dengan jumlah sasaran," katanya.
Baca juga: Kemenkes ganti biskuit dengan bahan pangan lokal masing-masing daerah untuk program PMT
Daisy mengatakan pada tahun pertama penyelenggaraan PMT lokal ini, pemerintah telah mengalokasikan dana Rp1,2 triliun. Saat ini, sedang dilakukan pendampingan kepada setiap daerah yang melaksanakan program tersebut, supaya terjadi percepatan implementasi PMT.
Ia menjelaskan PMT berbahan pangan lokal, yakni pemberian makanan olahan menggunakan bahan pangan lokal yang tersedia di daerah tersebut, untuk meningkatkan status gizi pada sasaran yang pada akhirnya dapat menurunkan angka stunting dalam skala nasional.
Sasaran program ini, yakni balita dengan berat badan tidak naik, balita dengan berat badan kurang, balita gizi kurang, serta ibu hamil kurang energi kronis (KEK).
Baca juga: Indocement salurkan PMT kepada 11.164 anak balita di Kabupaten Bogor
Kemenkes berharap, melalui Program PMT berbahan pangan lokal maka kebutuhan gizi balita di Indonesia dapat terpenuhi.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023
"Dari 389 kabupaten/kota yang dapat (ikut dalam Program PMT, red.), sekitar 93 persen sudah mulai melaksanakan," ujar Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kemenkes Lovely Daisy di Jakarta, Jumat.
Ia mengatakan PMT lokal yang mulai dilaksanakan pada Mei 2023 tersebut, menyasar 6.325 puskesmas tersebar di 389 kabupaten dan kota.
Baca juga: Baznas beri PMT 200 penderita TBC di Kota Tangerang
Berdasarkan akumulasi puskesmas yang mendapatkan alokasi dana program ini, 70,4 persen sudah melaksanakan pemberian PMT lokal kepada masyarakat.
Ia mengatakan alokasi dana yang didapatkan setiap puskesmas berbeda-beda, tergantung jumlah sasaran masyarakat dalam cakupan wilayah kerja setiap puskesmas.
"Beragam, tergantung jumlah sasaran, ada yang Rp1 miliar, ada ratusan juta, setiap kabupaten/kota berbeda-beda alokasinya, sesuai dengan jumlah sasaran," katanya.
Baca juga: Kemenkes ganti biskuit dengan bahan pangan lokal masing-masing daerah untuk program PMT
Daisy mengatakan pada tahun pertama penyelenggaraan PMT lokal ini, pemerintah telah mengalokasikan dana Rp1,2 triliun. Saat ini, sedang dilakukan pendampingan kepada setiap daerah yang melaksanakan program tersebut, supaya terjadi percepatan implementasi PMT.
Ia menjelaskan PMT berbahan pangan lokal, yakni pemberian makanan olahan menggunakan bahan pangan lokal yang tersedia di daerah tersebut, untuk meningkatkan status gizi pada sasaran yang pada akhirnya dapat menurunkan angka stunting dalam skala nasional.
Sasaran program ini, yakni balita dengan berat badan tidak naik, balita dengan berat badan kurang, balita gizi kurang, serta ibu hamil kurang energi kronis (KEK).
Baca juga: Indocement salurkan PMT kepada 11.164 anak balita di Kabupaten Bogor
Kemenkes berharap, melalui Program PMT berbahan pangan lokal maka kebutuhan gizi balita di Indonesia dapat terpenuhi.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023