Aktivis lingkungan mengajak masyarakat yang tinggal maupun beraktivitas di sekitar hutan membantu upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan, antara lain dengan tidak melakukan tindakan yang bisa memicu kebakaran.

"Di musim kering dengan suhu panas tinggi seperti ini tindakan ceroboh kecil seperti membuang puntung rokok yang masih menyala (berasap) di dalam kawasan hutan bisa memicu kebakaran," kata Agus Utomo, aktivis lingkungan sekaligus juru kunci Gunung Budheg di Tulungagung, Jawa Timur, Sabtu.

Menyusul kebakaran hutan dan lahan yang baru saja terjadi di lereng Gunung Budheg, Agus mengemukakan bahwa kebakaran itu kemungkinan besar tidak terjadi karena faktor alami seperti gesekan antar-dahan kering.

Baca juga: Karhutla Gunung Baluran Situbondo berhasil dikendalikan pada hari kelima
Baca juga: Tim gabungan padamkan api yang melalap 30 hektare lahan di Tapin Kalsel

Menurut dia, kejadian kebakaran hutan dan lahan tersebut lebih mungkin terjadi karena tindakan ceroboh orang yang membakar ilalang dan ranting kering atau membuang puntung rokok di sembarang tempat.

"Kebakaran hutan di Gunung Budheg sudah empat kali terjadi sejak 10 tahunan terakhir. Dan yang pertama dalam kurun empat tahun terakhir. Artinya, tiga tahun kemarin tidak ada kejadian seperti ini, dan baru kemarin itu kebakaran hutan kembali terjadi," katanya.

Dia mengatakan bahwa kebakaran hutan telah menimbulkan kerusakan ekosistem dan mengganggu kelangsungan hidup satwa liar di Gunung Budheg, yang merupakan tempat tinggal satwa seperti tenggiling, elang jawa, kucing hutan, musang, dan macam-macam burung liar.

Baca juga: BMKG keluarkan peringatan dini atas potensi karhutla di sejumlah wilayah

Agus berharap pihak berwajib segera mengungkap penyebab kebakaran hutan di Gunung Budheg dan menangkap orang yang menyebabkan kebakaran terjadi.

"Harus segera mengambil sikap, jangan dibiarkan terus terjadi. Khawatir pas hujan nanti airnya akan menggerus tanah dan bisa saja menimbulkan longsor," katanya.

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023