Pemerintah Kabupaten Bogor, Jawa Barat, mengandalkan "Duta Inovasi Desa" dan "Cageur" pada ajang "Innovative Government Award" (IGA) Tahun 2023 yang diselenggarakan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) RI.

Bupati Bogor Iwan Setiawan di Bogor, Kamis, menyebutkan bahwa kedua inovasi unggulan tersebut telah dipresentasikan kepada Kepala Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri (BSKDN) Kemendagri dan Tim Penilai Lomba IGA 2023 yang berasal dari berbagai instansi, baik pemerintah maupun swasta.

Ia menjelaskan "Duta Inovasi Desa" dari Bappedalitbang adalah penggerak inovasi di perdesaan berbasis kearifan lokal yang didukung sinergi pentahelix untuk mengatasi tantangan dan permasalahan kewilayahan.

Baca juga: Plt Bupati Bogor tekankan pada BUMD harus tingkatkan inovasi bisnis

"Melalui pemberdayaan pemuda dan mahasiswa dalam pengembangan inovasi dan mendukung konsep desa inovatif," ungkapnya.

Menurut dia, inovasi ini adalah peran pemerintah sebagai fasilitator dan evaluator untuk menjamin keberlanjutan inovasi daerah dengan dukungan mitra dari perguruan tinggi melalui Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka.

Iwan menerangkan setelah adanya inovasi ini jumlah mahasiswa penggerak inovasi kini tercatat sebanyak 6.500 mahasiswa per tahun. Inovasi, kata dia, berdampak terhadap ekonomi sosial di 416 desa.

"Duta Inovasi Desa" sudah memiliki hak cipta dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (KemenkumHAM) pada tahun 2022, katanya.

Baca juga: Ade Yasin paparkan 199 inovasi Pemkab Bogor di kantor Kemendagri

“Sebelum ada inovasi ini, kualitas inovasi desa tidak memenuhi 20 indikator penilaian indeks inovasi daerah, namun setelahnya inovasi memenuhi 70 persen indikator penilaian indeks inovasi daerah,” terang Iwan.

Sedikitnya ada 13 perguruan tinggi sebagai mitra "Duta Inovasi Desa", yaitu IPB University, Universitas Djuanda, Universitas Pakuan, Universitas Ibn Khaldun, Universitas Nusa Bangsa, Institut Agama Islam Sahid, Institut Ummul Quro Al Islami, STIT Sirojul Falah, STAI Al-Hidayah, Universitas Pancasila, Universitas Indonesia, UIN Syarif Hidayatullah, serta Universitas Trilogi.

Sementara itu, "Cageur" atau "Gancang Ngubaran Dulur" dari RSUD Cibinong ini merupakan inovasi digital berupa layanan dasar bidang kesehatan.

Aplikasi berbasis website yang dikelola RSUD Cibinong ini menghadirkan "Hospital Without Wall" melalui layanan rujukan, "telemedicine", dan "home care", mengingat Kabupaten Bogor merupakan daerah dengan jumlah penduduk terbanyak di Indonesia.

Baca juga: IGA 2021, Pemkab Bogor siapkan 199 inovasi

“Ini memiliki integrasi internal dengan Sistem Pelayanan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) dan Bogor Hade ("Health Prevention", "Agromaritim", "Traditional", dan "Emergency") mendukung transformasi layanan kesehatan berbasis 'one health," kata Iwan.

Ia menerangkan kebaruan inovasi ini adalah kemudahan atau aksesibilitas, kecepatan layanan dengan dukungan digitalisasi layanan kesehatan sebagai wujud transformasi pelayanan kesehatan berbasis digital Hospital Without Wall.

“Manfaat inovasi digital 'Cageur' adalah mempercepat dan memperluas akses pelayanan kesehatan, efisiensi biaya operasional pasien, kemudahan komunikasi antara dokter dengan pasien, dan lain-lain," paparnya.

Pewarta: M Fikri Setiawan

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023