Sukabumi (Antara Megapolitan) - Polres Sukabumi Kota memastikan jasad karyawan toko meubel di Kampung Cigunung, Kota Sukabumi, Jawa Barat yang ditemukan warga sudah membusuk di tempat kerjanya bukan merupakan korban pembunuhan.
"Dari hasil visum yang dilakukan oleh tim medis RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi, karyawan toko meubel di Kelurahan Sukakarya, Kecamatan Waudoyong yang diketahui bernama Zakaria Jaki (48) asal Kampung Balapulang Wetan RT06/03 Kecamatan Balapulang, Kabupaten tegal, Jateng karena serangan jantung," kata Kapolres Sukabumi Kota, AKBP Rustam Mansur di Sukabumi, Rabu.
Menurutnya, jasad almarhum yang ditemukan pada Selasa, (13/12) tidak dilakukan autopsi karena pihak keluarga menolaknya. Selain itu, dari hasil visum, tidak ditemukan adanya luka akibat penganiayaan.
Bercak darah yang berada di lokasi, akibat pembuluh darah korban pecah, apalagi jasadnya diperkirakan sudah tiga hari sehingga kondisinya sudah mengeluarkan aroma tidak sedap, membengkak dan sudah membiru.
Rencananya, jasad korban akan dipulangkan ke daerah asalnya setelah, penyelidikan polisi selesai. Dan saat ini pihak keluarga sudah ada di Sukabumi untuk menjemput dan memulangkan almarhum agar segera dikebumikan di kampung halamannya.
Maka dari itu, hasil visum yang menunjukan bahwa korban meninggal karena sakit sehingga penyelidikan kasus ini selesai, ditambah pihak tidak ada tuntutan dari pihak keluarga korban dan menganggap kejadian ini adalah takdir.
"Banyaknya bercak darah di TKP berasal dari pembuluh darah korban yang pecah dan keluar dari hidung, mulut dan telinga. Selain itu, kami juga tidak menemukan adanya bukti lain yang mengarah kepada tindak kejahatan," tambah Rustam.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016
"Dari hasil visum yang dilakukan oleh tim medis RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi, karyawan toko meubel di Kelurahan Sukakarya, Kecamatan Waudoyong yang diketahui bernama Zakaria Jaki (48) asal Kampung Balapulang Wetan RT06/03 Kecamatan Balapulang, Kabupaten tegal, Jateng karena serangan jantung," kata Kapolres Sukabumi Kota, AKBP Rustam Mansur di Sukabumi, Rabu.
Menurutnya, jasad almarhum yang ditemukan pada Selasa, (13/12) tidak dilakukan autopsi karena pihak keluarga menolaknya. Selain itu, dari hasil visum, tidak ditemukan adanya luka akibat penganiayaan.
Bercak darah yang berada di lokasi, akibat pembuluh darah korban pecah, apalagi jasadnya diperkirakan sudah tiga hari sehingga kondisinya sudah mengeluarkan aroma tidak sedap, membengkak dan sudah membiru.
Rencananya, jasad korban akan dipulangkan ke daerah asalnya setelah, penyelidikan polisi selesai. Dan saat ini pihak keluarga sudah ada di Sukabumi untuk menjemput dan memulangkan almarhum agar segera dikebumikan di kampung halamannya.
Maka dari itu, hasil visum yang menunjukan bahwa korban meninggal karena sakit sehingga penyelidikan kasus ini selesai, ditambah pihak tidak ada tuntutan dari pihak keluarga korban dan menganggap kejadian ini adalah takdir.
"Banyaknya bercak darah di TKP berasal dari pembuluh darah korban yang pecah dan keluar dari hidung, mulut dan telinga. Selain itu, kami juga tidak menemukan adanya bukti lain yang mengarah kepada tindak kejahatan," tambah Rustam.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016