Jakarta (Antara Megapolitan) - Rektor Universitas Pancasila (UP) Jakarta, Wahono Sumaryono mengatakan potensi guru bimbingan konseling perlu terus digali agar bisa memahami murid-murid yang menjadi bimbingannya.

"Perannya yang sangat sentral sehingga guru bimbingan konseling mempunyai peran luar biasa untuk memajukan anak didiknya," kata Wahono disela-sela acara Pelatihan Peningkatan Kompetensi para Guru Bimbingan Konseling (BK) SMK/SMK/SMF Sejabodetabek, Sukabumi dan Cilegon di Fakultas Hukum Universitas Pancasila Jakarta, Selasa.

Wahono mengatakan guru bimbingan konseling harus membuka wawasan dengan menggali potensi diri, sehingga pengetahuannya semakin luas memahami hal-hal yang banyak menjadi masalah anak didiknya.

"Banyak murid pusing dengan pelajaran matematika, fisika, kimia, ataupun biologi sehingga meminta guru BK untuk mencari solusinya," ujar Wahono disela acara yang bertema Membuka Potensi Guru, Meningkatkan Kualitas Pendamping` tersebut.

Untuk itu para guru bimbingan konseling harus bisa memberikan penjelasan kemana seorang murid melanjutkan studinya sesuai dengan kemampuan, minat dan bakatnya.

"Guru harus bisa menjadi konselor yang baik bagi muridnya," katanya.

Dikatakannya perkembangan pengetahuan teknologi yang semakin pesat juga harus diantisipasi oleh para guru BK, dimana harus bisa menjelaskan pengaruh sosial media bagi para anak didiknya.

"Banyak sosial media yang beredar tidak tervalidasi, sehingga harus diberi pengertian kepada anak didiknya," katanya.

Lebih lanjut Wahono mengatakan belum lagi permasalahan remaja yang kerap dihadapkan dengan permasalahan penggunaan narkoba, radikalisme, terorisme, seks bebas, maka guru BK harus dapat mengetahui pemahaman tentang permasalahan tersebut.

Sementara itu Psikolog Universitas Pancasila, Maharani Ardi Putri menjelaskan kegiatan peningkatan guru bimbingan konseling untuk meningkatkan kemampuan para guru tersebut melalui potensi yang ada dalam dirinya.

"Guru BK harus dapat melihat kedepannya seperti apa anak didiknya dan karirnya seperti apa," ujarnya.

Sebagai seorang guru, bisa membentuk remaja agar mempunyai kualitas, dan guru harus bisa menjadi contoh bagi muridnya. "Apa yang dikembangkan harus bisa memberi contoh kepada muridnya," ujarnya.

Ia mengatakan jika memang ada hal-hal yang tidak sesuai dengan kepribadian misalnya pacaran yang tidak sehat tetapi selalu diikuti, ini tentunya menjadi tidak baik.

"Harus ada counter dengan hal yang baik sehingga murid tidak terjebak dalam hal yang tidak baik," demikian Putri.

Pewarta: Feru Lantara

Editor : Feru Lantara


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016