Angkat beban dan crossfit adalah dua jenis olahraga yang bertujuan untuk menguatkan dan menyehatkan, meskipun terlihat sama, kedua jenis olahraga tersebut memiliki teknik dan karakteristik yang berbeda.
Medical General Manager PT Kalbe Farma Tbk, dr. Dedyanto Henky Saputra, M.Gizi, AIFO-K, dalam keterangan tertulisnya, Sabtu, menyoroti olahraga yang kerap kali diyakini dapat mengubah lemak tubuh menjadi otot.
“Angkat beban berfokus pada pembentukan massa otot pada area tubuh tertentu, sedangkan crossfit adalah jenis olahraga yang berfokus pada gerakan fungsional intensitas tinggi yang mencakup gerakan aerobik (melatih jantung dan pembuluh darah), sekaligus gerakan anaerobik (membangun kekuatan otot),” ujarnya.
Ia menjelaskan, angkat beban terfokus pada satu atau beberapa bagian otot tubuh saja, yang dilakukan terus menerus hingga massa otot bertambah pada area itu dan bentuk tubuh yang ditargetkan tercapai.
Sedangkan crossfit lebih berfokus melatih semua gerakan pada satu sesi latihan, dengan tujuan untuk memperkuat endurance, fleksibilitas, pembentukan tubuh, dan juga penurunan berat badan.
Menurut American Pediatric Academy, olahraga beban bisa dilakukan sejak usia 7-8 tahun, dengan pengawasan orang dewasa dan lebih direkomendasikan dengan berat yang menggunakan berat badan sendiri.
“Lansia juga dianjurkan untuk melakukan olahraga angkat beban karena bermanfaat untuk meningkatkan kepadatan tulang dan kekuatan sendi, sehingga menurunkan risiko osteoporosis dan osteoarthritis. Bagi lansia, lakukan 30 menit olahraga aerobik lima kali seminggu dan dua kali olahraga angkat beban yang melatih semua otot secara terjadwal,” tutur dr Dedy.
Dokter Dedy menjelaskan bahwa asupan nutrisi juga penting diperhatikan oleh pegiat olahraga. Asupan nutrisi yang baik adalah yang memenuhi keragaman gizi dan cukup asupan kalori yang disesuaikan dengan kebutuhan berat badan ideal. Selain itu kurangi asupan gula, garam, lemak jenuh dan pangan olahan, serta menghindari konsumsi makanan dengan kandungan lemak trans..
Berbicara suplemen nutrisi, saat ini dikenal istilah suplemen nutrisi pre-workout. Jenis suplemen ini bertujuan untuk meningkatkan performa seseorang saat melakukan aktivitas olahraga.
Beberapa jenis suplemen pre-workout yang dikenal adalah maltodekstrin, creatine, kafein, dan bet-alanine. Beberapa kandungan tersebut ada di dalam salah satu produk Kalbe Farma melalui anak usaha PT Bintang Toedjoe, yakni EJ Sport.
“Produk EJ Sport ini untuk pre-workout dan juga endurance, karena kalau kita olahraga bukan hanya menyiapkan waktu, tetapi juga nutrisi. Jika nutrisi tidak tepat sebelum olahraga dapat menyebabkan hipoglikemi atau juga bisa ngempos kalau di gym, maka kami mengeluarkan produk nutrisi energi untuk pre-workout atau during workout yang bisa membuat olahraga makin optimal,” kata LOB-1 Grup Manager PT Bintang Toedjoe, Febrian Adiputra.
Febrian mengatakan, pegiat gym, crossfit, dan bodypump dapat mengonsumsi EJ Sport 30 menit sebelum berolahraga. Sedangkan pada olahraga tipe endurance seperti marathon dan bersepeda, konsumsi EJ Sport 30 menit sebelum start dan di tengah perjalanan.
Jika bermain futsal, EJ Sport dapat dikonsumsi di selah-selah istirahat. Hal ini untuk memperoleh asupan nutrisi maksimal yang ada dalam kandungan EJ Sport. Salah satunya, maltodekstrin untuk mensuplai kebutuhan energi saat berolahraga.
“EJ Sport juga mengandung Vitamin B yang bermanfaat dalam metabolisme energi. Selain itu, kandungan L-carnitine dari EJ Sport beperan dalam mengoptimalkan proses pembakaran lemak jadi energi,” jelasnya.
Febrian menambahkan, perlu diperhatikan supaya tidak tiba-tiba berhenti berolahraga namun rutin mengonsumsi EJ-Sport untuk tujuan membakar lemak. Sebab, ada aturan pakainya, yakni harus tetap berolahraga dan beraktivitas fisik.
Selain memperhatikan asupan nutrisi, dr. Dedy menyarankan olahraga sebaiknya dilakukan secara teratur dengan kombinasi olahraga aerobik, angkat beban, dan HIIT (High Intensity Interval Training). Tidur atau istirahat yang cukup pun diperlukan. Juga menjaga diri tetap terhidrasi dan menghindari faktor pemicu stres.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023
Medical General Manager PT Kalbe Farma Tbk, dr. Dedyanto Henky Saputra, M.Gizi, AIFO-K, dalam keterangan tertulisnya, Sabtu, menyoroti olahraga yang kerap kali diyakini dapat mengubah lemak tubuh menjadi otot.
“Angkat beban berfokus pada pembentukan massa otot pada area tubuh tertentu, sedangkan crossfit adalah jenis olahraga yang berfokus pada gerakan fungsional intensitas tinggi yang mencakup gerakan aerobik (melatih jantung dan pembuluh darah), sekaligus gerakan anaerobik (membangun kekuatan otot),” ujarnya.
Ia menjelaskan, angkat beban terfokus pada satu atau beberapa bagian otot tubuh saja, yang dilakukan terus menerus hingga massa otot bertambah pada area itu dan bentuk tubuh yang ditargetkan tercapai.
Sedangkan crossfit lebih berfokus melatih semua gerakan pada satu sesi latihan, dengan tujuan untuk memperkuat endurance, fleksibilitas, pembentukan tubuh, dan juga penurunan berat badan.
Menurut American Pediatric Academy, olahraga beban bisa dilakukan sejak usia 7-8 tahun, dengan pengawasan orang dewasa dan lebih direkomendasikan dengan berat yang menggunakan berat badan sendiri.
“Lansia juga dianjurkan untuk melakukan olahraga angkat beban karena bermanfaat untuk meningkatkan kepadatan tulang dan kekuatan sendi, sehingga menurunkan risiko osteoporosis dan osteoarthritis. Bagi lansia, lakukan 30 menit olahraga aerobik lima kali seminggu dan dua kali olahraga angkat beban yang melatih semua otot secara terjadwal,” tutur dr Dedy.
Dokter Dedy menjelaskan bahwa asupan nutrisi juga penting diperhatikan oleh pegiat olahraga. Asupan nutrisi yang baik adalah yang memenuhi keragaman gizi dan cukup asupan kalori yang disesuaikan dengan kebutuhan berat badan ideal. Selain itu kurangi asupan gula, garam, lemak jenuh dan pangan olahan, serta menghindari konsumsi makanan dengan kandungan lemak trans..
Berbicara suplemen nutrisi, saat ini dikenal istilah suplemen nutrisi pre-workout. Jenis suplemen ini bertujuan untuk meningkatkan performa seseorang saat melakukan aktivitas olahraga.
Beberapa jenis suplemen pre-workout yang dikenal adalah maltodekstrin, creatine, kafein, dan bet-alanine. Beberapa kandungan tersebut ada di dalam salah satu produk Kalbe Farma melalui anak usaha PT Bintang Toedjoe, yakni EJ Sport.
“Produk EJ Sport ini untuk pre-workout dan juga endurance, karena kalau kita olahraga bukan hanya menyiapkan waktu, tetapi juga nutrisi. Jika nutrisi tidak tepat sebelum olahraga dapat menyebabkan hipoglikemi atau juga bisa ngempos kalau di gym, maka kami mengeluarkan produk nutrisi energi untuk pre-workout atau during workout yang bisa membuat olahraga makin optimal,” kata LOB-1 Grup Manager PT Bintang Toedjoe, Febrian Adiputra.
Febrian mengatakan, pegiat gym, crossfit, dan bodypump dapat mengonsumsi EJ Sport 30 menit sebelum berolahraga. Sedangkan pada olahraga tipe endurance seperti marathon dan bersepeda, konsumsi EJ Sport 30 menit sebelum start dan di tengah perjalanan.
Jika bermain futsal, EJ Sport dapat dikonsumsi di selah-selah istirahat. Hal ini untuk memperoleh asupan nutrisi maksimal yang ada dalam kandungan EJ Sport. Salah satunya, maltodekstrin untuk mensuplai kebutuhan energi saat berolahraga.
“EJ Sport juga mengandung Vitamin B yang bermanfaat dalam metabolisme energi. Selain itu, kandungan L-carnitine dari EJ Sport beperan dalam mengoptimalkan proses pembakaran lemak jadi energi,” jelasnya.
Febrian menambahkan, perlu diperhatikan supaya tidak tiba-tiba berhenti berolahraga namun rutin mengonsumsi EJ-Sport untuk tujuan membakar lemak. Sebab, ada aturan pakainya, yakni harus tetap berolahraga dan beraktivitas fisik.
Selain memperhatikan asupan nutrisi, dr. Dedy menyarankan olahraga sebaiknya dilakukan secara teratur dengan kombinasi olahraga aerobik, angkat beban, dan HIIT (High Intensity Interval Training). Tidur atau istirahat yang cukup pun diperlukan. Juga menjaga diri tetap terhidrasi dan menghindari faktor pemicu stres.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023