Harga emas lebih tinggi pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), berbalik menguat dari penurunan tajam sehari sebelumnya, karena dolar Amerika Serikat (AS) melemah menyusul keputusan Bank Sentral Jepang untuk menyesuaikan kerangka kebijakan moneternya, dan inflasi AS menunjukkan pelambatan.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di Divisi Comex New York Exchange melonjak 14,70 dolar AS atau 0,75 persen menjadi menetap pada 1.960,40 dolar AS per ounce, setelah menyentuh tertinggi sesi di 1.962.20 dolar AS dan terendah di 1.944,20 dolar AS.

Emas berjangka anjlok 24,40 dolar AS atau 1,24 persen menjadi 1.945,70 dolar AS pada Kamis (27/7), setelah terangkat 6,40 dolar AS atau 0,33 persen menjadi 1.970,10 dolar AS pada Rabu (26/7), dan naik tipis 1,5 dolar AS atau 0,08 persen menjadi 1.963,70 dolar AS pada Selasa (25/7).

Dolar AS melemah setelah data menunjukkan inflasi tahunan AS pada Juni naik pada laju paling lambat dalam lebih dari dua tahun, yang dapat mendorong Federal Reserve lebih dekat untuk mengakhiri siklus kenaikan suku bunganya.

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,1 persen menjadi 101,65, sementara yen Jepang menguat menjadi 140,96 terhadap dolar AS.

Inflasi tahunan AS pada Juni meningkat dengan jumlah terkecil dalam lebih dari dua tahun, dengan tekanan harga yang mendasari moderat. Jika tren berlanjut, itu bisa mendorong Federal Reserve lebih dekat untuk mengakhiri siklus kenaikan suku bunga tercepat sejak 1980-an.

Tingkat inflasi inti, yang mengabaikan harga makanan dan energi yang bergejolak, naik 4,1 persen dalam 12 bulan terakhir hingga Juni, turun tajam dari kenaikan 4,6 persen pada Mei, tetapi itu masih menempatkannya pada level terendah lebih dari dua tahun. Namun, itu masih jauh di atas target Fed 2,0 persen..
 
 

Pewarta: Apep Suhendar

Editor : Feru Lantara


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023