Jakarta (Antara Megapolitan) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat pagi bergerak melemah sebesar 15 poin menjadi Rp13.080 dibandingkan posisi sebelumnya di level Rp13.065 per dolar AS.

Pengamat pasar uang Bank Woori Saudara Indonesia Tbk, Rully Nova di Jakarta, Jumat mengatakan bahwa sebagian pelaku pasar uang di dalam negeri cenderung menambil posisi "wait and see" di tengah aksi damai pada 4 November 2016.

"Pelaku pasar uang cenderung menahan diri untuk mengakumulasi aset berdenominasi rupiah sehingga fluktuasinya cenderung mengarah negatif," kata Rully Nova.

Ia mengharapkan bahwa aksi damai itu tidak menutupi sentimen positif dari produk domestik bruto (PDB) kuartal III 2016 yang diproyeksikan tumbuh.

"PDB kuartal III 2016 diproyeksikan masih tumbuh, sentimen itu menjadi salah satu faktor yang dapat menjaga mata uang domestik," katanya.

Sementara itu,ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta menambahkan bahwa dolar AS yang melemah terhadap mayoritas mata uang dunia seharusnya bisa memberikan topangan bagi rupiah pada hari ini (4/11).

Rangga Cipta menambahkan bahwa pelaku pasar uang juga sedang fokus pada indeks kepercayaan konsumen yang sedianya akan diumumkan pada hari JUmat. Cadangan devisa serta pertumbuhan PDB menjadi sentimen yang berikutnya ditunggu, dijadwalkan diumumkan pada pekan depan.  (Ant).

Pewarta: Zubi Mahrofi

Editor : M. Tohamaksun


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016