Bantul (Antara Megapolitan) - Wakil Bupati Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Abdul Halim Muslih mengatakan kabupaten ini masih kekurangan homestay atau tempat menginap wisatawan di desa wisata-desa wisata setempat.
"Terus terang sekarang di Bantul masih kekurangan hunian, sehingga kami masih perlukan banyak penginapan khususnya di desa wisata," kata Halim di Bantul, Selasa.
Menurut dia, selain kekurangan hunian atau tempat menginap wisatawan yang berupa homestay di desa wisata, daerah ini juga kekurangan hotel berbintang, mengingat saat ini di Bantul baru ada satu hotel berbintang di daerah perbatasan.
Oleh sebab itu, kata dia, pihaknya mendorong masyarakat maupun pengelola wisata di desa wisata meningkatkan jumlah homestay agar bisa menampung tamu menginap dengan kapasitas lebih banyak.
"Kami dorong masyarakat di daerah wisata untuk membenahi desa wisatanya sekaligus membangun home stay. Karena pemerintah tidak bisa bekerja sendirian harus melibatkan berbagai pihak," katanya.
Halim mengatakan, kondisi kekurangan tempat menginap wisatawan baik berupa homestay dan hotel di Bantul ini berbeda dengan daerah lain di DIY, misalnya Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman, saat ini sudah banyak tersedia.
"Sehingga kita buka kesempatan peluang bagi investor untuk berinvestasi di bidang perhotelan, dan kita sebagai pemerintah itu membuka peluang mempermudah, memotong rantai perizinan yang berbelit-belit," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bantul, Bambang Legowo mengatakan, di Bantul saat ini terdapat lebih dari 30 desa wisata dengan berbagai potensi yang ditawarkan mulai dari wisatanya, budaya dan seni hingga kuliner khas setempat.
"Secara keseluruhan di Bantul ada 30an desa wisata, namun yang benar-benar maju dan berkembang termasuk penyediaan homestay dan siap menerima wisatawan kurang lebih sekitar 15 sampai 20 desa wisata," katanya.
Hari ini ada penilaian Adipuira P1, semua yang ada. Adipura harga mati 2017 dengan catatan bermartabat.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016