Bogor (Antara Megapolitan) - Kelompok Penggerak Pariwisata (Kompepar) Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, terus bergerak untuk menjadikan kawasan wisata Puncak berbas dari sampah.

"Kami memiliki keinginan yang kuat, menjadikan kawasan Puncak sebagai lokasi wisata yang bersih dari sampah," kata Ketua Kompepar Puncak, Teguh Mulyana, di Bogor, Sabtu.

Menurutnya, kawasan Puncak sudah tiga kali mendapat peringatan atau larangan berkunjung dari wisatawan mancanegara karena dikenal sebagai objek wisata yang kotor, banyak sampah. Pemerintah daerah setempat diminta untuk menciptakan suasana yang bersih, dan nyaman bagi wisatawan asing.

"Walau demikian, wisatawan asing tetap saja datang ke Puncak, terutama Timur Tengah. Tetapi kami (Kompepar) tidak ingin diam, kami ingin buktikan Puncak bisa bersih dan nyaman," kata pria yang akrab disapa Bowie ini.

Bowie menjelaskan, Kompepar mengemban tugas dari Dinas Pariwisata untuk mensosialisasikan program nasional Sapta Pesona yakni tempat wisata yang aman, tertib, bersih, indah, sejuk, ramah dan kenangan.

Tugas lainnya adalah melatih masyarakat di sekitar objek wisata agar mengerti tentang pariwisata dan dapat memanfaatkannya semaksimal mungkin untuk meningkatkan kesejahteraannya.

"Kompepar beranggotakan lebih dari 350 orang, terdiri dari forum komunikasi pariwisata Puncak yang tersebar di tempat-tempat wisata," katanya.

Menurutnya, sampah terbanyak di kawasan Puncak diproduksi oleh sampah rumah tangga, berasal dari restoran, hotel, rumah tangga, industri dan juga sampah liar yang dihasilkan pengguna kendaraan yang berwisata di Puncak.

Untuk sampah rumah tangga, lanjutnya, seperti dari permukiman penduduk, hotel dan restoran secara rutin diangkut oleh petugas kebersihan dari UPT Kebersihan Kabupaten Bogor. Tetapi sampah yang diproduksi oleh warung pinggir jalan dan pengendara yang terjebak macet, belum terakomodasi dengan baik.

"Kendaraan pengangkut sampah belum optimal mengangkut seluruh sampah yang ada di Puncak, apalagi saat macet, terutama Sabtu dan Minggu, kadang tidak ada pengangkutan," katanya.

Bowie mengatakan, Kompepar terus mengedukasi masyarakat maupun pengunjung kawasan Puncak untuk mau terlibat menjaga kebersihan dengan memasang spanduk yang berisi ajakan tidak membuang sampah sembarangan, di pinggir jalan maupun di tempat wisata lainnya.

"Kami juga mengedukasi anak-anak sekolah untuk bergerak membersihkan lingkungan, mengajari mereka membuang sampah pada tempatnya. Membersihkan sungai dari tumpukan sampah," katanya.

Menurut Bowie, sampah adalah persoalan serius yang harus ditangani bersama, tidak hanya pemerintah, tetapi juga melibatkan masyarakat, komunitas serta swasta agar mau sama-sama bergerak menjaga lingkungan agar tetap bersih dan indah.

"Kalau sungai terus dikotori dengan sampah, kita tinggal menunggu waktu saja, longsor sering terjadi, dan tidak menutup kemungkinan hulu sungai telah rusak, banjir bandang bisa terjadi sewaktu-waktu," katanya.

Pewarta: Laily Rahmawati

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016