Purwakarta (Antara Megapolitan) - Mantan pegawai PLN Jawa Barat Dadang Heryadi beralih profesi menjadi "penjinak" orang gila dengan mendirikan Panti Rehabilitasi Sosial Orang Kelainan Jiwa di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, yang dikelola secara pribadi.

"Ini (merehabilitasi orang kelainan jiwa) awalnya panggilan hati saja. Sebelumnya saya hanya pegawai PLN," katanya saat ditemui di komplek Yayasan Mentari Hati Panti Rehabilitasi Sosial Orang Kelainan Jiwa Kota Tasikmalaya, Kamis.

Ia mengaku tidak memiliki keahlian khusus dalam melakukan rehabilitasi orang yang mengalami gangguan jiwa. Itu dilakukan hanya untuk melaksanakan panggilan hati.

Dadang bersama sejumlah temannya berhasil mendirikan Yayasan Mentari Hati di lahan bekas Terminal Cilembang, Kelurahan Linggajaya, Kecamatan Mangkbumi, Kota Tasikmalaya.

Sejumlah kios yang berada di atas lahan bekas terminal tersebut kini disulap menjadi kamar bagi orang yang mengalami gangguan jiwa. Saat ini ada lebih dari 200 orang yang mengalami gangguan jiwa di panti rehabilitasi tersebut.

Pada awalnya, dia membawa satu-persatu orang yang mengalami gangguan jiwa ke panti rehabilitasi yang dikelolanya. Tapi seiring perjalanan waktu, kini banyak pula orang mengalami gangguan jiwa titipan dari pemerintah kabupaten/kota.

"Sekarang pemkab/kota dari berbagai daerah banyak yang menitipkan ke panti rehabilitasi ini. Dari 216 penghuni panti ini, sekitar 20 persen di antaranya titipan dari Bandung, Sukabumi, dan lain-lain," kata Dadang yang merupakan pendiri sekaligus Ketua Yayasan Mentari Hati.

Tapi dia memastikan tidak menerima titipan orang yang mengalami kelainan jiwa dari keluarga. Sebab tujuan keberadaan yayasan itu ialah untuk merehabilitasi orang gila yang hidup sebatang kara dan ditemukan di jalan.

Dadang mengaku sengaja berhenti dari pegawai PLN karena merasa terpanggil hatinya untuk mengurus orang yang mengalami gangguan jiwa.

"Sebelumnya, beberapa waktu lalu saya sedang makan di sebuah rumah makan yang bersih. Tapi di depan rumah makan itu, saya melihat ada orang yang makan setelah mengais tempat sampah. Dia makan nasi di tempat sampah yang bercampur belatung," kata dia.

Selanjutnya, Dadang mengaku terus teringat kejadian tersebut. Sehingga dia berinisiatif untuk berhenti dari pekerjaannya dan memilih bekerja sosial.

"Atas izin keluarga dan istri, akhirnya saya memilih untuk merehabilitasi orang yang mengalami gangguan jiwa. Sekarang saya dikenal pawang orang gila," katanya.

Sementara itu, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari di Yayasan Mentari Hati Panti Rehabilitasi Orang Kelainan Jiwa itu, dirinya hanya mengandalkan donatur.

Saat ini hanya ada dua donatur tetap. Ditambah dengan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi yang kini bersedia menyumbang Rp25 juta per bulan sehingga menjadi tiga donatur tetap.

"Hingga kini belum ada bantuan dari pemerintah kabupaten. Jadi mengandalkan donatur itu," kata dia yang telah mengelola panti rehabilitasi orang kelainan jiwa sejak tahun 2012.

Pewarta: M. Ali Khumaini

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016