Citeureup, Bogor (Antara Megapolitan) - PT Indocement Tunggal Prakarsa (Tbk) akan terus membina para petani guna mengembangkan usaha ekonomis produktif, di antaranya budidaya Jamur Tiram dan Jamur Merang, sehingga ke depan bisa terbentuk semacam `Kampung Kamur` di desa-desa binaan.

Direktur SDM dan CSR PT Indocement Kuky Permana, didampingi Humasnya Rizky Dinihari di Citeureup, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat, Rabu menginformasikan, rencana pengembangan `Kampung Jamur` itu setelah pihaknya cukup berhasil melakukan pembinaan petani budidaya jamur serupa di daerah Palimanan Cirebon, Jawa Barat.

"Kami akan terus membina petani, antara lain melakukan budidaya jamur sehingga nantinya akan terwujud semacam Kampung Jamur di daerah Cireureup, Bogor, Jawa Barat," katanya.

Sebelumnya, General Manajer (GM) yang membidangi CRS PT Indocement di kawasan pabrik Semen Tiga Roda di Palimanan Cirebon Jawa Barat, Anita Kusuma Wardhani menjelaskan, budidaya jamur di desa binaan di sana cukup berhasil dalam ikut menambah pendapatan warga, dan memproduksi makanan berprotein bagi masyarakat.

Karena itu, katanya lebih lanjut, pembinaan akan terus dilanjutkan, dengan skala yang lebih luas agar lebih memberikan manfaat bagi masyarakat di sekitar lokasi parbik.

Jamur merang atau jamur tiram dan sejenisnya yang di pasaran harganya cukup baik, yakni sekiar Rp10.000 sampai dengan 15.000/Kg itu bisa dijadikan aneka makanan (kuliner) yang menarik, kandungan protein tinggi, dan bisa menggantikan telur dan daging, baik untuk dikonsumi oleh masyarakat sekitar, atau wisatawan.

"Jamur di sini bisa diolah dengan berbagai macam, antara lain sate jamur, gulai jamur, jamur crispy, dan ada juga tongseng jamur," kata Anita.

Gerakan Tani Mandiri

Baik Kuky Permana maupun Ryzky Dinihari menyebutkan, pembinaan kepada para petani budidaya jamur tiram dan jamur merang itu antara lain memanfaatkan lahan-lahan budidaya bekas (eks) tambang pabrik semen, atau lahan reklamasi.

Kuky menjelaskan lebih lanjut, pembinaan petani budidaya tanaman, perikanan (ikan) hias, dan akan dilanjutkan dengan budidaya jamur itu dilakukan oleh pisak perusahaan melalui dana CSR (Tanggungjawab Sosial Perusahaan).

Para petani binaan itu antara lain bergabung dalam wadah kelembagaan berupa Gerakan Tani Mandiri (GTM), yang antara lain terletak di Desa Leuwi Karet, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat.

Saat ini, katanya pula, lokasi penanaman budidaya tanaman sudah memiliki luas lahan sekitar 18,6 hektare (ha), yang dikelola oleh masyarakat dari Kampung Guha Gajah dan Kampung Guha Slangin, Desa Leuwi Karet.

Kuky juga menjelaskan lagi bahwa para petani binaan itu diarahkan untuk menjadi petani yang bisa memelihara dengan baik lokasi kebun garapan maupun lahan eks tambang.

"Petani mandiri melakukan aktivitas penanaman tanaman holtikultura sebagai mata pencaharian utama," ujarnya.

Dia juga menambahkan bahwa sudah banyak perubahan antara masyakat sekitar antara sebelum membentuk GTM dengan sesudahnya, di antaranya adalah sebelumnya para petani belum memiliki kelembagaan, terjadi penambangan fosfat ilegal di area Quarry D.

Kemudian petani masih mengalami kesulitan dalam hal permodalan, bantuan sarana dan prasarana pertanian dari dinas yang terbatas, serta belum terbentuk koperasi simpan pinjam.

Berita terkait: Indocement Siap Bantu Olah Sampah Bogor

Sementara dalam kaitan pembinaan dan kemitraan itu, peranan PT Indocement antara lain adalah memberikan bantuan pertama berupa 1.000 bibit pohon dalam acara penanaman pohon di Quarry D.

Kemudian memberikan 2.000 tanaman buah dan tamanan keras yang bertujuan agar petani dapat melakukan perputaran ekonomi dari bantuan tersebut.

Hal penting lainnya adalah pihak perusahaan melakukan pelatihan penanaman, cara pembuatan pupuk kompos, dan penyemaian.

GTM juga memberikan pemahaman kepada para petani agar mengoptimalkan penanaman pohon keras sebagai bentuk kerja sama antara perusahaan dengan masyarakat dalam rangka reklamasi lahan bekas tambang itu.(Ant).

Pewarta: M Tohamaksun

Editor : M. Tohamaksun


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016