Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, berkomitmen meningkatkan mutu pendidikan madrasah melalui peningkatan sarana prasarana, kapasitas guru, penggunaan aplikasi berbasis digital, hingga kompetensi lulusan.

Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Bekasi Asnawi meyakini intervensi terhadap program ini mampu meningkatkan kepercayaan orang tua saat memutuskan memilih pendidikan anak di madrasah.

"Masyarakat silakan memilih pendidikan untuk anak-anaknya, tetapi tentu (madrasah) punya kelebihan. Di madrasah itu, selain mendapat ilmu umum, juga mendapat ilmu agama. Itu yang paling penting," katanya di Cikarang, Jumat.

Baca juga: Kemenag Bekasi siap fasilitasi percepatan sertifikasi tanah wakaf

Dia mengatakan dari segi sarana prasarana, pihaknya telah mendorong agar madrasah memiliki sarana yang memadai serta representatif dalam menunjang siswa belajar.

Kualitas tenaga pengajar madrasah juga akan terus ditingkatkan dengan mengikutsertakan mereka dalam kegiatan pendidikan dan pelatihan atau diklat, peningkatan kapasitas, hingga pengembangan kompetensi di lingkungan komunitas guru.

"Supaya siswa itu betah dan nyaman dalam belajar. Kemudian mutu guru. Harus kuliah lagi sesuai dengan mata ajar yang dilaksanakan, kemudian diklat ini sekarang disiapkan cukup banyak oleh pemerintah baik tatap muka maupun daring," katanya.

Tidak kalah penting saat ini lingkungan pendidikan madrasah harus melek teknologi informasi. Upaya tersebut sudah mulai direalisasikan, salah satunya melalui peluncuran MTS At Taqwa 03 Babelan sebagai madrasah berbasis digital.

Baca juga: Kemenag Bekasi terbitkan kartu nikah

"Semua yang berkaitan dengan proses pembelajaran maupun administratif itu sudah menggunakan digital. Di ruang kelas ada TV, pemanfaatan laptop, maupun telepon genggam," ucapnya.

Menurut dia, masyarakat Kabupaten Bekasi kini telah menunjukkan tingkat kepercayaan tinggi terhadap sekolah madrasah, terlihat dari peningkatan peserta anak didik setiap tahun.

"Di MAN 1 Bekasi itu contohnya sudah dari kemarin selesai PPDB, sampai kelebihan pendaftar. Kemudian di MAN 2 juga demikian, kemarin yang masih berjalan di MTSN 2 dan MTSN 4," ucapnya.

Pihaknya memastikan madrasah mengutamakan pendaftar dari masyarakat sekitar, meski tidak ada regulasi terkait sistem zonasi saat penerimaan siswa baru. Selain itu juga tidak ada biaya kecuali atas kesepakatan bersama wali murid terkait kebutuhan individu siswa.

Baca juga: Bekasi resmi memiliki gedung Pusat Layanan Haji dan Umrah Terpadu

"Seperti seragam, silakan disepakati antara wali murid dengan komite melalui musyawarah. Jadi kalau kita (Kemenag) tidak ada mau masuk ke sini harus keluar biaya sekian, kecuali swasta," katanya.

Asnawi juga menargetkan siswa-siswi lulusan madrasah mampu melanjutkan kuliah ke kampus negeri di Indonesia setelah melewati proses pembelajaran interaktif di madrasah.

"Saya memakai variabel dan indikator keluarannya sejauh mana mereka (siswa-siswi) saat melanjutkan ke jenjang kuliah, diterima di perguruan tinggi negeri. Target saya memang agak besar, sekitar 10 persen siswa-siswi, dengan ragam jalur masuk perguruan tinggi," kata dia.

Pewarta: Pradita Kurniawan Syah

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023