Purwakarta (Antara Megapolitan) - Tim Pemerintah Kabupaten Purwakarta, Jabar berhasil menjemput Rukoyah, salah seorang warga Purwakarta yang menjadi pengikut Dimas Kanjeng Taat Pribadi di Probolinggo, Jawa Timur.

"Tim dari Pemkab Purwakarta yang terdiri atas kepala desa dan camat setempat sudah menjemput Rukoyah yang sebelumnya memilih bertahan di Padepokan Dimas Kanjeng," kata Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, di Purwakarta, Rabu.

Ia menyayangkan peristiwa yang dialami salah seorang warganya yang menjadi pengikut Dimas Kanjeng. Hal tersebut terjadi akibat perubahan pola pikir masyarakat yang ingin segalanya serba instan, menggunakan cara mistis.

"Bangsa ini bisa bangkrut jika pola pikir mistis dan klenik terus berkembang. Ingin cepat kaya, pakai jalan instan, imajinasinya jadi macam-macam. Seperti ingin banyak uang, tapi enggan berusaha, justru memilih cara instan," ucapnya.

Sementara itu, Rukoyah yang menjadi pengikut Dimas Kanjeng mengaku hanya mengikuti pengajian biasa berupa istighatsah dan wirid-wirid tertentu yang menurutnya tidak aneh dan sudah biasa dia lakukan.

Atas hal tersebut Rukoyah yang merupakan warga Desa Sukadama, Kecamatan Wanayasa, Purwakarta itu tidak menerima jika dirinya disebut sebagai korban Dimas Kanjeng.

"Saya ini bukan korban. Masa sih ada korban pengajian. Kenapa saya tidak pulang ke Purwakarta? Mungkin karena saya pulang ke Yogyakarta, saya punya rumah juga di sana (Yogyakarta)," ujanya.

Kasus penggandaan uang yang selama ini marak diberitakan juga sempat disanggah Rukoyah.

Perempuan yang memiliki empat anak ini menyatakan sama sekali tidak ada praktik penggandaan uang di Padepokan Dimas Kanjeng.

Ia mengaku hanya melihat proses penangkapan melalui tayangan televisi, padahal saat peristiwa itu terjadi dirinya berada di barak-barak yang dibangun di sekitar padepokan.

"Saya sudah enam bulan tinggal di sana. Tidak ada yang aneh. Bahkan saya nonton soal penangkapan itu melalui tayangan televisi, padahal ketika itu saya di lokasi," kata dia.

Meski demikian, Rukoyah mengaku pernah melihat tumpukan uang di Padepokan Dimas Kanjeng. Terdapat sekitar 43 karung berisi uang berikut peti-peti besar yang semuanya penuh dengan uang.


Pewarta: M.Ali Khumaini

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016