Pemerintah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat melakukan normalisasi pada saluran irigasi sekunder sebagai upaya antisipasi menghadapi kekeringan areal persawahan produktif yang mengandalkan sumber air dari aliran tersebut.
"Normalisasi dilakukan di saluran irigasi sekunder sepanjang Cikarang Utara hingga Sukatani untuk memenuhi kebutuhan air petani di wilayah Karangbahagia dan sekitar," kata Sekretaris Daerah Kabupaten Bekasi Dedy Supriyadi di Cikarang, Rabu.
Dia mengatakan pekerjaan normalisasi itu dilakukan usai pemerintah daerah memitigasi areal persawahan terancam kekeringan khususnya di wilayah utara agar terhindar dari ancaman puso.
Baca juga: Pemkab Bekasi mitigasi areal sawah antisipasi dampak kekeringan
Selain melakukan normalisasi saluran irigasi sekunder, pemerintah daerah juga mengerahkan dua unit pompa penyedot air keliling untuk membantu petani yang lahannya tidak dilintasi saluran tersebut.
"Jadi upaya penanganan antisipasi kekeringan lahan sawah ini bukan karena viral melainkan sudah berjalan sejak dua atau tiga minggu lalu dan sampai kini masih berproses, hanya saja ada tahapan termasuk mitigasi kemarin," katanya.
Menurut dia kekeringan lahan pertanian di wilayah utara terjadi karena pasokan air saluran irigasi sekunder tersendat akibat sedimentasi lumpur maupun sampah.
Baca juga: Pemkab Bekasi lakukan pemetaan wilayah antisipasi kekeringan
Pemerintah Kabupaten Bekasi tidak bisa meminta bantuan penuh kepada Perum Jasa Tirta (PJT) II untuk menambah debit air karena dikhawatirkan berdampak ke kawasan permukiman penduduk.
"Saat ini PJT II baru bisa mengaliri 50 persen karena karena kalau air dibuka 100 persen pasti banjir hingga pemukiman warga. Makanya kita mendorong agar dari pintu air Cilemah Abang hingga lahan pertanian warga di Karangbahagia ini aliran air lancar. Tidak ada sendimentasi ataupun sampah," ucapnya.
Sementara itu, Camat Karangbahagia Karnadi mengatakan normalisasi saluran irigasi sekunder ini membantu para petani di enam desa wilayahnya yang terdampak kekeringan.
Desa-desa tersebut antara lain Sukaraya, Karangrahayu, Karangsetia, Karanganyar, Karangsentosa, dan Karangbahagia. "Karena lahan pertanian di enam desa ini mengandalkan saluran irigasi sekunder Sukatani," katanya.
Baca juga: 800 hektare lahan pertanian padi di Bekasi terancam kekeringan
Sedangkan untuk lahan pertanian di Desa Karangmukti dan Karangsatu akan dibantu dengan penyedot air keliling dengan cara memasukkan air saluran irigasi ke dalam embung lalu disedot dengan pompa.
"Pompa sudah disiapkan oleh Dinas Sumber Daya Air, Bina Marga, dan Bina Konstruksi Kabupaten Bekasi," ucapnya.
Pihaknya menyampaikan ucapan terima kasih atas respon cepat yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Bekasi untuk mengatasi kekeringan lahan pertanian di wilayahnya.
"Karena petani ini tentu gelisah, tidak tenang, tetapi alhamdulillah pemerintah daerah bersama PJT dan semua pihak terkait terus berupaya," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023
"Normalisasi dilakukan di saluran irigasi sekunder sepanjang Cikarang Utara hingga Sukatani untuk memenuhi kebutuhan air petani di wilayah Karangbahagia dan sekitar," kata Sekretaris Daerah Kabupaten Bekasi Dedy Supriyadi di Cikarang, Rabu.
Dia mengatakan pekerjaan normalisasi itu dilakukan usai pemerintah daerah memitigasi areal persawahan terancam kekeringan khususnya di wilayah utara agar terhindar dari ancaman puso.
Baca juga: Pemkab Bekasi mitigasi areal sawah antisipasi dampak kekeringan
Selain melakukan normalisasi saluran irigasi sekunder, pemerintah daerah juga mengerahkan dua unit pompa penyedot air keliling untuk membantu petani yang lahannya tidak dilintasi saluran tersebut.
"Jadi upaya penanganan antisipasi kekeringan lahan sawah ini bukan karena viral melainkan sudah berjalan sejak dua atau tiga minggu lalu dan sampai kini masih berproses, hanya saja ada tahapan termasuk mitigasi kemarin," katanya.
Menurut dia kekeringan lahan pertanian di wilayah utara terjadi karena pasokan air saluran irigasi sekunder tersendat akibat sedimentasi lumpur maupun sampah.
Baca juga: Pemkab Bekasi lakukan pemetaan wilayah antisipasi kekeringan
Pemerintah Kabupaten Bekasi tidak bisa meminta bantuan penuh kepada Perum Jasa Tirta (PJT) II untuk menambah debit air karena dikhawatirkan berdampak ke kawasan permukiman penduduk.
"Saat ini PJT II baru bisa mengaliri 50 persen karena karena kalau air dibuka 100 persen pasti banjir hingga pemukiman warga. Makanya kita mendorong agar dari pintu air Cilemah Abang hingga lahan pertanian warga di Karangbahagia ini aliran air lancar. Tidak ada sendimentasi ataupun sampah," ucapnya.
Sementara itu, Camat Karangbahagia Karnadi mengatakan normalisasi saluran irigasi sekunder ini membantu para petani di enam desa wilayahnya yang terdampak kekeringan.
Desa-desa tersebut antara lain Sukaraya, Karangrahayu, Karangsetia, Karanganyar, Karangsentosa, dan Karangbahagia. "Karena lahan pertanian di enam desa ini mengandalkan saluran irigasi sekunder Sukatani," katanya.
Baca juga: 800 hektare lahan pertanian padi di Bekasi terancam kekeringan
Sedangkan untuk lahan pertanian di Desa Karangmukti dan Karangsatu akan dibantu dengan penyedot air keliling dengan cara memasukkan air saluran irigasi ke dalam embung lalu disedot dengan pompa.
"Pompa sudah disiapkan oleh Dinas Sumber Daya Air, Bina Marga, dan Bina Konstruksi Kabupaten Bekasi," ucapnya.
Pihaknya menyampaikan ucapan terima kasih atas respon cepat yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Bekasi untuk mengatasi kekeringan lahan pertanian di wilayahnya.
"Karena petani ini tentu gelisah, tidak tenang, tetapi alhamdulillah pemerintah daerah bersama PJT dan semua pihak terkait terus berupaya," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023