Jakarta (Antara Megapolitan) - Menpora Imam Nahrawi menyerukan agar generasi muda yang ikut dalam misi "Kapal Pemuda Nusantara" mengarungi lautan dalam rangka "Sail Selat Karimata" memelopori gerakan dan kampanye menjaga lingkungan laut.
"Ajak para nelayan dan pemangku kepentingan di lautan dan pesisir untuk membersihkan lingkungan di sekitarnya, yang juga menjadi sumber penghidupan dari laut," katanya di gedung Pusat Pemberdayaan Pemuda dan Olahraga Nasional (PP-PON) Cibubur, Jakarta Timur, Rabu.
Ketika memberikan pembekalan kepada 102 pemuda dan pemudi dari seluruh Indonesia, kecuali wakil Provinsi Papua Barat yang tidak mengirimkan wakil, ia menegaskan bahwa kekayaan dan kedahsyatan potensi maritim di Indonesia, termasuk wisata bahari membutuhkan keunggulan, seperti kebersihan lingkungan.
Dari berbagai pengalamannya membandingkan wisata bahari negara lain dengan di Indonesia, unsur kebersihan lingkungan di Nusantara menjadi masalah yang masih membutuhkan perbaikan.
"Jadi, selama misi dalam `Kapal Pemuda Nusantara` (KPN) ini, generasi muda saat singgah di berbagai tempat bisa melihat sendiri, sudah sejauh mana kebersihan di lokasi wisata bahari di Tanah Air," katanya.
Ia memberi contoh, di negara tetangga, baik di kawasan Asia Tenggara atau luar kawasan, yang diperhatikan wisatawan adalah sejauh mana tingkat kebersihan tempat-tempat publik, termasuk sarana seperti toilet.
"Nah, jika sarana itu bersih maka kesan positif dan baik akan muncul, itu yang membuat wisata mereka unggul," katanya.
Untuk itu, Menpora berharap dalam perjalanan misi menuju lokasi "Sail Selat Karimata" di Kabupaten Kayong Utara, Provinsi Kalimantan Barat, peserta mampu memetakan berbagai keunggulan bahari melalui program KPN yang akan menyinggahi berbagai daerah.
"Usahakan catat dan rekam pengalaman selama perjalanan, baik saat berangkat hingga nanti pulang kembali," kata Imam Nahrawi.
Sementara itu, Asisten Deputi Peningkatan Kapasitas Pemuda pada Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda Kemenpora Alman Hudri sebagai penanggung jawab KPN 2016 melaporkan program itu sudah berlangsung selama 12 kali sejak 2004.
Pada KPN 2016, kata dia, ada yang berbeda, yakni peserta tidak memakai kapal TNI-AL, namun menggunakan kapal penumpang umum milik PT Pelni, yakni KM Lawit.
Peserta mengikuti kegiatan sejak 4 Oktober hingga kembali pada 20 Oktober mendatang.
Ia menjelaskan dasar kegiatan KPN dalam "Sail Selat Karimata" adalah Keputusan Presiden Nomor SKEP/1/Menko/Maritim/2016.
KPN, katanya, juga menitikberatkan revolusi mental peningkatan kapasitas pemuda, yang diwujudkan dalam bentuk kerja sama, sinergi, sosialisasi, interaksi, dialog, berdiskusi saling bertukar pengalaman dan membahas isu-isu regional, nasional dan internasional yang sedang berkembang.
Selain itu, juga mempelajari budaya yang berbeda, potensi sumber daya alam, peluang bisnis selama perjalanan maupun dalam kerangka Bhineka Tunggal Ika, yang menjunjung tinggi HAM, yang termuat dalam pembukaan UUD 1945.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016
"Ajak para nelayan dan pemangku kepentingan di lautan dan pesisir untuk membersihkan lingkungan di sekitarnya, yang juga menjadi sumber penghidupan dari laut," katanya di gedung Pusat Pemberdayaan Pemuda dan Olahraga Nasional (PP-PON) Cibubur, Jakarta Timur, Rabu.
Ketika memberikan pembekalan kepada 102 pemuda dan pemudi dari seluruh Indonesia, kecuali wakil Provinsi Papua Barat yang tidak mengirimkan wakil, ia menegaskan bahwa kekayaan dan kedahsyatan potensi maritim di Indonesia, termasuk wisata bahari membutuhkan keunggulan, seperti kebersihan lingkungan.
Dari berbagai pengalamannya membandingkan wisata bahari negara lain dengan di Indonesia, unsur kebersihan lingkungan di Nusantara menjadi masalah yang masih membutuhkan perbaikan.
"Jadi, selama misi dalam `Kapal Pemuda Nusantara` (KPN) ini, generasi muda saat singgah di berbagai tempat bisa melihat sendiri, sudah sejauh mana kebersihan di lokasi wisata bahari di Tanah Air," katanya.
Ia memberi contoh, di negara tetangga, baik di kawasan Asia Tenggara atau luar kawasan, yang diperhatikan wisatawan adalah sejauh mana tingkat kebersihan tempat-tempat publik, termasuk sarana seperti toilet.
"Nah, jika sarana itu bersih maka kesan positif dan baik akan muncul, itu yang membuat wisata mereka unggul," katanya.
Untuk itu, Menpora berharap dalam perjalanan misi menuju lokasi "Sail Selat Karimata" di Kabupaten Kayong Utara, Provinsi Kalimantan Barat, peserta mampu memetakan berbagai keunggulan bahari melalui program KPN yang akan menyinggahi berbagai daerah.
"Usahakan catat dan rekam pengalaman selama perjalanan, baik saat berangkat hingga nanti pulang kembali," kata Imam Nahrawi.
Sementara itu, Asisten Deputi Peningkatan Kapasitas Pemuda pada Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda Kemenpora Alman Hudri sebagai penanggung jawab KPN 2016 melaporkan program itu sudah berlangsung selama 12 kali sejak 2004.
Pada KPN 2016, kata dia, ada yang berbeda, yakni peserta tidak memakai kapal TNI-AL, namun menggunakan kapal penumpang umum milik PT Pelni, yakni KM Lawit.
Peserta mengikuti kegiatan sejak 4 Oktober hingga kembali pada 20 Oktober mendatang.
Ia menjelaskan dasar kegiatan KPN dalam "Sail Selat Karimata" adalah Keputusan Presiden Nomor SKEP/1/Menko/Maritim/2016.
KPN, katanya, juga menitikberatkan revolusi mental peningkatan kapasitas pemuda, yang diwujudkan dalam bentuk kerja sama, sinergi, sosialisasi, interaksi, dialog, berdiskusi saling bertukar pengalaman dan membahas isu-isu regional, nasional dan internasional yang sedang berkembang.
Selain itu, juga mempelajari budaya yang berbeda, potensi sumber daya alam, peluang bisnis selama perjalanan maupun dalam kerangka Bhineka Tunggal Ika, yang menjunjung tinggi HAM, yang termuat dalam pembukaan UUD 1945.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016