Harga emas berjangka menguat di akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), memperpanjang keuntungan untuk hari ketiga berturut-turut di tengah penurunan imbal hasil obligasi pemerintah AS, karena pasar menunggu isyarat lebih lanjut tentang kenaikan plafon utang AS.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi Comex New York Exchange, terkerek 5 dolar AS atau 0,25 persen menjadi ditutup pada 1.982,10 dolar AS per ounce, setelah menyentuh level tertinggi sesi di 1.993,10 dolar AS dan terendah di 1.971,80 dolar AS.

Emas berjangka terangkat 14,00 dolar AS atau 0,71 persen menjadi 1.977,10 dolar AS pada hari Selasa (30/5) setelah terdongkrak 60 sen atau 0,03 persen menjadi 1.944,30 dolar AS pada hari Jumat (26/5), dan terpuruk 20,90 dolar AS atau 1,06 persen menjadi 1.943,70 dolar AS pada hari Kamis (25/5).

Bursa Comex ditutup pada hari Senin (29/5) untuk libur Memorial Day. Emas membukukan penurunan bulanan sebesar 1,8 persen pada bulan Mei.

Banyak data ekonomi AS akan dirilis minggu ini, dengan data penggajian non-pertanian (NFP) pada bulan Mei yang akan dirilis pada hari Jumat (2/6), sebagian besar akan menjadi faktor dalam rencana Federal Reserve untuk kenaikan suku bunga lebih lanjut.

Dolar mundur dari tertinggi 10 minggu di tengah aksi ambil untung dan antisipasi data. Akan tetapi, prospek The Fed yang makin hawkish membuat greenback relatif didukung, sementara prospek aset non-imbal hasil seperti emas menjadi suram.

Namun, emas mungkin melihat peningkatan permintaan safe haven jika terjadi gagal bayar AS, yang kemungkinan akan memicu resesi. Anggota parlemen AS akan memberikan suara minggu ini untuk meloloskan RUU bipartisan buat menaikkan plafon utang dan mencegah krisis ekonomi.

Pewarta: Apep Suhendar

Editor : Feru Lantara


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023