Bekasi (Antara Megapolitan) - Tim Puslabfor Mabes Polri memulai penyelidikan kebakaran yang melanda gedung tiga lantai Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Bekasi, Selasa (26/9) lewat informasi denah bangunan.
"Sebelum kepolisian bergerak menyelidiki, mereka sudah berkoordinasi dengan saya untuk meminta denah bangunan," kata Kepala BPPT Kota Bekasi Amit Riyadi di Bekasi, Jumat.
Selain meminta dokumen denah bangunan, kata dia, Tim Puslabfor juga meminta maket gedung yang menyimpan informasi terkait dengan jaringan kabel serta sarana dan prasarana bangunan.
Pantauan di lokasi melaporkan bahwa sebanyak empat petugas Puslabfor Mabes Polri berseragam biru tua memasuki gedung yang terbakar di Jalan Ir. H. Djuanda, Bekasi Timur, sekitar pukul 13.00 WIB.
Beberapa di antaranya menelusuri satu per satu ruangan yang terbakar dengan mengacu pada dokumen denah yang mereka bawa.
Sejumlah instalasi kelistrikan di ruang arsip diperiksa untuk kali pertama, menyusul dugaan api berasal dari ruangan di lantai dasar gedung BPPT.
Tim juga dibagi menyisiri lantai dua dan tiga gedung layanan perizinan tersebut menuju ruang server dan back office yang melayani pembuatan perizinan.
Agenda penyelidikan itu sempat tertunda beberapa jam dari rencana semula yang diagendakan berlangsung pukul 09.00 WIB.
"Kedatang Puslabfor ini memang kami yang mengundang agar tidak muncul perdebatan di tengah masyarakat terkait dengan penyebabnya," kata Amit.
Ia menyebutkan sejumlah pegawainya juga telah menjalani pemeriksaan sebagai saksi mata kejadian kepada tim kepolisian.
"Kami selalu kooperatif kepada polisi untuk mengungkap kejadian yang sebenarnya," ujarnya.
Amit mengaku belum mengetahui sampai kapan penyelidikan itu berlangsung.
"Bisa saja kalau bukti masih kurang, penyelidikan dilanjutkan di kemudian hari," katanya.
Selama penyelidikan, ruang yang terbakar bersifat steril dari aktivitas pegawai maupun masyarakat.
"Layanan sampai sekarang masih berjalan. Tidak ada kendala dari kegiatan penyelidikan ini," katanya.
Hingga berita ini dibuat, Puslabfor Mabes Polri masih melakukan penyisiran ruangan yang terbakar.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016
"Sebelum kepolisian bergerak menyelidiki, mereka sudah berkoordinasi dengan saya untuk meminta denah bangunan," kata Kepala BPPT Kota Bekasi Amit Riyadi di Bekasi, Jumat.
Selain meminta dokumen denah bangunan, kata dia, Tim Puslabfor juga meminta maket gedung yang menyimpan informasi terkait dengan jaringan kabel serta sarana dan prasarana bangunan.
Pantauan di lokasi melaporkan bahwa sebanyak empat petugas Puslabfor Mabes Polri berseragam biru tua memasuki gedung yang terbakar di Jalan Ir. H. Djuanda, Bekasi Timur, sekitar pukul 13.00 WIB.
Beberapa di antaranya menelusuri satu per satu ruangan yang terbakar dengan mengacu pada dokumen denah yang mereka bawa.
Sejumlah instalasi kelistrikan di ruang arsip diperiksa untuk kali pertama, menyusul dugaan api berasal dari ruangan di lantai dasar gedung BPPT.
Tim juga dibagi menyisiri lantai dua dan tiga gedung layanan perizinan tersebut menuju ruang server dan back office yang melayani pembuatan perizinan.
Agenda penyelidikan itu sempat tertunda beberapa jam dari rencana semula yang diagendakan berlangsung pukul 09.00 WIB.
"Kedatang Puslabfor ini memang kami yang mengundang agar tidak muncul perdebatan di tengah masyarakat terkait dengan penyebabnya," kata Amit.
Ia menyebutkan sejumlah pegawainya juga telah menjalani pemeriksaan sebagai saksi mata kejadian kepada tim kepolisian.
"Kami selalu kooperatif kepada polisi untuk mengungkap kejadian yang sebenarnya," ujarnya.
Amit mengaku belum mengetahui sampai kapan penyelidikan itu berlangsung.
"Bisa saja kalau bukti masih kurang, penyelidikan dilanjutkan di kemudian hari," katanya.
Selama penyelidikan, ruang yang terbakar bersifat steril dari aktivitas pegawai maupun masyarakat.
"Layanan sampai sekarang masih berjalan. Tidak ada kendala dari kegiatan penyelidikan ini," katanya.
Hingga berita ini dibuat, Puslabfor Mabes Polri masih melakukan penyisiran ruangan yang terbakar.
Editor : Naryo
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016