Kementerian Sosial memberikan penghargaan kepada 52 orang peneliti dari Institut Pertanian Bogor (IPB) University yang telah membantu masyarakat daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) untuk mendapatkan akses bantuan sosial berupa berbagai kebutuhan peningkatan ekonomi.

Menteri Sosial Tri Rismaharini seusai memberikan penghargaan di gedung Rektorat IPB Dramaga, Bogot, Jawa Barat, Rabu, mengatakan konsentrasi Kementerian Sosial untuk mengatasi kemiskinan terbantu dengan teknologi dari hasil inovasi peneliti IPB selama ini.

"Jadi saya bekerja sama, saat saya menjadi menteri, karena saya harus menangani orang miskin. Mereka tidak akan keluar (dari) kemiskinannya kalau hanya menerima bantuan, karena itu kami coba mencapai apa yang mereka bisa gunakan untuk menambah pendapatan mereka," ungkap Mensos Risma.

Baca juga: Mensos salurkan bantuan Presiden ke keluarga korban meninggal akibat hujan badai di Bengkulu

Menurut Risma, untuk menambah keterampilan masyarakat di daerah-daerah 3T itu, Kemensos menggandeng IPB untuk memberikan pendampingan agar bisa memberdayakan masyarakat.

Sebagai apresiasi kepada para peneliti yang telah membantu Kemensos dengan inovasinya, penghargaan diberikan kepada 52 orang peneliti bidang pertanian, peternakan, teknologi pertanian, pendidikan, pengembangan UMKM untuk pahlawan ekonomi nasional.

"Tidak hanya pendampingan, tapi juga dengan inovasi-inovasi IPB. Misal di daerah ini cocoknya tanam apa, kami berikan. Di daerah sini cocoknya tanam apa, diberikan inovasinya," jelas Risma.
 

Baca juga: Mensos Risma sambangi dan beri dukungan pemulihan anak korban rudapaksa di Blitar

Risma mencontohkan, daerah terluar Kabupaten Sarmi, Provinsi Papua, yang tidak pernah bercocok tanam padi dan jagung. Dengan metode dan inovasi IPB akhirnya bisa bercocok tanam padi dan jagung.

"Teknologi dan inovasi IPB ini sangat membantu kami di lapangan untuk mengentaskan kemiskinan," katanya.

Dikatakannya, Kemensos bersama IPB membuat kompor untuk masyarakat di pedalaman hutan Aceh Timur dengan memanfaatkan limbah kelapa sawit. Dengan begitu, masyarakat di sana saat ini sudah bisa meningkatkan daya ekonominya.

"Jika ingin meningkatkan kesejahteraan mereka, kita harus meningkatkan income mereka dan mengurangi pengeluarannya. Kita juga mengajarkan mereka bagaimana mengelola pertanian tepat guna," jelas Risma.

Baca juga: IPB dan Kedubes Prancis siapkan simulasi atasi karhutla

Rektor IPB Arif Satria menambahkan pemberdayaan masyarakat di daerah 3T melibatkan para dosen, mahasiswa, alumni, juga kampus-kampus lokal di daerah terdekat.

"Jadi kami bersama-sama Kemensos mensupport dalam berbagai program kemiskinan dan ke depan kami akan melibatkan perguruan-perguruan tinggi lokal," paparnya.

Perguruan IPB, lanjut Satria, telah berperan di 4.200 desa di Indonesia atau 5,7 persen desa di Indonesia sudah disentuh oleh IPB.

"Semoga dengan Kemensos, IPB lebih bisa menyentuh desa-desa yang tertinggal dengan ilmu dan inovasi," ujar Arif.

Pewarta: Linna Susanti

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023