Pemerintah Kota Bogor merancang masa depan tata transportasi di daerahnya yang memudahkan aktivitas masyarakat ke Jakarta diawali dengan terwujudnya kerja sama PT Transportasi Jakarta dengan Perumda Trans Pakuan.
Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto saat dikonfirmasi dari Kota Bogor, Senin, mengatakan bahwa dengan terhubungnya Trans Pakuan dengan Transjakarta akan mengurangi kendaraan yang masuk Jakarta dan lalu lintas di dalam Kota Bogor pun menjadi lebih tertata.
"Kami di Bogor juga sudah berusaha membiasakan masyarakat menggunakan bus dibanding kendaraan pribadi dan angkot. Semua berproses," katanya.
Bima Arya menyampaikan, bus Biskita Trans Pakuan dihadirkan dengan layanan yang baik dan nyaman untuk penumpang sehingga diharapkan dapat mengalihkan masyarakat dari kendaraan pribadi ke angkutan umum tersebut.
Kesepakatan kerja sama antara PT Transportasi Jakarta dengan Perumda Trans Pakuan telah dilakukan di Balai Kota Bogor, Kamis (11/5).
Nota kesepakatan ini terkait kerja sama peningkatan kapasitas manajemen Perumda Transportasi Pakuan Kota Bogor dalam integrasi layanan dan penyelenggaraan angkutan umum massal 'Trans Pakuan'.
Bima menerangkan, kesepakatan kerja sama ini bagian dari strategi utama Kota Bogor untuk mengurai persoalan kemacetan.
Pasalnya, selama sepuluh tahun ini ada empat kebijakan yang dilakukan untuk mengurangi kemacetan. Pertama yakni kebijakan re-distribusi fungsi yakni mengatur wilayah pelayanan agar tidak terkonsentrasi di pusat kota. Diantaranya dengan memindahkan Balai Kota ke Katulampa.
Kedua, pembangunan infrastruktur atau akses jalan dengan membangun jalan R3, jalan R2, jalan BIRR, jalan BORR, exit toll, termasuk pelebaran jembatan Otista yang saat ini sedang dikerjakan.
"Kebijakan ketiga yakni konversi atau memindahkan kebiasaan warga dari memakai kendaraan pribadi ke transportasi publik yang nyaman. Dilakukan dengan cara konversi angkot ke bus dan hadirnya Biskita," sebutnya.
Selanjutnya, kata Bima, kebijakan keempat yang juga sangat penting yakni integrasi. Penduduk Kota Bogor ada 1 juta dan Kabupaten Bogor ada 5 juta. Jadi tidak bisa ditampik terdapat faktor mobilitas orang yang padat di sekitar Jabodetabek, mengingat setiap hari saja ada 800 ribu orang Bogor yang ke Jakarta dan di akhir pekan ada 400 ribu orang Jakarta yang datang ke Kota Bogor.
"Kalau tidak saling terintegrasi Bogor bisa 'selesai'. Makanya setiap tahun selalu mengajukan proposal ke Jakarta terkait isu banjir dan transportasi namun belum ada yang disetujui," katanya.
Wali Kota Bogor mengatakan pernah mengajukan permintaan bantuan pengadaan bus dan Terminal Bubulak jadi TOD. Kalau terminal Bubulak nyaman disertai dengan Trans Jakarta yang langsung tembus sampai ke Terminal Bubulak, maka akan jauh mengurangi kendaraan masuk ke Jakarta.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023
Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto saat dikonfirmasi dari Kota Bogor, Senin, mengatakan bahwa dengan terhubungnya Trans Pakuan dengan Transjakarta akan mengurangi kendaraan yang masuk Jakarta dan lalu lintas di dalam Kota Bogor pun menjadi lebih tertata.
"Kami di Bogor juga sudah berusaha membiasakan masyarakat menggunakan bus dibanding kendaraan pribadi dan angkot. Semua berproses," katanya.
Bima Arya menyampaikan, bus Biskita Trans Pakuan dihadirkan dengan layanan yang baik dan nyaman untuk penumpang sehingga diharapkan dapat mengalihkan masyarakat dari kendaraan pribadi ke angkutan umum tersebut.
Kesepakatan kerja sama antara PT Transportasi Jakarta dengan Perumda Trans Pakuan telah dilakukan di Balai Kota Bogor, Kamis (11/5).
Nota kesepakatan ini terkait kerja sama peningkatan kapasitas manajemen Perumda Transportasi Pakuan Kota Bogor dalam integrasi layanan dan penyelenggaraan angkutan umum massal 'Trans Pakuan'.
Bima menerangkan, kesepakatan kerja sama ini bagian dari strategi utama Kota Bogor untuk mengurai persoalan kemacetan.
Pasalnya, selama sepuluh tahun ini ada empat kebijakan yang dilakukan untuk mengurangi kemacetan. Pertama yakni kebijakan re-distribusi fungsi yakni mengatur wilayah pelayanan agar tidak terkonsentrasi di pusat kota. Diantaranya dengan memindahkan Balai Kota ke Katulampa.
Kedua, pembangunan infrastruktur atau akses jalan dengan membangun jalan R3, jalan R2, jalan BIRR, jalan BORR, exit toll, termasuk pelebaran jembatan Otista yang saat ini sedang dikerjakan.
"Kebijakan ketiga yakni konversi atau memindahkan kebiasaan warga dari memakai kendaraan pribadi ke transportasi publik yang nyaman. Dilakukan dengan cara konversi angkot ke bus dan hadirnya Biskita," sebutnya.
Selanjutnya, kata Bima, kebijakan keempat yang juga sangat penting yakni integrasi. Penduduk Kota Bogor ada 1 juta dan Kabupaten Bogor ada 5 juta. Jadi tidak bisa ditampik terdapat faktor mobilitas orang yang padat di sekitar Jabodetabek, mengingat setiap hari saja ada 800 ribu orang Bogor yang ke Jakarta dan di akhir pekan ada 400 ribu orang Jakarta yang datang ke Kota Bogor.
"Kalau tidak saling terintegrasi Bogor bisa 'selesai'. Makanya setiap tahun selalu mengajukan proposal ke Jakarta terkait isu banjir dan transportasi namun belum ada yang disetujui," katanya.
Wali Kota Bogor mengatakan pernah mengajukan permintaan bantuan pengadaan bus dan Terminal Bubulak jadi TOD. Kalau terminal Bubulak nyaman disertai dengan Trans Jakarta yang langsung tembus sampai ke Terminal Bubulak, maka akan jauh mengurangi kendaraan masuk ke Jakarta.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023