Bogor (Antara Megapolitan) - Enam perusahaan di sejumlah negara ASEAN menerima penghargaan atas kontribusinya dalam pencegahan serta edukasi penyebaran dan penanggulangan HIV/AIDS.

Penghargaan diberikan dalam kegiatan The 1st ASEAN Red Ribbon for Outstanding Workplace Award (ARROW) dalam pertemuan di Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu.

"Penghargaan yang diberikan ASEAN Red Ribbon for Outstanding Workplace Award atau ARROW merupakan yang pertama pada 2016," kata Koordinator ASEAN Business Coalition on AIDS (ABCA) Ramdani Sirait.

Ia menjelaskan keenam perusahaan tersebut dinilai mampu menjalankan program penanggulangan HIV/AIDS di dunia kerja melalui langkah-langkah, pencegahan, edukasi dan penanganan. Pencegahan, pengendalian dan edukasi tentang HIV/AIDS di kalangan dunia usaha.

Keenam perusahaan tersebut masing-masing berasal dari Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, Thailand, Filiphina, dan Kamboja.

"Untuk Indonesia terpilih perusahaan nasional PT Kaltim Prima Coal," katanya.

Menurut Ramdani, perusahaan tersebut menjadi "best practice" dalam menjalankan program penanggulangan HIV/AIDS yang komprehensif di dunia kerja, mulai dari manajemen, komitmen khusus anggaran, khusus program laporan perusahaan.

"Salah satu indikatornya, jumlah orang yang diedukasi, yang menjalani tes HIV, dan jumlah orang dengan HIV yang ditangani dengan baik," katanya.

Ramdani menyebutkan HIV/AIDS menjadi persoalan serius yang harus menjadi perhatian negara-negara ASEAN. Terlebih dengan adanya MEA, jangan sampai pertukaran tenaga kerja juga menjadi pertukaran penyakit.

"Karena selama program ABCA berjalan, ditemukan pekerja yang terinveksi HIV/AIDS," katanya.

Ditemukannya pekerja yang terjangkit HIV/AIDS juga menjadi indikator penilaian bagi perusahaan yang mampu memenajemen menjauhkan stigma di dunia kerja.

"Walau pekerja itu positif, mereka tetap karyawan tetap dipekerjakan, jangan sampai ada stigma hingga menyebabkannya tidak jadi produktif," katanya.

Penghargaan ABCA juga mendorong negara-negara ASEAN lainnya yang belum menjalankan program penanggulangan HIV/AIDS di dunia kerja.

"Harapanya, dapat memotivasi negara-negara di ASEAN untuk bersama-sama kita melakukan pencegahan HIV/AIDS, menghapus stigma dan mengedukasi masyarakat," katanya.

Plt Dirjen Pembinaan, Pengawasan, Tenaga Kerja dan K3 Marulis Hasiloan, menyebutkan pertemuan ABCA menjadi sangat penting sebagai komitmen negara ASEAN dalam penanganan HIV/AIDS.

"Indonesia mendorong negara anggota ASEAN untuk mencegah HIV/AIDS, meningkatkan kesadaran lewat edukasi, sehingga penyebaran bisa dicegah, fokus penanggulangan," katanya.


Pewarta: Laily Rahmawati

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016