Citeureup, Bogor (Antara Megapolitan) - Para petani mitra kerja (binaan) PT Indocement Tunggal Prakarsa (Tbk) sedang mempersiapkan lahan garapan untuk ditanami jagung manis dengan target sudah bisa dipanen menjelang dan saat perayaan tahun baru 2017.

"Kami sudah mempersiapkan lahan untuk ditanami jagung, diharapkan bertepatan dengan pergantian tahun (dari 20216 ke 2017) atau tiga bulan ke depan sudah bisa dipanen," kata petani Kampung Tegal Panjang, Desa Lulut, Kecamatan Klapanunggal, Toni (67), di Tegal Panjang, Rabu.

Menurut Toni, lahan untuk menanam jagung, palawija, sayuran, buah-buahan dan sejenisnya cukup tersedia luas di areal kawasan reklamasi bekas lokasi tambang pabrik semen Tiga Roda tersebut.

Sudah sedikitnya enam bulan terakhir, Toni dan beberapa temannya juga sudah menanam sejumlah tanaman, seperti Pohon Cinta (Philo), pepaya, kecipir, dan beragai jenis sayuran lainya.

Dia mengharapkan untuk penanaman jagung ke depan tetap bisa dibantu oleh pihak perusahaan PT Indocement melalui program Tanggungjawab Sosial Perusahaan (CSR), baik dalam hal lahan, bibit, dan pemupukan.

Sementara itu, Supervisor CSR PT Indocement dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Hilman Herdiansyah mengatakan, ketertarikan petani setempat menamam jagung manis itu antara lain karena seperti biasa saat perayan hari-hari besar atau tahun baru harga jagung mahal dan banyak peminat.

Ia mengakui bahwa menamam jagung atau komoditas lainnya di lahan eks tambang agak tandus, karena lahannya ada yang berbatu, pasir, dan bekas galian, namun setelah diolah sedemikian rupa dan dilakukan pemupukan hasil tanamannya cukup bagus.

"Karena lahannya bekas galian, maka supaya hasilnya lebih maksimal memang harus dibantu dengan pemupukan," ujar Hilman.

Pelihara Lingkungan

Direktur SDM dan CSR PT Indocement Kuky Permana kepada Wartawan di tempat terpisah mengatakan, pihaknya terus berkomitmen yang tinggi bermitra dengan masyarakat setempat untuk memelihara kelestarian lingkungan, baik di lingkungan pabrik yang sedang beroperasi maupun di areal bekas tambang.

Kuky didampingi antara lain Sekretaris Perusahaan Pigo Pramusaksi dan Humasnya Rizky Dini Hari menjelaskan, pemilihan bekas galian untuk bahan baku semen yang direklamasi itu tidak saja melalui penghijauan dan areal budi daya pertanian, tapi juga dibangun kawasan industri.

"Tidak semua areal reklamasi itu dihijaukan, tapi ada juga yang dibangun industri, yang ternyata bisa menyerap tenaga kerja lokal lebih besar," ujarnya pula.

Selain ada areal pemulihan pasca-tambang yang dihijaukan, dan untuk lahan pertanian, PT Indocement juga membangun fasilitas air bersih, baik untuk keperluan perusahan maupun masyarakat sekitar, serta pengolahan sampah menggunakan teknologi terbaru untuk bahan energi.

"Dengan adanya fasilitas dan sarana air bersih itu masyarakat diharapkan tidak mengalami kesulitan air bersih. Dan jika terjadi musim kemarau saluran air bersih tersendat, maka pihak perusahaan juga segera membantu warga dengan mendatangkan mobil tanki air," kata Kuky lagi.

Pada kesempatan itu Kuky Permana juga membantah jika ada yang beranggapan bahwa pabrik semennya boros air bersih dan merusak lingkungan, karena air perusahaan yang ada untuk operasional pabrik sifatnya digunakan secara sirkulasi dan bisa dipakai berulang-ulang.

Baik Kuky maupun Pigo mengatakan, kehidupan perusahaan dengan masyarakat sekitar pabrik dapat berdampingan dengan baik dan saling menjaga selama sekitar 40 tahun terakhir.

Karena itu komintem untuk menjaga lingkungan hidup di sekitar perusahaan itu akan terus dilakukan, sampai lahan pemulihan pasca-tambang itu bisa menghijau kembali seperti kondisi awal.

Sebelumnya, Direktur Utama (Dirut) PT Indocemen Christian Kartawijaya mengatakan, peruasahannya saat ini memiliki 12 pabrik, sembilan di antaranya berada di komplek pabrik Citeureup, Bogor Jawa Barat, dua pabrik di Palimanan, Cirebon, dan satu pabrik lainnya di Tarjun, Kalimantan Selatan.

Total kapasitas produksi terpasang Indocement mencapai 20,5 juta ton per tahun, dengan jumlah karyawan mencapai 4.805 orang per 31 Desember 2015.

Pewarta: M Tohamaksun

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016