Yogyakarta (Antara Megapolitan) - Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta masih mengandalkan desa wisata sebagai salah satu wisata unggulan untuk meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara maupun domestik.

Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) DIY Aris Riyanta di Yogyakarta, Selasa, mengatakan hingga saat ini desa wisata memiliki daya tarik yang kuat untuk menarik kunjungan wisatawan khususnya yang berasal dari negara-negara Eropa dan Jepang.

"Suasana alam atau sekadar melihat-lihat pembuatan kerajinan secara langsung menjadi alasan wisatawan mancanegara maupun domestik memilih desa wisata sebagai destinasi pilihan," kata Aris di ruang kerjanya.

Menurut dia, hingga saat ini jumlah desa wisata yang terdaftar di lima kabupaten/kota berjumlah 122 dengan sebaran 38 desa wisata di Sleman, 14 desa wisata di Gunung Kidul, 27 di Kota Yogyakarta, 33 di Bantul, dan 10 di Kulon Progo. Tema sejumlah desa wisata yang telah berdiri tersebut terdiri atas desa wisata alam, kerajinan, serta budaya lokal.

Meski memiliki daya tarik cukup kuat, menurut dia, Dinas Pariwisata DIY tetap menggencarkan promosi destinasi itu ke luar daerah hingga mancanegara. Bahkan tahun ini Dinas Pariwisata DIY juga telah menyuarakan potensi wisata DIY termasuk desa wisata ke Berlin, Jerman.

"Konsep desa wisata cukup sederhana namun daya tariknya kuat. Seperti desa wisata di Bantul yang menyewakan sepeda ontel untuk menikmati suasana persawahan, ini juga cukup digemari banyak wisatawan Belanda," kata dia.

Pengembangan inovasi serta kreativitas untuk menunjang ragam destinasi serta acara wisata, menurut dia, tidak perlu meniru daerah lain, melainkan mengacu pada potensi alam serta budaya yang dimiliki Yogyakarta.

Wujud inovasi itu, menurut dia, seperti dicontohkan dalam pembentukan desa wisata Pentingsari  di Kelurahan Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman yang mengangkat kegiatan ronda malam sebagai daya tarik wisata utama.

"Ronda memang kegiatan biasa namun dikemas menjadi sesuatu yang menarik bagi wisatawan. Karena seperti kita ketahui kegiatan ronda malam sudah mulai jarang dilakukan di perkotaan," kata dia.

Kendati demikian, menurut dia, destinasi wisata sejarah yang selama ini telah menjadi ikon Yogyakarta, seperti Candi Prambanan, Kota Gede, Keraton Yogyakarta, dan Taman Sari, tetap menjadi destinasi pilihan wisatawan.

Sejumlah destinasi wisata buatan juga tidak kalah penting mendukung peningkatan kunjungan wisata ke Yogyakarta. Destinasi wisata buatan yang dikembangkan sektor swasta, seperti Jogja Bay, Kids Fun, Gembira Loka Zoo, menurut dia, cukup signifikan menambah tingkat kunjungan wisata di DIY.

"Jadi, pihak swasta yang berinvestasi di sektor pariwisata di DIY juga tidak kalah membantu meningkatkan kunjungan," kata dia.

Aris menargetkan kunjungan wisata di DIY selama 2016 dapat meningkat 10-15 persen dibanding 2015.

Jumlah kunjungan wisatawan nusantara selama 2015 mencapai 3.813.720 orang atau melebihi target yang ditetapkan mencapai 3.581.860 orang. Sementara wisatawan mancanegara mencapai 272.162 orang, atau melebihi target 258.636 orang.  (Ant).
    

Pewarta: Luqman Hakim

Editor : M. Tohamaksun


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016