Bogor (Antara Megapolitan) - Hari Raya Idul Adha 1437 Hijriah/2016 hendaknya menjadi momentum bagi umat Islam untuk rela berkorban dan berjuang keras meningkatkan ketakwaan untuk kehidupan yang lebih baik.
Demikian isi khutbah Idul Adha yang disampaikan khotib, KH Bahrul Khulum pada pelaksanaan Shalat Id yang dihadir Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto dan jajarannya di Masjid Raya Bogor, Jl Pajajaran, Senin.
"Ibadah kurban, pahala Idul Adha harus menjadi inspirasi motivasi untuk berkorban meniti masa depan, hari esok yang lebih baik," katanya.
Ia mengatakan, Idul Adha sebagai penyemarak syair Islam. Di saat bersamaan jutaan umat Islam tengah menyempurnakan ibadah haji dengan melakukan wukuf di Arafah.
"Seluruh jamaah tenggelam dalam rasa persaudaraan, tidak ada yang membedakan, strata maupun status ekonominya, semua sama dalam balutan kain Irham," katanya.
Wukuf Arafah merupakan visualisasi dari hari dimana umat manusia berkumpul di Padang Ma`syar menunggu hisab. Tidak ada yang membeda-bedakan, semua sama. Karena Islam tidak membedakan status sosial tetapi ketakwaannya pada Allah SWT.
"Prinsip kesamaan diajarkan Islam, merupakan sendi utama mewujudkan masyarakat yang harmonis. Islam tidak mengenal perbedaan berdasarkan ras, maupun sosial," katanya.
Perbedaan status sosial, lanjutnya, sebagai syarat untuk bekerjasama dan gotong royong, mencapai ketakwaan, membangun masyarakat harmonis.
"Takwa adalah satu-satunya bekal untuk menghadapi Allah. Inshaa Allah akan mendapatkan status sosial yang tidak ada taranya," katanya.
Tahapan pelaksanaan haji yang tengah dijalankan oleh umat muslim mengandung banyak pelajaran yang masih relevan bagi umat Islam saat ini untuk belajar dari ujian hidup.
Seperti Siti Hajar yang harus berlari di antara dua bukit Safa dan Marwa hanya untuk mencari setetes air untuk anaknya Nabi Ismail yang tengah kehausan di padang tandus.
"Apa yang dilakukan Hajar manja di isyarat kepada kita untuk bekerja keras tanpa menyerah, diiringi optimisme bahwa Allah akan mengabulkan doa kita," katanya.
Demikian halnya dengan pelaksanaan kurban yang dilaksanakan umat Islam saat ini, adalah pembelajaran dari kita Nabi Ibrahim yang mendapat perintah Allah SWT untuk menyembelih anak yang setelah bertahun-tahun dinantikan demi ketakwaannya pada Tuhannya.
Dan bakti seorang anak, dengan ketegasan dan ketaatannya pada sang ayah, yang rela lehernya disembelih demi perintah Allah, dan hanya mengharapkan ridhoNya. Tetapi, atas izin Allah yang tidak menginginkan ujian berakhir dengan hal yang tidak mengenakkan, Ismail yang siap dikurbankan diganti dengan seekor domba.
"Kini banyak yang sedang berkurban, semoga kurban tersebut tidak menjadi sia-sia, jika tidak dilakukan semata-mata karena Allah. Atau, malang bagi mereka yang berkecukupan materi tetapi tidak melaksanakan kurban, yang akan mendapat laknat dari Allah," katanya.
Dengan berkurban, lanjut Khotib, tidak akan memiskinkan seseorang, karena jika dihitung harga kurban dengan nikmat serta rezeki yang diperoleh selama satu tahun tidaklah sebanding. Justru dengan berkurban, karena Allah, maka Allah akan menggantikan apa yang telah kita berikan.
"Cita-cita membangun Islam yang madani, membutuhkan pengorbanan untuk mencapai predikat dan derajat ketakwaan, butuh pengorbanan dan perjuangan," katanya.
Khotib, menambahkan, Idul Adha juga menjadi momentum bagi Kota Bogor untuk mewujudkan impiannya sebagai kota indah, bersih, dan transparan serta beriman dan bertakwa. Semuanya dapat diwujudkan dengan perjuangan keras, dan pengorbanan untuk melayani masyarakat.
"Mari bertekad untuk berjuang hidup lebih baik, moral dan material, mendekatkan diri pada Allah, wujudkan umat Islam yang bertakwa. Bogor perlu pemimpin yang Sholeh, tidak hanya statusnya Islam, tetapi keberpihakan pada nila-nilai Islam, mewujudkan pelayanan optimal bagi masyarakat," katanya.
Shalat Idul Adha Kota Bogor dipusatkan di Masjid Raya Bogor, dihadiri Wali Kota Bima Arya Sugiarto, Sekretaris Daerah, Ade Sarip Hidayat, dan pimpinan Kota Bogor.
Bima Arya shalat berjamaah bersama ratusan warga Kota Bogor yang telah memadati masjid sejak pagi. Shalat dimulai pukul 06.30 WIB dipimpinnya oleh Imam dari DKM Masjid Raya Ustad Amin Hidayat.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016
Demikian isi khutbah Idul Adha yang disampaikan khotib, KH Bahrul Khulum pada pelaksanaan Shalat Id yang dihadir Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto dan jajarannya di Masjid Raya Bogor, Jl Pajajaran, Senin.
"Ibadah kurban, pahala Idul Adha harus menjadi inspirasi motivasi untuk berkorban meniti masa depan, hari esok yang lebih baik," katanya.
Ia mengatakan, Idul Adha sebagai penyemarak syair Islam. Di saat bersamaan jutaan umat Islam tengah menyempurnakan ibadah haji dengan melakukan wukuf di Arafah.
"Seluruh jamaah tenggelam dalam rasa persaudaraan, tidak ada yang membedakan, strata maupun status ekonominya, semua sama dalam balutan kain Irham," katanya.
Wukuf Arafah merupakan visualisasi dari hari dimana umat manusia berkumpul di Padang Ma`syar menunggu hisab. Tidak ada yang membeda-bedakan, semua sama. Karena Islam tidak membedakan status sosial tetapi ketakwaannya pada Allah SWT.
"Prinsip kesamaan diajarkan Islam, merupakan sendi utama mewujudkan masyarakat yang harmonis. Islam tidak mengenal perbedaan berdasarkan ras, maupun sosial," katanya.
Perbedaan status sosial, lanjutnya, sebagai syarat untuk bekerjasama dan gotong royong, mencapai ketakwaan, membangun masyarakat harmonis.
"Takwa adalah satu-satunya bekal untuk menghadapi Allah. Inshaa Allah akan mendapatkan status sosial yang tidak ada taranya," katanya.
Tahapan pelaksanaan haji yang tengah dijalankan oleh umat muslim mengandung banyak pelajaran yang masih relevan bagi umat Islam saat ini untuk belajar dari ujian hidup.
Seperti Siti Hajar yang harus berlari di antara dua bukit Safa dan Marwa hanya untuk mencari setetes air untuk anaknya Nabi Ismail yang tengah kehausan di padang tandus.
"Apa yang dilakukan Hajar manja di isyarat kepada kita untuk bekerja keras tanpa menyerah, diiringi optimisme bahwa Allah akan mengabulkan doa kita," katanya.
Demikian halnya dengan pelaksanaan kurban yang dilaksanakan umat Islam saat ini, adalah pembelajaran dari kita Nabi Ibrahim yang mendapat perintah Allah SWT untuk menyembelih anak yang setelah bertahun-tahun dinantikan demi ketakwaannya pada Tuhannya.
Dan bakti seorang anak, dengan ketegasan dan ketaatannya pada sang ayah, yang rela lehernya disembelih demi perintah Allah, dan hanya mengharapkan ridhoNya. Tetapi, atas izin Allah yang tidak menginginkan ujian berakhir dengan hal yang tidak mengenakkan, Ismail yang siap dikurbankan diganti dengan seekor domba.
"Kini banyak yang sedang berkurban, semoga kurban tersebut tidak menjadi sia-sia, jika tidak dilakukan semata-mata karena Allah. Atau, malang bagi mereka yang berkecukupan materi tetapi tidak melaksanakan kurban, yang akan mendapat laknat dari Allah," katanya.
Dengan berkurban, lanjut Khotib, tidak akan memiskinkan seseorang, karena jika dihitung harga kurban dengan nikmat serta rezeki yang diperoleh selama satu tahun tidaklah sebanding. Justru dengan berkurban, karena Allah, maka Allah akan menggantikan apa yang telah kita berikan.
"Cita-cita membangun Islam yang madani, membutuhkan pengorbanan untuk mencapai predikat dan derajat ketakwaan, butuh pengorbanan dan perjuangan," katanya.
Khotib, menambahkan, Idul Adha juga menjadi momentum bagi Kota Bogor untuk mewujudkan impiannya sebagai kota indah, bersih, dan transparan serta beriman dan bertakwa. Semuanya dapat diwujudkan dengan perjuangan keras, dan pengorbanan untuk melayani masyarakat.
"Mari bertekad untuk berjuang hidup lebih baik, moral dan material, mendekatkan diri pada Allah, wujudkan umat Islam yang bertakwa. Bogor perlu pemimpin yang Sholeh, tidak hanya statusnya Islam, tetapi keberpihakan pada nila-nilai Islam, mewujudkan pelayanan optimal bagi masyarakat," katanya.
Shalat Idul Adha Kota Bogor dipusatkan di Masjid Raya Bogor, dihadiri Wali Kota Bima Arya Sugiarto, Sekretaris Daerah, Ade Sarip Hidayat, dan pimpinan Kota Bogor.
Bima Arya shalat berjamaah bersama ratusan warga Kota Bogor yang telah memadati masjid sejak pagi. Shalat dimulai pukul 06.30 WIB dipimpinnya oleh Imam dari DKM Masjid Raya Ustad Amin Hidayat.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016